'Bola Panas Budi Arie di Pusaran Skandal Judi Online'
Bukan saja teman dekat eks Menhub Budi Karya Sumadi, sosok T ini juga disebutnya pernah menjadi timses pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yang kini berada di barisan pemenangan Pilkada Jakarta untuk pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
Eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Budi Arie Setiadi, melempar bola panas soal sosok T terkait skandal judi online (judol) yang menyeret sejumlah pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Menurut pria yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi itu, sosok T yang disebutnya sebagai tersangka adalah sekaligus pengendali bandar judol.
Sosok T juga disebut sebagai orang yang membawa atau merekomendasikan tersangka AK kepada Budi Arie untuk masuk sebagai tim Tenaga Pengawasan dan Penindakan Take Down Situs Judi Online di Kementerian Kominfo.
Sosok T diduga adalah Zulkarnaen Apriliantony atau Tony Tomang, eks komisaris BUMN PT HIN. Dugaan ini diperkuat dengan pengakuan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra soal penangkapan dan penetapan tersangka Zulkarnaen Apriliantony pada 5 November lalu.
Budi Arie membantah sosok T adalah kawan dekatnya, justru ia menyebut sosok T adalah sahabat dari mantan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Bukan saja teman dekat eks Menhub Budi Karya Sumadi, sosok T ini juga disebutnya pernah menjadi timses pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yang kini berada di barisan pemenangan Pilkada Jakarta untuk pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
"T merupakan aktivis politik yang dekat dengan Menteri Perhubungan (Budi Karya). Dia sebelumnya masuk timses resmi Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024 dan Pilkada Jakarta pasangan Pramono-Rano, dari PDI Perjuangan sebagai Ketua Bidang Konten Sosial Media," ujarnya saat dihubungi wartawan, 10 November 2024.
Budi Arie justru merasa menjadi korban, namanya diseret-seret dalam kasus belasan pegawai Komdigi bekingi judol.
"(Saya) justru menjadi korban pengkhianatan yang dilakukan (oknum) pegawai Komdigi," tuturnya menegaskan.
Namun diakui bahwa dirinya memang merekrut Adhi Kismanto (AK) atas rekomendasi T, dan melihat kemampuan AK yang mengesankan. Budi Arie menjelaskan, tenaga pengawasan dan penindakan (take down) bekerja diawasi Direktorat Pengendalian, bukan di bawah Menteri.
Belakangan, T dan AK justru bekerja di kantor satelit Bekasi untuk melindungi lebih dari 1.000 situs judi online dari take down Kominfo (kini Komdigi).
"T pun ternyata 'bermain' tanpa sepengetahuan Direktur, Dirjen Aptika apalagi Menteri. Perintah untuk menumpas judol tidak dilaksanakan, malah mereka tergoda bersekongkol dengan bandar judol," ucap dia.
Menanggapi pengakuan Budi Arie, Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno meradang karena merasa difitnah. Mereka pun melayangkan somasi terbuka ke eks Menkominfo itu, atas hoaks tersangka mafia judi online di Kementerian Komdigi berinisial 'T', bagian dari tim sukses Pramono-Rano. Pasalnya, nama tersebut tidak ada dalam susunan tim pemenangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 3 itu.
"Somasi ini terkait dengan pernyataan yang disampaikan di media massa dan publik bahwa tersangka mafia judi online Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berinisial 'T' merupakan Ketua Bidang Konten Sosial Media Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano," kata Bidang Hukum dan Advokasi Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno, Bhirawa J Arifi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, 12 November 2024.
Dia pun menyebut Budi Arie telah menyebarkan berita bohong dan informasi sesat. Ucapan itu telah merendahkan serta merusak nama baik Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno. Karena informasi sesat dan berita bohong tersebut kini telah diliput, dikutip, dan dipublikasikan oleh berbagai media massa secara luas dan terbuka.
"Kami sangat menyayangkan dan prihatin terhadap Budi Arie Setiadi yang saat ini menjadi pejabat publik, khususnya sebagai Menteri Koperasi Republik Indonesia dan dulu menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia di pemerintahan sebelumnya, dimana seharusnya memiliki integritas dan menjadi tauladan dalam memberantas berita bohong dan informasi sesat, justru saat ini turut menyebarkan fitnah, berita bohong, dan informasi sesat terhadap Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno," kata Bhirawa.
