DEMOCRAZY.ID - Presiden RI Prabowo Subianto beberapa waktu terakhir tampil menyatakan dukungannya atau endorsement secara blak-blakan terhadap sejumlah calon kepala daerah di Pilkada serentak 2024.
Salah satunya makan malam bersama Cagub Jakarta yang diusung KIM Plus, Ridwan Kamil beberapa waktu lalu.
Foto makan malam bersama itu diunggah oleh RK. Mantan Gubernur Jawa Barat itu juga mengklaim mendapatkan dukungan dari Prabowo.
Kemudian pada Minggu (3/11), Prabowo ke Bali bertemu dengan paslon Gubernur-Wakil Gubernur Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-Pas).
Pada gilirannya berbicara dalam forum itu, Prabowo berharap De Gadjah yang juga Ketua DPD Gerindra Bali bersama Cawagub Agus Suradnyana bisa memenangkan Pilgib Bali 2024.
"Saya kira saudara sudah mengerti maksud saya, ya. Enggak perlu saya sebut langsung kan? Perlu? Jadi saya berharap, saya berdoa, saya menganjurkan bahwa Saudara Made Muliawan Arya terpilih sebagai Gubernur Bali yang akan datang dibantu oleh wakilnya Bapak Putu Agus Suradnyana," ujar Prabowo dalam forum dengan para tokoh dan para politisi di Pulau Bali, di Warung Bendega, Renon, Kota Denpasar, Bali.
Prabowo memang dikenal sebagai Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Gerindra hingga kini.
Namun untuk urusan partai poiltik, dia menunjuk Sufmi Dasco Ahmad sebagai Ketua Harian DPP Gerindra sejak dia masih menjabat Menteri Pertahanan di kabinet pemerintahan sebelumnya.
Terbaru, dukungan blak-blakan Prabowo terhadap calon kepala daerah disampaikan untuk Cagub-Cawagub Pilgub Jateng 2024 yang diusung KIM Plus, Komjen Pol Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen.
Hal itu terlihat dalam rekaman video yang menampilkan Prabowo diapit Luthfi-Taj Yasin yang diunggah akun media sosial @luthfiyasinofficial, Sabtu (9/11).
Prabowo meminta warga Jawa Tengah mendukung Luthfi-Yasin. Menurut Prabowo, Luthfi dan Yasin punya pengalaman memimpin Jateng sebagai kapolda dan wakil gubernur.
"Saya mohon warga Jawa Tengah berikan suaramu untuk Ahmad Luthfi-Taj Yasin," ucap Prabowo di video itu.
Tindakan Prabowo mengampanyekan calon-calon kepala daerah mulai menimbulkan kritik di masyarakat dan pengamat, karena posisinya sebagai seorang presiden.
Elektabilitas paslon mandek
Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi menilai langkah endorsement Prabowo untuk calon kepala daerah didorong elektabilitas jagoan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mandek.
Gerindra adalah bagian dari KIM plus di beberapa pilkada, terutama Pilgub saat Pilkada serentak 2024 ini.
Elektabilitas Luthfi-Yasin memang mulai tersalip elektabilitas Andika-Hendi. Misalnya, survei Litbang Kompas yang menyebut elektabilitas Luthfi-Yasin 28,1 persen, sedangkan Andika-Hendi 28,8 persen.
Begitu pula Ridwan Kamil-Suswono yang mulai disaingi Pramono Anung dan Rano Karno. Litbang Kompas memperlihatkan elektabilitas RK-Suswono 34,6 persen, sedangkan Pramono-Rano 38,3 persen.
"Calon-calon yang didukung Gerindra, dan calon-calon yang memang di-endorse itu kan memang kalah sekarang. Jadi, memang itu bagian dari strategi dan juga kepanikan. Sehingga mau tidak mau Presiden harus turun," kata Asrinaldi saat dihubungi, Senin (11/11).
Asrinaldi menyayangkan langkah Prabowo tersebut. Dia berkata Prabowo sekarang bukan hanya ketua umum, tetapi juga Presiden Republik Indonesia.
Dukungan yang diberikan tidak hanya menggerakkan suara masyarakat. Asrinaldi khawatir pernyataan dukungan Prabowo mempengaruhi psikologi aparatur negara di daerah.
"Itu akan berdampak secara psikologis kepada aparatur negara yang ada di bawah itu. Paling tidak ada fasilitasilah, kemudahan-kemudahan yang mereka dapatkan dalam konteks kampanye," ujarnya.
Peneliti Charta Politika Ardha Ranadireksa juga menyayangkan tindakan Prabowo. Dia melihat tindakan itu justru akan berdampak buruk bagi citra Prabowo.
Menurut Ardha, Prabowo sebenarnya sedang menjalani bulan madu di posisi presiden. Berbagai kebijakannya ditanggapi positif oleh masyarakat.
"Seperti ini dia turun gunungan gitu. Artinya, dia menurunkan posisi dari kepala negara, katakanlah jadi endorser gitu, jadi influencer saja gitu, yang menurut saya sangat sayang sebenarnya posisi Pak Prabowo, yang sebenarnya saat ini sedang berada dalam masa bulan madu," ujar Ardha.
Ardha mengatakan Prabowo seharusnya belajar dari tindakan Jokowi di Pilpres 2024. Endorse Jokowi, meski tak disampaikan secara lisan, berdampak buruk terhadap citranya dan keluarganya.
Posisi presiden sebagai simbol negara, kata Ardha, seharusnya membuat seseorang dihormati.
Namun, tindakan endorsement ini justru menimbulkan resistensi di masyarakat hingga tahap penghinaan.
Ardha juga menyoroti dampak endorsement Prabowo yang sebenarnya tak terlalu signifikan.
Menurut survei Charta Politika, kekuatan Prabowo mendongkrak suara calon kepala daerah tak begitu tinggi.
"Relatif hanya 30 persen (responden) yang menyatakan (mendukung calon kepala daerah) andai kata di-endorse oleh Prabowo," ujar Ardha.
Istana buka suara
Istana Kepresidenan menegaskan mengatakan Prabowo tak melanggar peraturan perundang-undangan apa pun terkait endorsement untuk calon di Pilkada 2024.
"Tidak ada aturan yang melarang Pak Prabowo meng-endorse calon. Pak Prabowo adalah ketua umum partai," ucap Hasan melalui keterangan tertulis, Minggu (10/11).
Pun demikian pernyataan resmi dari Gerindra melalui Sufmi Dasco. Dasco menyebut sikap Prabowo untuk mengampanyekan salah satu calon pada Pilkada 2024 diatur dalam Pasal 58 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 dan PKPU13/2024.
Dalam beleid itu, kata dia, diatur bahwa seorang Presiden sebagai pejabat negara boleh berkampanye.
"Pak Prabowo selaku Ketum Gerindra dan bagian dari Koalisi Partai Pengusung Lutfi menegaskan dukungan kepada paslon tersebut seperti ketum-ketum partai lain yang menyatakan dukungan kepada Luthfi-Yasin," kata Dasco dalam keterangannya kepada wartawan, Jakarta, Minggu (10/11).
Sumber: CNN