POLITIK

Anak Abah - Ahokers vs Jokowi - FPI di Pilkada Jakarta, Siapa Unggul?

DEMOCRAZY.ID
November 22, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Anak Abah - Ahokers vs Jokowi - FPI di Pilkada Jakarta, Siapa Unggul?



DEMOCRAZY.ID - Pertarungan politik antara pasangan Ridwan Kamil - Suswono dan Pramono Anung - Rano Karno di Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada Jakarta 2024 semakin ketat. 


Adu tim sukses dan pamer dukungan tokoh politik menjadi pemandangan yang sering diperlihatkan oleh masing-masing kandidat.


Adapun tokoh politik seperti, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berada di belakang Pramono Anung - Rano Karno dalam Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada Jakarta 2024. 


Sementara itu Presiden ke 7 Joko Widodo atau Jokowi hingga FPI Jakarta turun gunung mendukung Ridwan Kamil - Suswono.


Anies dan Ahok sejatinya pernah menjadi rival dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2017 yang penuh kontroversi. 


Begitupula Anies dan PDIP juga sering berselisih pendapat dalam membahas persoalan Jakarta. 


Namun demikian, mereka saat ini berada dalam satu perahu untuk memenangkan Pramono - Rano pada Pilkada Jakarta 2024.


Hal serupa juga terjadi antara Jokowi dan FPI. Keduanya sering berseteru. Jokowi bahkan presiden yang membubarkan Front Pembela Islam alias FPI pimpinan Rizieq Shihab. Jokowi dan FPI Jakarta mendukung RK di Pilkada Jakarta.


Juru Bicara Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno, Chico Hakim, mengaku tak khawatir soal Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan dukungan kepada pasangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono (RIDO). 


Chico mengungkapkan bahwa dalam berdemokrasi, memberikan dukungan adalah hak setiap warga negara. Terlebih Pramono dikatakan juga mendoakan pada Jokowi agar sehat selalu. 


“Karena memang bagi kami endorsement itu penting, tapi kami tidak pernah mengkhawatirkan endorsement yang ditujukan ke pihak kompetitor kami,” tutur Chico ketika ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2024). 


Lanjutnya, ia mengaku lebih khawatir soal penyelewengan kekuasaan, penggelontoran bansos dari APBN atau campur tangan dari aparat. 


Meski demikian, ia merasa bahwa hal-hal ini tidak terjadi saat Pilkada Serentak 2024. 


“Jadi artinya endorsement itu aman-aman saja. Kami juga punya endorsement dari tokoh-tokoh yang tentunya masih sangat populer di kalangan masyarakat Jakarta, seperti Pak Ahok dan Pak Anies yang karyanya masih terasa oleh warga Jakarta,” lanjut Chico. 


Adapun, Chico menjelaskan bahwa meskipun endorsement adalah hal yang berharga, sejak awal pasangan nomor urut tiga tersebut akan berfokus untuk belanja masalah, mensosialisasikan diri maupun gagasannya untuk masyarakat-masyarakat yang masih terpinggirkan. 


“[Masyarakat] yang di tempat-tempat kumuh, yang berada di balik-balik kemewahan Jakarta ini, yang memang disitulah sebenarnya suara-suara sesungguhnya,” ungkapnya. 


Chico juga optimis bahwa Pilkada Jakarta dapat berlangsung satu putaran, lantaran Pramono-Rano juga mendapat dukungan dari Anak Abah dan Ahokers. Adapun, pasangan nomor urut tiga tersebut juga sering turun ke lapangan. 


“Ya Insyaallah, bukan hanya karena itu, tapi tadi, karena memang menurut data Bawaslu, yang paling intens dan masif gerakannya turun ke bawah adalah pasangan calon kami,” ungkap Chico. 


Alasan Jokowi ke RK 


Sementara itu, Jokowi membeberkan alasan dirinya mau memberikan dukungan ke calon gubernur nomor urut 01 Ridwan Kamil (RK) pada Pilkada Jakarta 2024. Menurutnya, RK bisa mengatasi permasalahan di Jakarta, yaitu macet, banjir, dan polusi udara. 


Jokowi mengatakan bahwa Ridwan Kamil memiliki rekam jejak yang baik selama ini sehingga dirinya akan mendukung penuh mantan Gubernur Jawa Barat tersebut di Pilkada Jakarta 2024. 


"Kenapa saya memilih Ridwan Kamil? Itu karena rekam jejak. Saya ulang itu karena rekam jejak," tutur Jokowi usai ngopi bareng paslon RIDO di Jakarta Pusat, Senin (18/11).


Menurutnya, RK punya kapasitas untuk membuat wilayah DKI Jakarta bebas dari berbagai masalah di antaranya macet, banjir, tata ruang dan polusi udara.


Dia menilai Ridwan Kamil sangat memahami solusi tata ruang kota seperti yang dilakukan saat dirinya menjadi Wali Kota Bandung beberapa tahun silam. 