Dia pun menegaskan Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno tidak memiliki bidang dengan nama Bidang Konten Sosial Media sebagaimana disebut oleh Budi Arie. Melainkan bidang dalam tim pemenangan yang memiliki tugas dan fungsi di bidang sosial media adalah Bidang Media dan Media Sosial.
Bhirawa memastikan dalam susunan Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno tidak ada satu pun Ketua Bidang terdaftar yang memiliki nama dengan inisial T.
Minta Polisi Periksa Budi Arie
Untuk membuat kasus ini semakin benderang, banyak pihak yang meminta Kepolisian untuk segera memeriksa Budi Arie.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai polisi perlu segera memeriksa Budi Arie terkait kasus pegawai Komdigi bekingi situs judi online. Bambang berujar, keterangan Budi Arie diperlukan untuk mencari tahu bagaimana proses pengawasan saat ia memimpin Kementerian Kominfo.
"Pemeriksaan Budi Arie wajib dilakukan. Meskipun belum bisa dipastikan apakah Budi Arie terlibat atau tidak. Sebagai atasan dia harus bertanggung jawab terkait kontrol dan pengawasan jajarannya," jelas Bambang, di Jakarta, 7 November 2024.
Senada dengan Bambang, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar Soedeson Tandra mendesak kepolisian untuk memeriksa Budi Arie.
"Kita mendesak agar bahkan siapa pun harus diperiksa, termasuk menterinya (Budi Arie). Karena kan kalau kami dapat info dari media-media, kan itu orang dekatnya beliau," ujar Tandra kepada wartawan, 8 November lalu.
Pihak Istana tak Akan Halangi Pemeriksaan
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memastikan pihak Istana Kepresidenan tak menghalangi aparat penegak hukum mengusut siapa pun yang diduga terkait dengan judi online, termasuk jika itu adalah eks Menkominfo yang kini menjabat sebagai Menkop, Budi Arie Setiadi.
"Tentu kami sekali lagi seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden, tentu semangatnya yang pertama adalah perkara judi online itu adalah sesuatu yang harus segera kita selesaikan. Kalau kita berantas, beliau ingin menegakkan hukum setegak-tegaknya," kata Prasetyo kepada wartawan di kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, 14 November lalu.
"Jadi kalau berkaitan dengan masalah itu (Budi Arie) semua dikembalikan ke fakta hukum, semua dikembalikan ke aparat penegak hukum," ujar dia.
Prasetyo menambahkan, Presiden Prabowo Subianto sudah memberikan petunjuk dan arahan kepada Jaksa Agung dan Kapolri untuk menangani masalah judi online, termasuk kepada Menteri Komdigi Meutya Hafid.
Politikus Partai Gerindra itu menegaskan bahwa pemberantasan judi online telah menjadi komitmen pemerintah.
"Kan tadi sudah saya sampaikan, kalau komitmen, iya. Kalau memang betul-betul ditemukan ya enggak ada masalah, itu harus ditangani, harus ditindak setegas-tegasnya," ucap dia.
"Kalau masalah komitmen ya begitu. Tidak ragu-ragu Bapak Presiden sebelum melakukan lawatan keluar negeri berkali-kali menekankan mengenai masalah ini," jelas Prasetyo.
Sebelumnya, Budi Arie pun menegaskan bahwa dirinya tidak akan menghindar dari potensi pemeriksaan terkait kasus ini. Menurut pernyataannya, ia siap menghadapi proses hukum dan menyatakan tidak terlibat dalam praktik tersebut.
Dia pun mempersilakan polisi untuk mendalami informasi yang ingin diketahui dari dirinya selaku mantan Menkominfo.
"Tunggu saja, dalami saja, kita siap," kata Budi Arie saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, 6 November 2024.
Sementara itu, terkait pemeriksaan, hingga kini Polda Metro Jaya belum memberikan komentar terkait kapan akan dipanggilnya Budi Arie untuk dimintai keterangan terkait kasus judi online.
Sumber: INILAH