Hasil Evaluasi: Trem CRRC Sifang 'Gagal Berfungsi' Secara Otonom di IKN
Setelah menjalani uji coba atau Proof of Concept (PoC), Trem Otonom Terpadu (TOT) atau Autonomus Rail Transit (ART) buatan CRRC Qingdao Sifang dinilai tak bisa beroperasi secara otonom.
Kegiatan penilaian PoC ini didukung oleh tim evaluasi independen yang terdiri dari para pakar transportasi dan teknologi sistem kendali otonom tiga perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan praktisi profesional di Indonesia.
Penilaian PoC berlangsung sejak 12 September 2024 hingga 22 Oktober 2024 di area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan dua rute pengujian yang mencakup area di sekitar Kemenko 1–4, serta Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat dan Timur.
Evaluasi tim ahli penilai PoC ini fokus pada skenario pengujian seperti pengereman darurat, kemampuan otonom, dan performa baterai untuk memastikan teknologi TOT siap diimplementasikan di IKN.
Rekomendasi penilaian juga termasuk perlunya penyempurnaan operasional trem secara otonom, peningkatan fitur adaptasi dan keselamatan pada situasi mixed traffic, dan pembaruan sistem komunikasi agar sejalan dengan persyaratan keamanan siber di IKN.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN) Mohammed Ali Berawi menjelaskan, ada tiga catatan penting dari hasil temuan tim penilai.
Pertama, TOT CRRC Qingdao Sifang belum bisa berfungsi secara otonom.
Pengemudi masih tetap duduk memegang kemudi (steer) dan selalu bersiap untuk mengambil alih (override) kendali otomatis ke manual.
"Hal ini memperlihatkan bahwa penyedia teknologi belum yakin penuh pada keandalan (realibilitas) sistem kendali autonomous-nya," tegas Ale dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Rabu (7/11/2024).
Catatan kedua adalah performa sistem otonom belum teruji sepenuhnya.
Tidak terdapat rencana kecepatan dan pengereman per rute jalan atau programmable route control.
Selain itu beberapa skenario perjalanan yang diminta untuk pengujian otomatisasi masih memerlukan pengaturan ulang di lapangan.
Dengan demikian, ART CRRC Qingdao Sifang ini belum terbukti memiliki sistem otonom yang adaptif terhadap berbagai kondisi yang mungkin terjadi selama operasional.
Catatan ketiga, sistem pengereman otonom pada trem ini juga belum menunjukkan kemampuan pengereman, pengurangan kecepatan ataupun pemberian peringatan secara otomatis bila dijumpai adanya penghalang atau obyek yang melintas.
Dari berbagai hasil temuan dan pengujian di lapangan, Tim Penilai PoC TOT menyimpulkan bahwa mode otonom belum berfungsi optimal karena masih harus ada intervensi manual pengemudi dalam keadaan darurat.
"Selain itu, sistem kendali otonom ART pada PoC belum menunjukkan kemampuan bidireksional (dua arah)," imbuh Ale.
Kinerja ART dalam kegiatan PoC pada kondisi lingkungan saat ini di IKN belum mencapai level Autonomous SAE Level 3 Conditional Automated Driving, seperti yang diklaim Norinco International Cooperation Ltd sebagai technology provider pada trem serupa di China.
Sebelumnya dalam berbagai kesempatan Ale menjelaskan, PoC ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai keandalan teknologi otonom TOT dengan lingkungan IKN, yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan.
Kegiatan PoC ini berjalan sesuai dengan kesepakatan antara OIKN dan Norinco International Cooperation Ltd. dengan menggunakan sarana TOT milik CRRC Qingdao Sifang.
Adapun kegiatan penilaian PoC didukung oleh tim evaluasi independen diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo bersama Prof. Dr. Eng. Benyamin Kusumoputro, dan Prof. Dr-Ing. Nandy Setiadi Djaya Putra dari Universitas Indonesia.
Kemudian Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono dari Institut Teknologi Bandung, Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit dari Universitas Gadjah Mada, dan Dr. Nasrullah Armi dari Pusat Riset Telekomunikasi Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Selanjutnya Aditya Dwi Laksana dari Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), dan Yanto Yulianto dari Institution of Railway Signal Engineers (IRSE).
Tim ini memastikan monitoring, evaluasi, dan kegiatan penilaian dilakukan secara objektif sesuai kebutuhan dan kesiapan ekosistem IKN.
Pengujian dilakukan pada jalur khusus yang bersifat mixed traffic, di mana TOT berbagi jalan dengan kendaraan lain.
Meski kondisi kawasan masih dalam pembangunan, tim penilai PoC telah selesai melaksanakan evaluasi, dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dan jalur jalan yang memungkinkan untuk dilakukan penilaian uji coba.
Ale menyatakan, rekomendasi tim penilai ini akan diberikan kepada para pihak terkait, terutama Norinco International Cooperation Ltd dan CRRC Qingdao Sifang untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan operasional terutama pada sistem otonom trem sesuai dengan nota kesepahaman yang telah diteken.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2024, maka setelah kegiatan pelaksanaan PoC akan dilanjutkan kegiatan unjuk kerja (showcase) TOT oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan November–Desember, sesuai dengan koordinasi yang dilakukan antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dan Kedeputian bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN," terang Ale.
Dua TOT
Sebagai informasi, sejatinya terdapat dua TOT yang tengah diupayakan sebagai pendukung transportasi cerdas IKN.
Selain TOT buatan CRRC Qingdao Sifang, terdapat kereta otonom lain yang merupakan produksi CRRC Zhouzhou Institute Co. Ltd.
Akan tetapi, kereta otonom buatan CRRC Zhouzhou hingga kembali diambil Norinco International Cooperation Ltd, tak kunjung menjalani uji coba.
Padahal rolling stock-nya yang tiba di Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT) di Balikpapan, Kalimantan Timur, sejak tanggal 27 Juli 2024 ini sudah terbukti keandalan kendali otonomnya karena telah beroperasi dan melayani penumpang di China.
Sementara, rolling stock buatan CRRC Qingdao Sifang masih berupa purwarupa atau prototipe dan sama sekali belum beroperasi di negaranya.
TOT CRRC Zhouzhou dirancang dengan desain eksterior yang dominasi warna putih dihias ornamen livery cokelat muda yang diadaptasi dari Pohon Hayat sebagai logo IKN. Selain itu terdapat sepasang persona yang mengenakan baju adat tradisional Dayak.
Adapun interior ART ini dirancang demikian luas, berdesain modern, dinamis dan elegan, dengan ceiling tinggi sehingga dapat mengakomodasi penumpang dengan tinggi badan lebih dari 1,8 meter.
Sementara spesifikasi teknisnya mencakup panjang 30.2 meter, lebar 2.65 meter, dengan kapasitas tampung maksimal 302 penumpang.
Trem otonom berbobot penuh 54 ton ini dapat mengaspal dengan kecepatan maksimal 80 kilometer per jam.
Selain itu, gradient maximum mencapai 10 persen, dan minimum turning radius 15 meter. Kapasitas baterai menembus 294 kW dan kebutuhan daya listrik AC380V; 50Hz.
Sumber: Kompas