AGAMA DAERAH POLITIK

Pesan Mengagetkan dari Ustadz Abdul Somad Terkait Polemik 'Larangan Berceramah' di Payakumbuh

DEMOCRAZY.ID
Oktober 20, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
DAERAH
POLITIK
Pesan Mengagetkan dari Ustadz Abdul Somad Terkait Polemik 'Larangan Berceramah' di Payakumbuh



DEMOCRAZY.ID - Pro dan kontra terkait larangan berceramah bagi ustad dari luar Sumatera Barat di Payakumbuh terus mengemuka. 


Teranyar, ulama terkemuka Ustad Abdul Somad (UAS) yang mendapat larangan tersebut.


Dalam keterangan yang didapat media ini dari berbagai sumber, pihak MUI Payakumbuh mengakui adanya larangan berceramah tersebut karena diduga kuat ada unsur politik praktis.


Mendapatkan kabar tersebut, tentunya UAS merasa ada suatu hal yang perlu diluruskan dan dijelaskan dengan baik. 


Bahkan, dia sampai menyebut, takkan sanggup lagi menginjakkan kakinya di Sumatera Barat lantaran hal tersebut.


Salah seorang tim dari Ustad Abdul Somad, Alnofiandri Dinar dalam postingan di Facebooknya mengutarakan curahan hati dari sang ustad yang disampaikan kepadanya. Berikut isinya:


Pesan Mengagetkan dari UAS


Jum’at, 18 Oktober 2024, pkl 06.42 WIB masuk pesan WA ke HP saya dari UAS. Sebelumnya sejak pkl 06.26 WIB saya mulai naik mobil UAS yang menjemput saya, karena kami akan berangkat selama dua hari ke Bengkalis dan Siak, saya perhatikan, mulai saya semobil dengan UAS, beliau fokus menulis di HP. Tidak tahu beliau menulis apa?


Tak lama kemudian pesan itu masuk. Saya baca. Setelah itu lama saya terdiam. Mungkin UAS sadar, Saya orang minang dan kaget dengan pesan UAS. Masuk lagi pesan ke dua “hanya sekedar carito hati”


Pagi ini, Sabtu, 19 Oktober 2024, saya share potongan pesan WA UAS pertama yang patut orang minangkabau (orang kampung saya) tahu. Sebagian isinya juga sudah disampaikan oleh Gusnik Adiputra ;


  • ambo ke bumi minangkabau krn ambo merasa nyaman. Masalah hati. Setiap disambut dgn pencak silat, ambo manangi, tabayang nenek moyang syaikh abdurrahman dulu di Pagaruyung. Sampai hari ini di 8 syawal dibuek rayo poncak di Silau kampuang amak.
  • “Ustadz abdul somad bukan tamu undangan, tapi ombak nan suruik ka darek, pulang ka kampuang halaman”, tu sambutan pak indra catri bupati Agam patamo kali ambo menginjakkan kaki ke bumi minangkabau baurai ai mato.
  • endors alhusam bisa ambo buekkan di pondok.
  • untuk menginjakkan kaki ke bumi minangkabau, rasonyo sampai mati ndak kan sanggup ambo
  • memang ndak boleh terlalu sayang. Agak talabiah raso ati ambo ka bumi minangkabau


Pesan tersebut menyiratkan, bahwasanya UAS kecewa dengan adanya larangan tersebut. 


Padahal, UAS sendiri sudah merasakan kenyamanan dan ketenangan serta sangat dihargai oleh masyarakat ketika di Sumbar. 


Inilah Surat MUI Kota Payakumbuh yang Menolak Tabliq Akbar Ustaz Abdul Somad


Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Payakumbuh menolak pelaksanaan tablig akbar yang rencananya akan menghadirkan ustaz kondang, Abdul Somad di kota tersebut. 


Sikap tegas MUI Payakumbuh dituangkan melalui sepucuk surat, didasari potensi acara tersebut dijadikan alat kampanye yang sarat muatan kepentingan politik.


Kabar penolakan itu viral usai surat MUI Payakumbuh itu diposting di akun Instagram @payakumbuhkini


Ratusan netizen pun ikut mengomentari sikap MUI Payakumbuh, ada yang pro dan kontra.


Surat penolakan MUI Payakumbuh bernomor nomor: 57/MUI-Pyk/X/2024 itu, terbit pada tanggal 16 Oktober 2024. 


Surat itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum MUI Kota Payakumbuh, Erman Ali dan Sekretaris Umum Hannan Putra.


