POLITIK

Nyanyi dan Joget di Kabinet: Apakah Elok di Tengah Kondisi Rakyat Yang Masih Sulit?

DEMOCRAZY.ID
Oktober 28, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Nyanyi dan Joget di Kabinet: Apakah Elok di Tengah Kondisi Rakyat Yang Masih Sulit?



DEMOCRAZY.ID - Kehadiran Presiden Prabowo Subianto di Akademi Militer Magelang bersama jajaran Kabinet Merah Putih untuk memberikan pembekalan dan arahan merupakan langkah yang layak diapresiasi.


Pembekalan ini sejalan dengan komitmen Presiden dalam membangun sinergi kuat antara pemerintah dan masyarakat.


Namun, yang menarik perhatian publik adalah munculnya momen nyanyi-nyanyi dan joget-joget yang dilakukan jajaran kabinet di media sosial. Tentu, hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah pantas?


Dalam situasi saat ini, di mana masih banyak rakyat yang berjuang menghadapi kesulitan hidup, tampilan kegembiraan seperti itu bisa saja dipandang kurang peka.


Sebagai rakyat, kita mengharapkan para pemimpin lebih memperlihatkan empati atas tantangan yang dihadapi masyarakat luas.


Bagaimana rakyat dapat merasa terwakili jika para pemimpin terlihat bergembira di tengah situasi ekonomi yang menantang?


Saya memahami dan mendukung arahan Presiden Prabowo dalam berbagai kesempatan, baik di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) maupun di rapat kabinet perdana.


Pesan yang beliau sampaikan jelas mengutamakan keberpihakan pada rakyat kecil dan peningkatan kesejahteraan.


Namun, aksi nyanyi dan joget dari sebagian pejabat kabinet ini tampaknya kurang mencerminkan semangat yang ditekankan Presiden.


Tentu, tidak salah merayakan kebersamaan dan memupuk semangat positif di antara para pemimpin.


Namun, ketika itu dipublikasikan di media sosial, momen tersebut seharusnya dikemas dengan lebih bijak.


Sebab, rakyat yang menyaksikan pastinya memiliki harapan agar para pemimpin mereka fokus dan serius dalam mengatasi persoalan bangsa.


Nyanyi dan joget yang berlebihan bisa memberikan kesan bahwa para pemimpin kurang memahami beratnya kehidupan rakyat saat ini.


Alih-alih menyampaikan pesan kedekatan, kegiatan seperti ini berpotensi mengundang kritik dan memicu persepsi negatif dari masyarakat.


Ke depan, akan lebih bijaksana jika setiap aktivitas yang melibatkan pejabat publik tetap mempertimbangkan sensitivitas sosial.


Dengan demikian, para pemimpin tetap bisa menyampaikan pesan positif tanpa harus mengesampingkan empati kepada masyarakat yang masih hidup dalam kondisi sulit.


Paling tidak, marilah kita semua, baik pemimpin maupun rakyat, menjunjung tinggi kebersamaan dengan lebih arif dalam berperilaku di ruang publik.


Sebagai bagian dari Himpunan Masyarakat Nusantara (Hasrat) dan relawan yang mendukung Presiden Prabowo dalam Pilpres 2024, saya berharap agar pemerintah terus mengutamakan ketenangan dan tanggung jawab dalam setiap tindakan.


Semoga para pemimpin kita tetap teguh dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan tidak terlena oleh euforia sesaat. Wassalam.



Sumber: PorosJakarta

Penulis blog