DAERAH HOT NEWS KRIMINAL PERISTIWA TRENDING

BIADAB! Daftar Lengkap 11 Orang Korban Pembantaian Oknum TNI di Kecamatan Sibiru-Biru, Ada Yang Tewas

DEMOCRAZY.ID
November 10, 2024
0 Komentar
Beranda
DAERAH
HOT NEWS
KRIMINAL
PERISTIWA
TRENDING
BIADAB! Daftar Lengkap 11 Orang Korban Pembantaian Oknum TNI di Kecamatan Sibiru-Biru, Ada Yang Tewas



DEMOCRAZY.ID - Polisi membeberkan jumlah korban tewas dan luka akibat penyerangan yang diduga dilakukan sejumlah oknum TNI Angkatan Darat dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang.


Kanit Reskrim Polsek Sibiru-biru Ipda Natan Simatupang mengatakan, korban jiwa berjumlah satu orang dan luka-luka sebanyak 10 orang.


Korban luka mulai dari ringan sampai tangannya nyaris putus akibat ditebas senjata tajam.


"Korban meninggal dunia 1 orang dan korban luka-luka 10 orang," ungkapnya.


Berikut Daftar Korban Tewas dan Luka


Korban Tewas:


1. Raden Barus 

Raden Barus, 61 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, tewas diduga akibat ditusuk menggunakan senjata tajam di punggung sebelah kirinya. Kedalaman lubang bekas tusukan sedalam 10 sentimeter.


Bagian kepalanya pecah mengeluarkan darah dan wajah lebam diduga akibat dihantam benda tumpul.


Korban luka: 


2. Dedi Susanto Tarigan 

Dedi Susanto, 40 tahun, warga Desa Tanjung Sena, Kecamatan Sibiru-biru selamat meski luka parah.


Tangan sebelah kirinya hampir putus akibat ditebas menggunakan senjata tajam.


Kemudian, muka lebam dan kakinya lecet.


3. Perdi Tarigan

Perdi Tarigan, 27 tahun , warga Dusun III Desa Selamat, Gang Sari mengalami luka di kepala diduga dihajar menggunakan pentungan dan double stick serta kaki lecet.


4. Titus bangun

Titus Bangun, 45 tahun, warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka memar di kepala diduga digebuki pakai benda tumpul.


5. Sepadan Sembiring 

Sepadan Sembiring, pemuda 19 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka di pelipis matanya akibat dihajar.


6. Oktavianis

Oktavianis, 18 tahun, warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka di belakang kuping diduga kena benda tajam.


7. Rofika Sanjaya Tarigan

Rofikar Sanjaya Tarigan, 18 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka diduga kena bacok dan benda tumpul di kepala.


Tangan kiri memar diduga dipukul menggunakan gagang pistol, punggung memar dan kening memar berdarah.


8. Rikki Bastian Kamal

Rikki Bastian Kamal, 22 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang mengalami luka bibir pecah, serta tangan memastikan sebelah kanan.


9. Jupentus sembiring

Jupentus Sembiring, 28 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang mengalami luka memar di kening, punggung diduga benda tumpul dan luka goresan diduga senjata tajam bagian perut.


10. M Perdiansyah

M Perdiansyah, 20 tahun, warga Dusun II, Gang Sari, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka robek di bagian kepala diduga dibacok dan memar seluruh wajah diduga dihajar menggunakan benda tumpul.


11. Hendri Gunawan Gurusinga

Hendri Gunawan Gurusinga, 35 tahun, warga Dusun II, Gang Sari, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang ini mengalami luka robek di kening sebelah kanan dan bagian kepala diduga dibacok.


Diketahui, sejumlah pria berambut cepak, berbadan tegap menyerang ke pemukiman warga di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara Jumat 8 November malam hingga Sabtu dinihari.


Akibatnya, satu orang warga bernama Raden Barus meninggal dunia.


Belum diketahui secara pasti penyebab penyerangan ini. Namun, informasi yang beredar, awalnya ada sejumlah personel TNI dari Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan yang cekcok dengan warga.


Kemudian, rekan-rekannya membalas dengan menyerang ke pemukiman masyarakat.


Meski demikian, hal ini belum terkonfirmasi dari pihak Kodam I Bukit Barisan karena mulai dari Kapendam dan Komandan Detasemen Polisi Militer Kodam I Bukit Barisan tak merespon saat ditelepon dan kirim pesan singkat melalui WhatsApp.


Suasana Jumat malam hingga Sabtu dinihari tadi sangat mencekam di lokasi dan membuat warga takut keluar rumah.


Puluhan pria berambut cepak membabi-buta mendatangi pemukiman, menyerang hingga menyiksa warga tanpa ampun.


Mobil ambulan pun lalu lalang mengevakuasi warga yang diserang kelompok pemuda ini hingga berdarah-darah.


