DEMOCRAZY.ID - Pengamat dari Universitas Paramadina sekaligus Direktur Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam mengaku pernah menjadi bagian dari pendukung Jokowi, kini merasa kecewa. Karena tertipu?
Tiba-tiba, dia menyebut majalah sekelas Times saja, begitu bangganya kepada Jokowi.
Majalah itu menampilkan judul besar yang menggambarkan sosok Jokowi, yakni The New Hope.
"Di ujung 10 tahun, satu dekade pemerintahan pak Jokowi bicara tentang konteks rekonsolidasi demokrasi, apakah beliau masih mempresentasikan sebagai the new hope or the face of the hopeless of democratic reconsolidation," kata Umam dalam seminar nasional bertajuk 'Evaluasi Satu Dekade Pemerintahan Jokowi' di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2024).
Bila melihat prediksi dunia mengenai Indonesia yang akan menjadi macan Asia, kata dia, wajar bila saat ini, belum terwujud.
"Karena dalam konteks politik pemerintahan, stability base development itu seringkali kemudian dijadikan sebagai alat legitimasi, untuk menghancurkan pilar-pilar transparansi dan akuntabilitas demi menghadirkan stabilitas," ungkap dia.
Memang, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia lumayan stabil, jika dibandingkan negara lain.
Namun, dengan proses pemerintahan yang tidak mendapat pengawasan yang memadai, tidak memiliki prinsip akuntabilitas dan transparansi yang memadai, maka hanya tinggal menunggu waktu.
Selain itu, Umam menyebut memang pada fase awal Jokowi menjabat, sempat memberikan harapan yang cukup baik.
"Pada waktu itu muncul sebuah upaya untuk menghadirkan economic reform jilid satu sampai enam, kemudian insentifnya juga cukup memadai, kemudian perbaikan invesment climate," ucap Umam.
"Dalam konteks perbaikan invesment climate niatnya ada, eksekusinya antara langit bukan bumi, tapi sumur yang masih masuk ke bawah. Artinya bahwa sebagai spirit baik, tetapi dalam konteks pelaksanaan yang terjadi apa? Terjadi proses rekonsilidasi, kekuatan oligarki lokal yang kemudian per hari ini semakin terkonsolidasi," lanjutnya.
Tak hanya itu, Umam juga turut mencermati banyaknya politisi usia muda yang kini sudah dilantik menjadi anggota DPR.
"Sepertinya masih imut-imut, tapi kita akan hidup di bawah keputusan-keputusan mereka, dan kalau misalnya kita merujuk pada data teman-teman dari politisi yang kemarin di angkat, itu ada sekitar 87 orang yang umurnya di bawah 50 tahun," tegasnya.
"Dan 57 dari 87 tadi itu yang rasa-rasanya terkoneksi secara kuat dengan basis kekuatan politik dinasti dan jaringan oligarki lokal. Jadi kalau misal kita refleksi dalam konteks politik, kita bicara di level lokal, itulah faktanya," tandas Umam.
Sumber: Inilah