CATATAN POLITIK

Lapor Mas Wapres: 'Langkah Tepat atau Sekadar Pencitraan?'

DEMOCRAZY.ID
November 13, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
Lapor Mas Wapres: 'Langkah Tepat atau Sekadar Pencitraan?'


Lapor Mas Wapres: 'Langkah Tepat atau Sekadar Pencitraan?'


Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru baru ini membuka saluran pengaduan masyarakat yang dinamakan 'Lapor Mas Wapres'. 


Layanan ini memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan keluhan, saran, atau aspirasi langsung kepada wakil presiden, baik melalui kunjungan langsung ke Istana Wapres maupun melalui platform digital seperti WhatsApp. 


Langkah ini tentu menarik perhatian publik, terutama dalam konteks 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran yang baru dimulai.


Lalu, apa makna dari langkah ini? Apakah ini merupakan pencitraan semata, ataukah sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi dalam sistem pemerintahan modern?


Menjawab Kebutuhan Masyarakat akan Keterbukaan dan Akuntabilitas


Pada dasarnya, 'Lapor Mas Wapres' lebih dari sekadar saluran pengaduan; ini adalah sebuah respons terhadap tuntutan masyarakat akan keterbukaan dan akuntabilitas dalam pemerintahan. Di era digital seperti sekarang, komunikasi dua arah antara pemerintah dan rakyat harus diperkuat. 


Masyarakat kini ingin lebih dari sekadar menjadi penerima kebijakan—mereka ingin menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan, memberikan umpan balik, dan merasa bahwa suara mereka didengar.


Masyarakat sering merasa bahwa keluhan mereka tidak pernah sampai ke telinga pengambil kebijakan, atau bahkan ketika sampai, tidak ada tindak lanjut yang jelas. 


Dengan adanya platform seperti 'Lapor Mas Wapres', pemerintah menunjukkan keseriusannya untuk menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan rakyat. 


Ini seharusnya dilihat sebagai kebutuhan, bukan pencitraan: sebuah sistem yang lebih transparan dan responsif terhadap permasalahan rakyat.


Penting untuk dicatat bahwa sistem pengaduan ini tidak hanya sekadar menerima keluhan, tetapi juga menjanjikan tanggapan yang cepat dan konkret. 


Dengan memanfaatkan teknologi, masyarakat bisa lebih mudah mengakses saluran ini, baik melalui WhatsApp yang praktis maupun dengan datang langsung. 


Ini menunjukkan bahwa pemerintah sedang berusaha menjawab tantangan zaman, di mana transparansi dan komunikasi dua arah menjadi hal yang sangat penting.


Pencitraan atau Kepedulian?


Tentunya, tidak bisa dipungkiri bahwa kebijakan seperti ini juga bisa dibaca sebagai langkah pencitraan, terutama di masa-masa awal pemerintahan. 


Gibran, sebagai sosok yang relatif muda dan dekat dengan kaum milenial, tentu perlu menunjukkan bahwa ia serius memperhatikan keluhan rakyat. 


Di mata publik, langkah seperti ini bisa memberikan kesan bahwa pemerintah hadir dan merespons cepat terhadap isu-isu yang beredar.


Namun, penting untuk membedakan antara pencitraan yang dangkal dan upaya nyata untuk membangun sistem yang lebih terbuka. 


Jika hanya berhenti pada tahap "menerima keluhan" tanpa ada tindak lanjut yang jelas, maka tentu saja kritik akan muncul bahwa ini hanya sekadar pencitraan belaka. 


Tetapi, jika 'Lapor Mas Wapres' benar-benar menjadi saluran yang efektif, di mana pengaduan atau masalah yang disampaikan benar-benar ditangani dengan serius dan cepat, maka ini bisa menjadi bukti bahwa langkah ini bukan sekadar untuk mengesankan publik.


Tantangan untuk Menjadi Lebih dari Sekadar Simbol


Bagi pemerintah, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa 'Lapor Mas Wapres' bukan hanya menjadi simbol, tetapi juga menjadi saluran yang efektif dalam menyelesaikan masalah. 


Tentu saja, dalam 100 hari pemerintahan, waktu yang terbatas membuat implementasi yang cepat dan efektif menjadi tantangan tersendiri. 


Tetapi jika respons terhadap keluhan masyarakat bisa dilakukan dengan cepat, dan jika hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat dalam waktu singkat, maka 'Lapor Mas Wapres' bisa menjadi contoh nyata dari pemerintahan yang transparan dan responsif.


Jika layanan ini bisa mengatasi masalah nyata yang dihadapi masyarakat—misalnya, keluhan tentang pelayanan publik yang buruk, kebijakan yang kurang tepat sasaran, atau masalah sosial lainnya—maka ini akan jauh melampaui sekadar pencitraan. 


Pemerintah yang mampu merespon secara konkret akan mendapatkan apresiasi dari publik dan membangun kepercayaan yang lebih besar.


Keterlibatan Rakyat dalam Pembangunan


Penting untuk diingat bahwa dunia politik dan pemerintahan saat ini tidak lagi bisa berjalan tanpa keterlibatan rakyat. 


Keterbukaan yang dihadirkan melalui 'Lapor Mas Wapres' memungkinkan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam proses pemerintahan. 


Hal ini memberikan rasa kepemilikan terhadap kebijakan yang diambil, dan dengan itu, meningkatkan partisipasi publik dalam pembangunan.


Satu hal yang bisa dipetik dari langkah ini adalah komitmen untuk melibatkan rakyat dalam proses pembuatan keputusan. 


Masyarakat yang merasa didengarkan cenderung lebih mendukung pemerintah dan merasa lebih terlibat dalam proses pembangunan negara. 


Oleh karena itu, meskipun terlihat sebagai langkah yang bertujuan untuk meningkatkan citra pemerintah, pada akhirnya hal ini bisa membawa manfaat jangka panjang dalam membangun hubungan yang lebih kuat antara pemerintah dan rakyat.


Langkah Masa Depan


Dalam konteks 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran, 'Lapor Mas Wapres' adalah langkah yang menjanjikan, tetapi tentunya harus dibuktikan dengan tindakan nyata. 


Jika pemerintah berhasil mengelola platform ini dengan baik, dan bisa menunjukkan hasil nyata dari setiap pengaduan yang ditangani, maka ini akan menjadi contoh positif dari bagaimana teknologi dan komunikasi bisa meningkatkan efektivitas pemerintahan.


Namun, jika langkah ini hanya berhenti pada "menerima keluhan" tanpa tindak lanjut yang jelas, maka kritik tentang pencitraan tentu tidak bisa dihindari. 


Pemerintah harus memastikan bahwa 'Lapor Mas Wapres' bukan hanya sekadar saluran formal, tetapi benar-benar memberikan dampak yang nyata bagi kehidupan masyarakat.


Pada akhirnya, langkah ini lebih dari sekadar pencitraan—ini adalah ujian bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menunjukkan bahwa mereka serius dalam membangun pemerintahan yang lebih terbuka, lebih responsif, dan lebih dekat dengan rakyat. 


Jika berhasil, 'Lapor Mas Wapres' bisa menjadi simbol nyata dari pemerintahan yang mendengarkan dan melayani rakyatnya dengan sepenuh hati.


Sumber: INILAH

Penulis blog