Salah satu korban penganiayaan, Rofikar Sanjaya Tarigan, 18 tahun mengatakan, kejadian begitu mencekam.


Saat itu dirinya baru keluar rumah hendak membeli rokok ke warung, tiba-tiba melihat segerombolan orang datang ke kampungnya.


Melihat situasi memanas karena gerombolan pria berambut cepak membawa senjata tajam berbagai jenis, ia melarikan diri ke rumah neneknya.


Rupanya, dia dikejar sekitar puluhan orang hingga merangsek masuk ke rumah neneknya.


Awalnya, orang tak dikenal itu menanyakan keberadaan yang disebut adiknya dan Rofikar mengaku tak mengetahui orang yang disebut.


Ternyata, puluhan orang mendobrak pintu dan langsung menyeretnya keluar dari rumah dan menghajar nya.


Katanya, ia dipukuli menggunakan berbagai jenis benda tumpul. Bahkan, tangan kanannya dihantam menggunakan gagang pistol.


"Saya keluar dari rumah mau membeli rokok, rupanya melihat keramaian masuk ke gang atau perkampungan. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya," ungkapnya.


"Disitu pintu didobrak dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah itu saya buka pintu, saya diseret keluar dan saya dipukuli," sambungnya.


Setelah diseret dan dipukuli, pria berusia 18 tahun ini dibawa ke Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan. Disini dia diperlakukan seperti penjahat.


Akibat kejadian ini, satu korban meninggal dunia dan belasan warga dikabarkan luka-luka.


"Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol."


Siang tadi, sekira pukul 13:30 WIB, suasana kembali memanas ketika ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru beramai-ramai membawa mayat Raden Barus, korban tewas ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 kurang lebih berjarak 3 Kilometer dengan berjalan kaki.


Awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang sejak pagi menunggu jenazah korban tiba usai diautopsi.


Setibanya mobil ambulan, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulan berisi mayat korban ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan yang berjarak sekitar 2 Kilometer.


Mobil ambulan dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki, juga menaiki sepeda motor dari belakang.


Sambil berjalan menuju Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan.


Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulan mogok.


Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.


Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari Batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.


Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke Batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.


Namun dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang Batalyon untuk menghalau massa masuk.


Setibanya di depan Armed situasi sempat memanas karena warga berusaha masuk ke dalam menemui petinggi Batalyon.


Salah satu warga, Herna, mengatakan Raden Barus merupakan korban kekejaman personel TNI.


Ia menyebut, aparat negara itu beramai-ramai membantai pria 60 tahun tanpa belas kasih.


Kedatangan mereka ke Batalyon menuntut keadilan tewasnya Raden Barus diduga akibat digebuki dan ditusuk.


"Ke sini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh," kata Herna, dijumpai di depan Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, Sabtu (9/11/2024).


Herna mengungkap, sejauh ini korban tewas akibat penyerangan ini baru satu orang.


Ada belasan korban luka, tapi dikabarkan hanya tujuh orang yang luka parah.


Dari tujuh orang itu, satu diantaranya tangannya hampir putus akibat ditebas.


Diperkirakan Herna, saat kejadian Jumat malam sekitar pukul 22:30 WIB hingga Sabtu dinihari ada 100 lebih personel TNI berseragam preman dan berseragam lengkap menyerbu kampungnya.


Mereka datang membantai warga tak peduli muda, tua maupun orang yang melintas.


Bahkan, mereka nekat mendobrak pintu rumah warga, lalu menyeret dan menghajarnya.


"Rata-rata 1 kompi, 2 kali orang ini datang. Pertama ada 100 orang, baru kedua kalinya satu kompi orang ini datang," ungkapnya.


"Siapa yang buka pintu "tek!" tanpa tanya. 


"Kami gak tahu masalahnya apa, gak ada kami bermusuhan sama Armed ini. Setahu kami satu kampung sibiru-biru ini kami tidak bermusuhan dengan Armed."


Atas kejadian ini, warga Kecamatan Sibiru-biru meminta Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan mengungkap siapa saja pelakunya dan memecat mereka dari TNI.


"Itu kan pemburu bukan pelindung, pecat saja."


Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso akhirnya muncul setelah sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang.


Ia muncul dan menemui ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed sambil membawa mayat Raden Barus, 60 tahun, korban tewas diduga ulah anak buahnya.


Naik, lalu berdiri ke atas truk pengangkut personel, Letkol Arm Herman Santoso berjanji akan bertanggungjawab atas pembantaian warga sipil yang dilakukan.


Bahkan, di depan ratusan masa ia akan mempertaruhkan jabatan dan pangkatnya.


Sehingga ia akan memproses secara hukum personel TNI yang terlibat penyerangan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang.


"Saya yang tanggung, saya yang akan bertanggung jawab. Saya akan proses hukum," kata Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso, Sabtu (9/11/2024).


[DOC]






Sumber: Tribun

Penulis blog