POLITIK SHOWBIZ TRENDING

VIRAL! Dianggap Melawan Penguasa, Lagu 'Bangun Orang Waras' Ditolak Sejumlah Media

DEMOCRAZY.ID
Oktober 29, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
SHOWBIZ
TRENDING
VIRAL! Dianggap Melawan Penguasa, Lagu 'Bangun Orang Waras' Ditolak Sejumlah Media



DEMOCRAZY.ID - METHOSA, band  yang terbentuk pada 2020 dengan personel Mansen Munthe (vokal), Rina Nose (vokal), Kelana Halim (bass), Agung (synthesizer), dan Dami (gitar), kembali merilis single baru,  BOW (Bangun Orang Waras). 


Lagu BOW diciptakan atas dasar keresahan para personel Methosa yang peduli akan nasib bangsa, serta masyarakat yang ada di dalamnya, dari semua lapisan masyarakat, terutama menengah ke bawah.  


"Apa yang terjadi saat ini merupakan hal yang tidak bisa kita anggap remeh dan pandang sebelah mata. Keserakahan para pemimpin tampaknya sudah tidak bisa dibendung lagi. Mereka secara terang-terangan melakukan praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di depan umum. Bahkan hal tersebut bukan hanya dilakukan oleh pemerintah pusat saja, namun sudah masuk tingkat daerah dan merata," papar Methosa.


Atas dasar itulah lagu Bangun Orang Waras tercipta. Agar siapapun yang mendengarkan lagu ini, tersadar dan memulai membenahi diri dan mau aktif dalam mengawasi kinerja pemerintah,serta tidak tutup mata dengan apa yang terjadi saat ini. 


Namun, ketika merilis lagu BOW tersebut, Methosa mendapat berbagai hambatan. 


Berbagai media sebagai tempat untuk berpromosi, pada umumnya menolak dan tidak berani memutar lagu atau menyiarkan momen Methosa membawakan lagu ini di acara mereka. 


Alasannya, lirik lagu tersebut, terlalu tajam dan secara langsung dan lugas mengkritik penguasa. 


Bahkan disinyalir lirik dari lagu BOW menyindir  salah satu pasangan pemimpin terpilih yang saat ini tengah menjadi sorotan dari kasus akun media sosialnya yang tengah menjadi perbincangan publik. 


Padahal, menurut Methosa, lirik lagu tersebut adalah karya dari pemikiran yang terjadi dalam kehidupan nyata yang dirasakan sebagian masyarakat tentang kesulitan mencari pekerjaan, pendidikan yang tidak memadai, soal gaji yang tergolong kecil, tentang hutan adat yang terampas, tentang guru honorer, kesulitan para petani, langka dan mahalnya pupuk  dll. 


"Kami tidak bermaksud menyindir seseorang semata, akan tetapi lebih ditujukan kepada siapapun yang mencederai demokrasi dan hukum.  Praktek politik yang pada kenyataannya tidak pro rakyat  kecil dan semuanya nyata tengah terjadi," tegas Methosa. 


Di album  Methosa sebelumnya, yang berjudul Kausa Nusantara, Methosa mengangkat banyak isu-isu sosial dalam lagu mereka.  


Dari isu tentang kesetaraan, kemiskinan, lingkungan hidup, hukum, kelaparan dan perdamaian.


Contohnya lagu Nasi Goreng yang menyindir tentang janji politik penguasa, Getih tentang petani yang dirampas lahannya,  serta Igual yang mengangkat isu tentang kesetaraan. 


Methosa juga mengabadikan momen kebebasan setelah melewati masa-masa mengerikan pandemi covid-19 lewat lagu Conserva. 


Sembunyi, lagu yang mengangkat isu lingkungan hidup menjadi lagu Methosa yang paling banyak diputar saat ini. 


Mengandalkan keunikan dan keanekaragaman aransemen dari setiap lagu yang dibuat, Methosa mencoba mengajak seluruh lapisan masyarakat agar aware dengan misi mereka.


[VIDEO]



Sumber: MediaIndonesia

Penulis blog