DEMOCRAZY.ID - Menko Polhukam ke-14 Mahfud MD menyinggung soal sebutan “Yang Mulia” terhadap hakim yang masih digunakan hingga saat ini. Padahal kata dia, berdasarkan Tap No. XXXI/MPRS/1966, sebutan itu sudah diganti dengan Bapak/Ibu/Saudara karena YM tak sesuai dengan kepribadian bangsa (Pancasila), berbau feodal dan kolonial. Apalagi kinerja hakim belakangan ini jadi sorotan publik membuat dia memberikan sentilan “Yang Memalukan”. “Yang Mulia atau yang memalukan? Sekarang hakim disebut ‘Yang Mulia’ (YM). Padahal melalui Tap No. XXXI/MPRS/1966 sebutan YM tidak digunakan lagi dan diganti dengan sebutan Bapak/Ibu/Sdr,” kata Mahfud dalam akun X, Kamis, (7/11/2024). “Alasannya karena sebutan YM tak sesuai dengan kepribadian bangsa (Pancasila), berbau feodal dan kolonial,” lanjutnya. Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi ke-2 ini, sebutan YM itu menjadi berlebihan. Apalagi kata dia, jika Hakim hadir resepsi nikah, masuk masjid untuk salat, bahkan pergi ke toilet saja disapa dengan, &quo
DEMOCRAZY.ID - Menko Polhukam ke-14 Mahfud MD menyinggung soal sebutan “Yang Mulia” terhadap hakim yang masih digunakan hingga saat ini. Padahal kata dia, berdasarkan Tap No. XXXI/MPRS/1966, sebutan itu sudah diganti dengan Bapak/Ibu/Saudara karena YM tak sesuai dengan kepribadian bangsa (Pancasila), berbau feodal dan kolonial. Apalagi kinerja hakim belakangan ini jadi sorotan publik membuat dia memberikan sentilan “Yang Memalukan”. “Yang Mulia atau yang memalukan? Sekarang hakim disebut ‘Yang Mulia’ (YM). Padahal melalui Tap No. XXXI/MPRS/1966 sebutan YM tidak digunakan lagi dan diganti dengan sebutan Bapak/Ibu/Sdr,” kata Mahfud dalam akun X, Kamis, (7/11/2024). “Alasannya karena sebutan YM tak sesuai dengan kepribadian bangsa (Pancasila), berbau feodal dan kolonial,” lanjutnya. Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi ke-2 ini, sebutan YM itu menjadi berlebihan. Apalagi kata dia, jika Hakim hadir resepsi nikah, masuk masjid untuk salat, bahkan pergi ke toilet saja disapa dengan, &quo