DEMOCRAZY.ID - Fahri Hamzah, seorang politisi Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, dikenal sebagai figur vokal, dan kerap menyuarakan pendapat-pendapat yang kontroversial setidaknya sepanjang 10 tahun pemerintahan Jokowi.
Sebagai salah satu pendiri Partai Gelora Indonesia, Fahri sering membuat pernyataan yang mengundang perhatian, perdebatan, dan terkadang kritik dari berbagai kalangan.
Berikut adalah beberapa pernyataan kontroversial sosok yang kini menjadi Wakil Menteri Perumahan Kabinet Merah Putih, yang pernah menjadi sorotan publik:
1. Kritik Terhadap KPK
Fahri Hamzah secara terbuka sering mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu pernyataannya yang paling kontroversial adalah ketika ia menyarankan agar KPK dibubarkan.
Ia berpendapat bahwa KPK telah menyalahgunakan kekuasaan, menjadi lembaga yang terlalu dominan, dan tidak tunduk pada mekanisme kontrol demokrasi.
Menurutnya, KPK harus dibubarkan dan fungsinya dikembalikan ke Kepolisian dan Kejaksaan, yang merupakan lembaga penegak hukum resmi negara.
Pernyataan ini menimbulkan polemik besar karena KPK dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai garda terdepan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
2. Sikap Terhadap Demonstrasi Mahasiswa
Pada 2019, Fahri Hamzah memberikan pernyataan yang juga menuai kritik ketika ia menyebut bahwa demo mahasiswa yang menentang RUU KUHP dan beberapa undang-undang lainnya bersifat berlebihan dan tak substansial.
Fahri berpendapat bahwa aksi-aksi tersebut lebih banyak diwarnai oleh emosi daripada substansi, dan ia menyarankan agar mahasiswa berdialog dengan parlemen secara langsung, ketimbang melakukan aksi protes di jalan.
Kritik ini menimbulkan perdebatan, terutama dari kalangan mahasiswa yang merasa bahwa aksi mereka merupakan wujud partisipasi demokrasi.
3. Pernyataan Mengenai Tenaga Kerja Asing
Di tengah kontroversi tentang membanjirnya tenaga kerja asing, khususnya dari China, Fahri Hamzah menyatakan bahwa Indonesia tidak perlu khawatir dengan keberadaan tenaga kerja asing, karena menurutnya Indonesia membutuhkan investasi asing dan tenaga kerja asing untuk menggerakkan ekonomi.
Pernyataan ini menuai reaksi keras dari berbagai pihak yang khawatir bahwa pekerja asing, terutama dari China, dapat menggeser kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal.
4. Komentar Tentang Isu LGBT
Fahri Hamzah juga pernah melontarkan pernyataan yang keras terkait isu LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Ia secara tegas menyatakan bahwa ia menolak adanya legalisasi atau dukungan terhadap LGBT di Indonesia.
Menurutnya, budaya Indonesia dan agama mayoritas di Indonesia menolak perilaku LGBT, dan ia menganggap bahwa isu ini tidak seharusnya diangkat sebagai sesuatu yang harus diakomodasi oleh negara.
Sikap keras Fahri terhadap LGBT menuai kritik dari aktivis hak asasi manusia yang menyuarakan perlindungan dan hak-hak dasar bagi kelompok minoritas seksual.
5. Dukungan Terhadap Oposisi Kritis
Fahri Hamzah adalah salah satu politisi yang vokal dalam mendukung konsep oposisi kritis di parlemen.
Setelah Pilpres 2019, ia menilai bahwa pemerintahan harus selalu diawasi dengan keras oleh oposisi.
Fahri menyatakan bahwa tanpa adanya oposisi yang kuat, demokrasi akan lemah dan cenderung bergerak ke arah otoritarianisme.
Pernyataannya ini sering dianggap sebagai kritik terselubung kepada koalisi besar pendukung pemerintah yang dinilai terlalu mendominasi parlemen dan membuat pengawasan terhadap pemerintah kurang efektif.
6. Pernyataan Tentang Penanganan Pandemi COVID-19
Selama masa pandemi COVID-19, Fahri Hamzah juga tidak lepas dari kontroversi. Salah satu pernyataannya yang menimbulkan diskusi luas adalah saat ia mengkritik langkah-langkah pemerintah dalam menangani pandemi.
Fahri menganggap pemerintah lamban dalam merespons situasi dan mengeluhkan kurangnya transparansi dalam penggunaan anggaran untuk penanganan COVID-19.
Ia juga mempertanyakan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menurutnya tidak efektif dan menimbulkan kebingungan di masyarakat.
7. Komentar Tentang Demokrasi dan Reformasi
Fahri Hamzah sering berbicara tentang pentingnya menjaga semangat reformasi dan demokrasi di Indonesia.
Namun, pernyataannya yang menganggap reformasi saat ini “belum berhasil” memancing reaksi beragam.
Ia mengkritik bahwa reformasi belum mencapai tujuan utamanya, terutama dalam hal perbaikan sistem hukum, pemberantasan korupsi, dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Meskipun demikian, kritik Fahri terhadap reformasi sering dianggap berlawanan dengan pendapat arus utama yang menilai reformasi sebagai proses yang terus berjalan dan membutuhkan waktu.
Sebagai seorang politisi yang kritis, Fahri Hamzah sering kali menjadi sorotan karena pernyataan-pernyataannya yang kontroversial.
Meskipun banyak yang tidak setuju dengan pandangan-pandangannya, terutama yang dianggap menentang arus, ia tetap bertahan dengan prinsipnya dan terus menyuarakan pendapatnya secara terbuka.
Hal ini menjadikan Fahri sebagai salah satu politisi yang selalu diperhatikan, baik oleh pendukung maupun lawan-lawan politiknya.
Sumber: Tempo