Terbitnya surat MUI Payakumbuh merespon masuknya surat dari Panitia Penyelenggara Tablig Akbar Ustaz Abdul Somad perihal permohonan rekomendasi kegiatan tablig akbar.


Berikut poin penting isi surat MUI Payakumbuh:


1. Pada dasarnya, MUI Kota Payakumbuh mendukung setiap kegiatan kajian dan majelis ilmu yang bertujuan memotivasi dan meningkatkan ghirah keagamaan umat, selama kegiatan tersebut tidak diboncengi oleh kepentingan politik praktis


2. Berdasarkan hasil Rakorda MUI Sumbar yang dilaksanakan pada 22-22 September 2024 di Hotel Mangkuto Payakumbuh, MUI Sumatera Barat tidak mengizinkan para mubalig dari luar Sumatera Barat ikut campur/ dukung-mendukung dalam kontestasi Pilkada di Sumatera Barat. Pada poin 6 dan poin 7 hasil Rakorda tersebut, berbunyi:


Poin 6. "Para mubalig dari luar Sumatera Barat untuk tidak ikut campur dalam politik praktis Sumatera Barat dan menganggap hal yang demikian bagian dari suul adab dalam hubungan antar ulama dan mabalig".


Poin 7. "Ulama Sumatera Barat mengingatkan para dai yang datang dari luar Sumatera Barat untuk tidak ikut campur dalam politik praktis Sumatera Barat dan menghimbau agar memakai adab keulamaan dengan saling menghormati dan berpegang pada kaidah amam ahlul balad adra bi bisyi'abiha (penduduk suatu negeri lebih mengerti dengan kondisi negeri mereka). Tindakan mencampuri negeri orang yang ada ulama pembimbing umat di sana, tanpa mengindahkan komitmen bersama yang telah disepakati, itu adalah bagian dari suud adab".


3. Berdasarkan penelusuran MUI Kota Payakumbuh, narasumber yang akan memberikan tablig akbar pada acara yang dimaksudkan, didapati secara aktif mengkampanyekan dukungan kepada salah satu paslon kontestasi Pilkada Kota Payakumbuh. Waktu penyelenggaraan tablig akbar juga dilaksanakan pada masa kampanye. Maka dapat kami duga jika kegiatan tablig akbar yang dimaksudkan berpotensi dijadikan alat kampanye yang sarat muatan kepentingan politik.


4. Atas kajian pada poin-poin di atas, maka MUI Kota Payakumbuh menyatakan menolak untuk penyelenggaraan kegiatan tablig akbar tersebut. 


Demikianlah surat ini kami sampaikan dan atas  perhatiannya, kami ucapkan jazakallahu khairal jaza.


Surat MUI Kota Pekanbaru tersebut ditembuskan kepada Ketua Umum MUI Provinsi Sumbar, Kapolresta Payakumbuh, Kepala Kantor Kesbangpol Kota Payakumbuh dan Bawaslu Kota Payakumbuh.


Penjelasan Ketua MUI Payakumbuh


Sementara itu, dalam pernyataannya lewat video di akun Instagram @payakumbuhkini, Ketua Umum MUI Kota Pekanbaru Erman Ali, menegaskan kalau pihaknya tidak menolak kehadiran Ustaz Abdul Somad (UAS) melakukan tablig akbar di Payakumbuh.


Namun, kata Erman Ali, pihaknya mendapat informasi adanya nuansa politik praktis


"MUI tidak menolak kehadiran UAS memberikan tablig akbar di Kota Payakumbuh, tetapi karena ada unsur politik praktis di dalamnya setelah kami lihat dan kami perhatikan, sehingga sesuai dengan putusan Rakorda MUI, bahwa kalau ada mubalig baik yang di luar maupun di dalam Kota Payakumbuh tidak diizinkan mendakwakan atau menyampaikan pengajian dengan berpolitik praktis," kata Erman.


"Oleh sebab itulah kami melarang hal yang seperti itu. Dan bukan melarang kehadiran UAS untuk menyampaikan tablig akbar. Bahwa pelarangan itu, bukan tablig akbarnya, tapi karena ada mendukung satu calon dari beberapa calon yang ada di Kota Payakumbuh."


Erman berharap masyarakat Payakumbuh dapat mengerti dan mengetahui secara utuh sikap MUI tersebut.


"Dan jangan menjadi suatu persoalan yang mengakibatkan pecah belahnya kita di Payakumbuh ini," pungkas Erman.


Sumber: RadarSumbar

Penulis blog