DEMOCRAZY.ID - Kejaksaan Agung menahan Menteri Perdagangan 2015-2016, Thomas Trikasih Lembong, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait kebijakan impor gula yang disebut merugikan negara sampai Rp400 miliar.
Kabar ini mengejutkan publik hingga memunculkan tuduhan adanya politisasi kasus, apalagi bila mengingat rekam jejak Tom Lembong yang sebelumnya berada di kubu Joko Widodo tetapi berbalik menjadi co-captain tim pemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2024-2029.
Selama masih satu barisan dengan Jokowi, Tom memang diketahui pernah memegang beberapa jabatan strategis.
Misalnya kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sampai Penasihat bidang Ekonomi semasa Jokowi masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Tak hanya itu, Tom ternyata juga bertanggung jawab menjadi mentor bisnis untuk anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Bahkan kala itu Tom terhitung dekat dengan keluarga Jokowi karena sering bertandang ke Kota Solo.
“Memang betul waktu saya masih menjadi Penasihat Ekonomi Pak Gubernur Jokowi, masih Gubernur DKI, saya memang lumayan sering main ke Solo. Beberapa kali nongkrong bareng dengan Mas Gibran,” ujar Tom, seperti dikutip dari kanal YouTube METRO TV, Jumat (1/11/2024).
Namun yang cukup mencuri perhatian adalah penjabaran Tom akan sosok Gibran yang kala itu belum terjun ke dunia politik.
Putra sulung Jokowi itu memang baru mengikuti jejak ayahnya menjadi politisi setelah Jokowi memasuki periode kedua jabatan sebagai presiden, tepatnya pada tahun 2021 ketika menjadi Wali Kota Solo.
“Waktu itu beliau sangat humble sekali, sangat rendah hati. Karena saya juga lagi lihat-lihat apakah ada yang menarik di Solo, untuk dijadikan investasi, beberapa kali saya disopiri.
Jadi beliau yang nyetir, saya di kursi sebelah, passenger seat (kursi penumpang), dan akan keliling untuk melihat lahan yang menarik,” jelas Tom.
Kala itu Kota Solo memang cukup menjanjikan karena ada jalan tol baru yang akan dibuka.
Namun pernyataan Tom soal sifat Gibran, yakni rendah hati, ternyata cukup menggelitik rasa penasaran Sujiwo Tejo.
Rupanya sang budayawan juga mempertanyakan alasan Tom menekankan kata “waktu itu” seolah-olah kini Gibran sudah tidak lagi rendah hati.
“Tadi (bilangnya) ‘Waktu itu Mas Gibran humble’, jadi kesimpulannya?” tanya Sujiwo Tejo.
“Karena saya sudah lama tidak berinteraksi dengan beliau, jadi saya tidak tahu beliau sekarang seperti apa,” jawab Tom.
[VIDEO]
Sumber: Suara