'Jokowi dan Potensi Dampak Buruk Yang Terus Berlanjut'
Oleh: Damai Hari Lubis
Aktivis Mujahid 212
Meski kelak Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah tiada, dampak buruk dari berbagai kebijakan dan tindakan kontroversialnya diprediksi akan terus mempengaruhi bangsa ini.
Salah satu aspek yang patut dicermati adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang, jika diusut secara retroaktif, bisa menimbulkan konsekuensi besar terhadap keuangan negara.
Bahkan setelah Jokowi telah menjadi sebuah tengkorak, jejak keputusannya mungkin masih akan menghantui Indonesia.
Sebagai figur yang memimpin selama dua periode, Jokowi tidak lepas dari tudingan terkait pelanggaran HAM.
Beberapa kasus, seperti penanganan demonstrasi yang berujung kekerasan hingga tuduhan represifitas terhadap aktivis dan kelompok tertentu, mencatatkan namanya dalam catatan kelam sejarah HAM Indonesia.
Jika suatu saat, setelah masa kepresidenannya, tuntutan retroaktif terkait kasus-kasus tersebut diajukan, dampaknya pada stabilitas negara bisa sangat signifikan.
Aspek yang tak kalah mencolok adalah tuduhan penggunaan ijazah palsu yang beberapa kali menyeruak ke permukaan, meskipun pihak berwenang selalu membantahnya.
Namun, persepsi publik tentang kejujuran dan integritas pemimpin ini tetap saja menimbulkan skeptisisme.
Ditambah dengan kebiasaan Jokowi yang dituduh sering menyampaikan pernyataan yang berseberangan dengan fakta, menciptakan narasi kepemimpinan yang, di mata sebagian pihak, penuh kebohongan.
Dampak dari kebijakan dan tindakan Jokowi selama memimpin tidak hanya dirasakan oleh kalangan intelektual, tetapi juga oleh mereka yang minim akses terhadap pendidikan kritis.
Ratusan juta penduduk, baik yang berpikiran logis maupun yang memiliki keterbatasan dalam memahami isu-isu besar, terpengaruh oleh retorika dan kebijakan yang seharusnya mencerdaskan dan memperkuat nalar bangsa.
Kenyataannya, banyak yang merasa bahwa kebijakan-kebijakan tersebut justru berlawanan dengan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi.
Keberlanjutan dampak kebijakan Jokowi akan menjadi tantangan bagi pemerintah di masa depan.
Kegagalan mengatasi akar permasalahan seperti pelanggaran HAM dan transparansi kepemimpinan berpotensi menjadi beban berat, bahkan setelah beliau tidak lagi di dunia ini.
Oleh karena itu, evaluasi dan upaya penyelesaian secara tuntas terhadap berbagai isu yang muncul selama era kepemimpinannya menjadi sangat penting agar bangsa ini tidak terus terbebani oleh warisan kelam masa lalu. ***