DEMOCRAZY.ID - Layanan pengaduan “Lapor Mas Wapres" yang dibuka Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka tak hanya membetot perhatian di dalam negeri. Media asing pun turut menyoroti.
Salah satu media terkemuka di Asia yang berbasis di Singapura, Channel News Asia, menyoroti layanan “Lapor Mas Wapres" yang dianggap kontroversi.
Dalam pemberitaannya, Channel News Asia menyinggung publik di Indonesia yang mempertanyakan apa manfaat layanan tersebut yang sekaligus dinilai sebagai sesuatu yang tak lazim yang dilakukan oleh seorang wakil presiden.
Selain dianggap aneh, media asing yang memiliki jaringan luas di berbagai negara dan benua itu juga menyoroti banyaknya masyarakat Indonesia yang skeptis terhadap layanan Gibran tersebut.
Meski layanan tersebut juga mendapat dukungan dari sebagian publik dan politisi, Channel News Asia menekankan banyak warga Indonesia yang mempertanyakan relevansinya dengan peran wakil presiden yang baru saja dilantik pada 20 Oktober lalu itu.
Sebelumnya, Senin (11/11/2024), Gibran resmi membuka posko dan kanal aduan “Lapor Mas Wapres” untuk masyarakat yang beroperasi pada Senin - Jumat pukul 08.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB.
Warga dapat mengadu kepada Wakil Presiden secara langsung ke posko yang berlokasi di Gedung Sekretariat Wakil Presiden, Kompleks Istana Wapres, Jalan Kebon Sirih Nomor 14, Jakarta Pusat.
Di luar itu, warga juga dapat mengirimkan pesan melalui WhatsApp dengan nomor 081117042207.
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menegaskan, sistem pelaporan tersebut harus menghadirkan solusi yang konkret atas setiap permasalahan yang diadukan masyarakat.
"Jangan cuma menerima aduan masyarakat Jakarta dan sekitarnya, dan satu lagi harus bisa menindaklanjuti seluruh aduan masyarakat Indonesia," ujar Hendri Satrio dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Sedangkan Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio malah menyarankan Gibran membatalkan layanan pengaduan tersebut karena dinilai bukan sebagai inovasi, melainkan kemunduran.
Menurut Agus, layanan pengaduan yang dilakukan di tingkat Wapres merupakan sesuatu yang tidak perlu diadakan, lantaran ada potensi tumpang tindih tupoksi dengan lembaga dan kementerian lain hingga proses birokrasi yang panjang.
Selain itu, proses transparansi kerap sulit dilakukan dalam proses layanan pengaduan.
“Bisa tumpang tindih, terus apakah ada laporan ke publik, berapa yang masuk, berapa yang bermasalah, berapa yang selesai, kalau nggak selesai gimana? Itu mesti dijelasin ke publik. Kalau dipegang Setwapres nanti rangkaiannya panjang. Laporan mesti ke siapa? Memang bisa panggil menteri?” ujar Agus di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Layanan 'Lapor Mas Wapres' Gibran Bermasalah? Netizen Kesal, WhatsApp Hanya Centang Satu!
Baru beberapa hari sejak diluncurkan, program layanan pengaduan masyarakat 'Lapor Mas Wapres' yang diinisiasi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming sudah menuai kritik tajam dari netizen.
Meski bertujuan untuk membuka akses langsung bagi masyarakat agar bisa menyampaikan keluhan atau masukan kepada pemerintah, realitanya program 'Lapor Mas Wapres' tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan.
Melalui akun Instagram pribadinya, Gibran Rakabuming memperkenalkan program 'Lapor Mas Wapres' ini sebagai wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan, baik secara online melalui WhatsApp maupun offline dengan datang langsung ke Istana Wakil Presiden di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Layanan ini diumumkan akan mulai beroperasi pada Senin, 11 November 2024, dengan jam kerja pukul 08.00 hingga 14.00 WIB setiap hari kerja.
“Mulai besok, saya akan membuka pengaduan dari masyarakat Indonesia secara terbuka untuk umum,” tulis Gibran dalam unggahannya.
Ia juga membagikan nomor WhatsApp khusus, 081117042207, sebagai saluran pengaduan yang bisa diakses masyarakat. Namun, ternyata implementasi layanan ini tidak semulus rencana.
Tidak sampai seminggu sejak diluncurkan, berbagai keluhan dari netizen mulai bermunculan.
Menurut pantauan pada Senin (11/11), banyak pengguna yang mencoba mengirimkan pesan ke nomor WhatsApp yang disediakan, namun hanya mendapat tanda centang satu, yang artinya pesan mereka tidak terkirim atau belum diterima.
Seorang pengguna X dengan akun @tomafrian mengeluh, “Udah 3 jam nih cuma centang satu. Niat nggak sih?”
Sementara itu, pengguna lainnya, @rriskand, menyindir, “Nomor WhatsApp-nya belum aktif, Mas @gibran_tweet, masih centang satu.”
Sindiran tajam lainnya datang dari @fadil_ainur yang menyebut, “Udah niat ngelapor eh centang satu. Lagi ganti shift ya, min?”
Unggahan-unggahan ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa frustrasi karena pengaduan mereka tidak mendapat respons.
Sementara layanan WhatsApp mengalami kendala, layanan pengaduan secara offline di Istana Wakil Presiden tampaknya sudah berjalan meski belum terlalu ramai.
Berdasarkan laporan dari akun X @Mdy_Asmara1701 di hari pertama layanan dibuka, beberapa warga terlihat datang langsung ke pos pengaduan di Istana.
“Pos pengaduan di Istana Wakil Presiden terpantau ada beberapa warga yang datang melapor,” ungkap Maudy dalam unggahannya.
Udah 3 jam nih cuma centang satu. Niat gak sih ? 😛 pic.twitter.com/KSGmpV2huX
— T. Afrian P. Sanjaya (@tomAfrian) November 11, 2024
Sumber: Inilah