DEMOCRAZY.ID - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) buka-bukaan mengenai rencana investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang sampai saat ini masih maju mundur.
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan sampai saat ini anggotanya masih menunggu dan melihat (wait and see) potensi kebutuhan hotel di IKN. Apabila memang dibutuhkan, maka akan langsung masuk.
"Jadi di IKN akan dilihat demandnya dulu, begitu ada permintaan atau ada memerlukan penambahan (hotel), ya pasti akan masuk ke sana," ujarnya dalam diskusi di Hotel Grand Sahid Jaya, Senin (30/9).
Menurutnya, dalam pembangunan sebuah kota baru, ada tiga tahapan yang harus dilalui.
Pertama, pembangunan infrastruktur yang memang tengah dilaksanakan oleh pemerintah saat ini.
Kedua, adalah pembangunan perumahan dan perkantoran yang memang dinilai tak terpisahkan dari infrastruktur dasar. Ketiga, pembangunan bangunan komersial termasuk perhotelan.
"Jadi hotel itu investasi yang masuk terakhir, kenapa? karena hotel itu lebih melayani orang yang akan berkunjung ke daerah tersebut. Jadi urutannya memang seperti itu dan kita yang terakhir," jelasnya.
Hal yang sama berlaku saat pembangunan Mandalika, Lombok, Nusa Tengga Barat.
Menurutnya, PHRI masuk belakangan setelah melihat antusiasme masyarakat yang berkunjung ke wilayah tersebut.
"Kenapa (masuk) Mandalika lama? ya kembali lagi suplai dan demand. Kalau demandnya banyak pasti investasi ke sana," pungkasnya.
Sejauh ini, investasi perhotelan yang masuk ke IKN dibentuk oleh sejumlah taipan Tanah Air yang disebut sebagai Konsorsium Nusantara yang dipimpin oleh Sugianto Kusuma alias Aguan.
Hotel pertama yang dibangun adalah Swissotel Nusantara yang resmi beroperasi pada 17 Agustus 2024 lalu.
Sumber: CNN