CATATAN HUKUM POLITIK

Silaturahmi Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat 'Jelang 20 Oktober 2024', Amien Rais: Seret Keluarga Mulyono Ke Pengadilan!

DEMOCRAZY.ID
Oktober 01, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
HUKUM
POLITIK
Silaturahmi Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat 'Jelang 20 Oktober 2024', Amien Rais: Seret Keluarga Mulyono Ke Pengadilan!


Silaturahmi Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat 'Jelang 20 Oktober 2024', Amien Rais: Seret Keluarga Mulyono Ke Pengadilan!



Faizal Assegaf yang dikenal sebagai kritikus politik gelar Silaturahim LintasTokoh dan Elemen Rakyat. 


Acara ini merupakan inisiatif Faizal Assegaf dengan mengangkat tema “Jelang 20 Oktober 2024…?”, di Aljazera Signature Restoran & Lounge, Jl. Johar No. 8, Kb. Sirih, Kec. Menteng Jakarta pada Senin, 1/10/2024.


Hampir satu dekade elite dan elemen rakyat dipasung ketidakpastian bernegara serta terjebak dalam kejahatan politik kotak-kotak rezim Jokowi. 


Saatnya bangkit dan saling berangkulan untuk menegakan harapan atas keadilan di ujung lengsernya kekuasaan Mulyono. Bergerak serentak galang konsolidasi demi memperkuat temali kebersamaan:


Tokoh Reformasi Prof Dr Amin Rais turut hadir di acara itu. Sebelum acara dimulai, Wartawan Jakartasatu mewawancari Ketua Majelis Syuro Partai Ummat ini.


“Mulyono Presiden terburuk yang pernah kita saksikan, yang pernah kita miliki. Karena itu saya punya pendirian demi keadilan setelah 20 Oktober, Mulyono , anak-anaknya, menantunya diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan kerusakan yang telah mereka lakukan hingga hancur Indonesia ini,” kata Amien Rais saat menjawab pertanyaan wartawan terkait kekuasaan Presiden Jokowi tinggal 20 hari lagi apa pendapatnya.


“Jadi, yang pertama Mulyono menginjak-injak konstitusi. Konstitusi itu bagi dia tidak ada artinya. Jadi hukum itu diinjak-injak dan tidak ada Presiden Megalomania lnya itu di negri kita yang segawat, segila, seugal-ugalan dia,” imbuhnya.


“Yang kedua, ternyata dia itu sakit jiwa. Sakit jiwanya itu berupa megalomania. Megalomanianya itu disuntik  dengan rasa kebesaran, keagungan dan lain-lain. Tetapi sejatinya dia itu bodoh, kemudian tidak bisa mengukur dirinya,” tutur Amien Rais.


“Yang ke tiga dia itu menganggap orang Indonesia jadi budak untuk China. Gitu ajalah,” tegasnya.


Di dalam undangan acara Silaturahim Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat, dengan urut mengundang beberapa lintas tokoh dan elemen yakni :


1.⁠ ⁠Dr. Abraham Samad (Mantan Ketua KPK)

2.⁠ ⁠Dr. Eduardus Lemanto (Akademisi)

3.⁠ ⁠Karni Ilyas (Presiden ILC)

4.⁠ ⁠Hariman Siregar (Indemo)

5.⁠ ⁠Dr. Ir. Muhammad Said Didu (Tokoh Nasional)

6.⁠ ⁠Adhie Massardi (Tokoh Nasional)

7.⁠ ⁠Roy Suryo (Pakar IT)

8.⁠ ⁠Marwan Batubara (Petisi 100)

9.⁠ ⁠Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo (Tokoh Nasional)

10.⁠ ⁠Jenderal TNI (Pur) Fachrul Razi (Tokoh Nasional)


11.⁠ ⁠Prof. Anthony Budiawan (Ekonom)

12.⁠ ⁠Bambang Widjojanto (Mantan Tokoh KPK)

13.⁠ ⁠Novel Baswedan (Mantan Penyidik KPK)

14.⁠ ⁠Dr. Syahganda Nainggolan (Tokoh Nasional)

15.⁠ ⁠Dr. Refly Harun (Pakar Hukum Tata Negara)

16.⁠ ⁠Rahma Sarita (Praktisi Media)

17.⁠ ⁠Ir. Sayuti Asyathri (Tokoh Nasional)

18.⁠ ⁠Andrinof Chaniago (Tokoh Nasional)

19.⁠ ⁠Latifina (Influencer)

20.⁠ ⁠Wulansari Mochtar (Influencer)


21.⁠ ⁠Olvah Alhamid (Tokoh Perempuan Papua)

22.⁠ ⁠Prof. TB Massa Djafar (Pakar Politik)

23.⁠ ⁠PLE Priatna (Diplomat Senior)

24.⁠ ⁠Paskalis Da Cunha, SH

(Advokat Senior)

25.⁠ ⁠Ruslan Buton (Tokoh Aktivis)

26.⁠ ⁠⁠Selamat Ginting (Pengamat Politik).