"Yang paling penting, beliau juga ditunjang dengan ilmu. Pak Ridwan Kamil adalah lulusan Teknik Arsitektur ITB, dan meraih gelar master di bidang urban design dari Berkeley. Dalam urban design, ada ilmu perencanaan kota city planning landscape kota, dan sebagainya," kata Jokowi. 


Tren Elektabiltas 


SMRC (Pram-Rano)

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC) menunjukan bahwa elektabilitas Pramono-Rano kini mendapat posisi nomor tertinggi dengan angka survei 46%. Kemudian, nomor urut kedua yaitu RIDO 39,1% dan terakhir pasangan Dharma-Kun 5,1%


Survei tersebut dilakukan mulai 31 Oktober 2024 - 9 November 2024 terhadap 1.210 warga DKI Jakarta dengan margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.


Direktur Eksekutif lembaga survei SMRC, Devi Irfani mengatakan bahwa Pramono-Rano terus mengalami peningkatan sejak survei yang terakhir. Pasalnya, sebelumnya pasangan tersebut hanya memperoleh suara sebesar 41,6%.


Litbang Kompas (Pram-Rano)

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa pasangan Pram-Rano berada di posisi teratas dengan 38,3%, kemudian RIDO 34,6%, dan Dharma-Kun 3,3%.


Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 800 responden pada tanggal 20-25 Oktober 2024. Margin of error survei ini kurang lebih sebesar 3,46%.


Meski demikian, data Litbang Kompas menunjukan bahwa elektabilitas pasangan RIDO unggul di kalangan Gen Z dan Gen Y muda (28-35). Meski demikian, Pramono-Rano tercatat unggul di kalangan Gen Y Madya (36-43 tahun)


Poltracking (RIDO)

Sementara itu, survei Poltracking, pasangan RK-Suswono memperoleh angka elektabilitas sebesar 51,6% dan Pramono - Rano sebesar 36,4%. Pasangan yang diusung dari PDI Perjuangan (PDIP) itu berada di urutan kedua.


Adapun, hasil dari Poltracking terungkap lewat survei tatap muka pada 10-16 Oktober 2024 yang melibatkan 2.000 responden, dengan margin of error kurang lebih sebesar 2,2% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.


Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha, mengungkapkan ada potensi pilkada di Jakarta berlangsung dalam satu putaran menimbang elektabilitas pasangan RIDO sebesar 51,6%. 


Namun, angka tersebut masih mepet dengan persyaratan Pilkada Jakarta, yakni 50%+1. artinya, potensi Pilkada berlangsung dua putaran masih terbuka lebar.


Adapun, hasil survei Poltracking sempat diperiksa oleh Dewan Etik Persepsi hingga akhirnya memberikan sanksi kepada Poltracking Indonesia. Awal penyelidikan ini dilakukan karena hasil Poltracking berbanding terbalik dengan LSI.


Poltracking kemudian memutuskan keluar dari Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). Direktur Poltracking Indonesia Masduri Amrawi juga menyatakan Poltracking merasa diperlakukan tak adil.


Masduri juga mengatakan bahwa keluarnya Poltracking dari Persepsi bukan karena melanggar etik, tetapi dari awal pihaknya merasa ada anggota dewan etik Persepsi yang tendensius pada Poltracking Indonesia.


LSI (Pram-Rano)

Dari hasil survei LSI, diketahui bahwa Pramono-Rano memperoleh elektabilitas paling tinggi, sebesar 41,6%, mengalahkan elektabilitas RIDO yang sebesar 37,4% dan Dharma-Kun 6,6%


Survei tersebut dilakukan LSI terhadap 1.200 warga DKI Jakarta pada 10-17 Oktober 2024, dengan margin of error 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%


Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengemukakan bahwa tingginya angka yang didapatkan pasangan Pramono Rano tersebut dikontribusi dari nama Rano Karno yang semakin dikenal oleh warga DKI Jakarta.


LSI Denny JA (RIDO)

Menurut lembaga survei LSI Denny JA, pasangan RIDO unggul tipis dengan perolehan 37,4% dibandingkan Pram-Rano yang sebesar 37,1%. Dharma-Kun memperoleh suara sebesar 4%.


Adapun, survei ini dilakukan pada peridoe 16 Oktober 2024 - 22 Oktober 2024. Jumlah responden yang terlibat dalam survei ini sebanyak 800 responden.


Metode survei yang dilakukan yakni multi stage random sampling dengan margin of error +- 3,5 persen. Wawancara dilakukan tatap muka dengan responden menggunakan instrumen kuesioner.


PPI (RIDO)

Kemudian, menurut Parameter Politik Indonesia (PPI) pasangan RIDO unggul dengan perolehan sebesar 47,8%, Pram-Rano sebesar 38% dan Dharma-Kun sebanyak 4,3% suara.


Pengambilan data dalam survei ini dilakukan pada 21 Oktober 2024 - 25 Oktober 2024. Jumlah responden survei adalah sebanyak 1.200 responden.


Metode survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of error +- 2,8%.


Sumber: Bisnis

Penulis blog