DEMOCRAZY.ID - Ada penampakan yang menarik saat Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan luar negeri perdana ke China.
Dia disambut sejumlah taipan asal Indonesia, yakni Prajogo Pangestu (Barito Pacific), Tomy Winata (Artha Graha), Boy Thohir (Adaro) dan Franky Oesman Widjaja (Sinar Mas).
Atas pemandangan ini, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan pun angkat bicara.
“Ini delegasi bisnis atau kunjungan kenegaraan. Kalau delegasi bisnis seharusnya para pengusaha didampingi oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau Menteri Perdagangan,” kata Anthony, Minggu (10/11/2024).
Anthony menjelaskan, kehadiran para konglomerat ini menunjukan baiknya hubungan Indonesia dengan China.
Namun, ia tetap menekankan kehadiran mereka pun penting didampingi oleh para menteri yang berkaitan sebab Prabowo tengah melakukan kunjungan kenegaraan.
“Sehingga mungkin sekali kebijakan perdagangan luar negeri dipengaruhi oleh kepentingan pengusaha,” ucapnya.
Terakhir, Anthony menyatakan kehadiran para konglomerat juga mempertegas posisi pemerintahan Indonesia saat ini.
Di mana, kekuasaan politik dan ekonomi di Indonesia, masih dikendalikan kelompok kecil atau individu-individu dari golongan elit atau oligarki.
“Peristiwa ini bisa menjadi konfirmasi bahwa pengaruh oligarki memang masih sangat kuat di dalam sistem politik dan pemerintah Indonesia,” tuturnya.
Dikutip dari akun instagram resmi Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie yakni @anindyabakrie, Minggu (10/11/2024), menyematkan video kehadiran Presiden Prabowo ke China yang disambut sejumlah taipan. Mereka bahkan berebut salaman dengan Presiden Prabowo.
"Menyambut kedatangan Pak Presiden @prabowo di Beijing, China. Pak Presiden tiba di RRC untuk kunjungan kenegaraan, dan memulai lawatan ke negara-negara lainnya seperti Amerika, Peru, Brazil, dan UK," kata Anindya.
Terlihat, Prabowo bersama putranya, Didit Prabowo, didampingi Hashim Djojohadikusumo (Arsari Group) yang merupakan adik kandung Prabowo Subianto, melakukan lawatan pertama ke luar negeri, sebelum lanjut ke beberapa negara lainnya.
Informasi saja, dari rekam jejak digital, sejumlah konglomerat yang ikut rombongan Prabowo itu, sejatinya pernah bersebrangan dengan Hashim.
Pada 2005, misalnya, Hashim yang berkongsi bisnis dengan Sukanto Tanoto, berebut PT Adaro Indonesia (Adaro) dengan Boy Thohir dan TP Rachmat cs. Dalam pertarungan itu, dimenangkan Boy Thohir.
Pun demikian dengan Franky Oesman Widjaja, generasi kedua pemilik Sinar Mas, bukan kawan sejati bagi Hashim.
Ketika mengalami kesulitan keuangan dalam mengelola Kiani Kertas pada 2019, Hashim tak mendapat bantuan dari Sinar Mas.
Bisa jadi, Sinar Mas yang memiliki bisnis kertas bernama Asia Pulp and Paper (APP) di Riau itu, mengganggap Kiani Kertas sebagai seteru bisnis, bukan kawan.
Kini, setelah Prabowo yang merupakan kakak dari Hashim, menjadi orang nomor satu di Indonesia, semuanya ingin merapat.
Maklumlah, mereka ingin bisnisnya lancar jaya. Sehingga bisa menumpuk cuan sebesar-besarnya.
Sumber: Inilah