DEMOCRAZY.ID - Budayawan Eros Djarot sebut eks presiden Jokowi perusak peradaban. Eros menyebut itu karena kepemimpinan Jokowi selama 10 tahun.
“Padahal peradaban bangsa itu mahal. Kalau ekonomi yang rusak, kita perbaiki. Tapi tidak dengan peradaban,” kata Eros di seminar ilmiah bertajuk “Dapatkah Gibran Dimakzulkan dan Jokowi Diadili?” Senin (26/11/2024), di Jakarta.
“Buku untuk kasus Jokowi ini dan ‘fufufafa’ tidak ada di buku politik mana pun,” imbuhnya.
Apa yang dimaksud telah dilakukan oleh Jokowi atas peradaban Indonesia, Eros mengajak rakyat untuk mengubahnya. Memperbaikinya.
“Perlawanan kita ke depan mesti berbeda. Yaitu: resah, rusuh, dan revolusi. Kita tidak perlu takut untuk melakukan revolusi. Kita harus berani. Enggak perlu berpikir nanti akan dipanggil Bareskrim untuk ini dan itu,” tegasnya.
Negara saat ini dirasakan Eros seperti bagian dari kartel. Ia pun menyinggung kenaikan PPN 12 persen tahun 2025.
Menurut Eros, jika sampai terjadi kenaikan PPN 12 persen maka dampaknya akan ke mana-mana. Dampaknya juga kata dia akan bikin rakyat tak terkendali.
Kendati begitu, ia menaruh harapan kepada Prabowo agar berlaku bijak atas hal itu, misalnya. Ia ragu bahwa Prabowo akan merealisasikannya sebab dibayangi pihak tertentu.
“Saya yakin dengan catatan yang pernah didapat, bahwa raja baru itu tidak dapat dibayang-bayangi raja lama,” pungkasnya.
Sumber: JakartaSatu