Acara dimulai Pidato Faizal Assegaf sebagai inisiator, kemudian dilanjutkan bergantian para tokoh berorasi. 



Di Acara “Jelang 20 Oktober 2024…?”, Faizal Assegaf: 14 Oktober Gerakan Perubahan Berskala Besar Tuntut Keadilan!



Penggagas Silaturahim Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat “Jelang 20 Oktober 2024…?”, Faizal Assegaf mengatakan silaturahmi ini dibuat secara matang dengan persiapan yang tidak main-main, kita berkonsolidasi sudah hampir 6 bulan.


“Mendatangkan tokoh-tokoh kritis untuk hadir mereka yang memiliki moral itu kredibilitas dan komitmen terhadap NKRI, terhadap penegakan hukum diantaranya Prof Dr Amin Rais, Din Syamsuddin dan lain-lain untuk menegaskan satu pesan yang kuat kepada Istana bahwa rakyat rakyat menuntut keadilan dalam bernegara,” kata Faizal Assegaf dalam siaran pers, Jakarta, Selasa (1/10/2024).


“Dan ini acara yang Ishaa Allah tanggal 1 Oktober dan nanti menyusul tanggal 14 Oktober dalam skala yang lebih besar dengan melibatkan seluruh perwakilan-perwakilan kelompok perubahan, gerakan menuntut keadilan,” imbuhnya.


“Dan pada tanggal 14 Oktober 2024, setelahnya yaitu pada tanggal 28 Oktober kami berencana membentuk satu barisan besar untuk datang ke KPK menuntut Jokowi meminta pertanggungjawaban,” jelas Faizal.


Faizal Assegaf menegaskan Silaturahmi Lintas Tokoh dan Elemen Rakyat merupakan representasi tokoh-tokoh kritis untuk mengirim pesan ajakan bersatu keluar dari politik kotak-kotak yang selama ini menjebak kehidupan rakyat dalam bernegara.


“Pengadilan atau menuntut Jokowi diadili harus ditegakkan dalam era pemerintahan baru nanti,” tandasnya.


Faizal Assegaf ungkapkan harapan di pemerintahan Prabowo untuk menegakkan konsitusi mendengarkan suara rakyat dalam kehidupan bernegara.


“Kita berharap Pak Prabowo tegak lurus menegakkan konstitusi, mendengar jeritan, mendengar suara rakyat, dan jangan ragu mereka yang berkuasa semena-mena harus dibawa ke pengadilan untuk dimintai pertanggungjawaban. Itulah cara bernegara,” ungkap Faizal.


“Banyak masalah diantaranya skandal-skandal proyek yang terancam mangkrak, pelanggaran-pelanggaran HAM, berbagai kasus-kasus penunggangan infrastruktur partai politik, pemilu curang,” jawab Faizal Saat ditanya wartawan apa kritikan terhadap pemerintahan Jokowi.


“Dan paling puncak kejahatan Jokowi adalah mempersembahkan kejahatan dinasti politik yang sangat menentang moralitas bangsa, budaya bangsa dan konstitusi di dalam bernegara. Jadi sangat banyak dan itu sudah diulas oleh para tokoh,” jelasnya.


Oleh sebab itu kata Faizal, Pak Said Didu, Pak Amin Rais , Pak Din Syamsuddin dan berbagai tokoh dari kanan kiri atas bawah menyatukan hati. Tidak ada keraguan. Kita berdiri sebagai lokomotif untuk menegakkan supremasi hukum.


“Jadi ini bukan diskusi biasa-biasa saja tapi kita ingin mengajak wilayah operasional politik moral untuk memastikan negara tidak boleh membiarkan satu keluarga berkuasa semena-mena,” tegas Faizal.


“Itu pesan kami, semoga Pak Prabowo mendengar suara kami dan tidak tergantung terhadap satu kepentingan keluarga Mulyono atau Jokowi,” pesannya kepada Presiden  terpilih Prabowo Subianto. 


Sumber: JakartaSatu

Penulis blog