Nasihat Jumat Berkah Untuk Jokowi dan Prabowo: 'Akhir Yang Baik Bermula Dari Awal Yang Baik'
Sebagai seorang Muslim, Islam mengajarkan kepada kita prinsip-prinsip kepemimpinan yang tidak hanya bersandar pada kekuasaan, tetapi juga pada tanggung jawab moral dan spiritual.
Dalam Al-Qur’an, kepemimpinan dilihat sebagai amanah yang harus dijaga dengan baik dan penuh tanggung jawab, bukan sebagai sarana untuk mencapai keuntungan pribadi.
Melalui perspektif ini, ada beberapa nasihat yang relevan untuk Jokowi sebagai presiden yang akan mengakhiri masa jabatannya, serta Prabowo, presiden yang akan memulai tugas besar memimpin Indonesia.
1. Kepemimpinan sebagai Amanah
Islam memandang kepemimpinan bukan sebagai hak atau kehormatan semata, melainkan sebagai amanah atau tanggung jawab.
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya” (HR. Bukhari). Amanah ini memerlukan ketakwaan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam mengelola negara.
Untuk Jokowi: Amanah yang Anda emban selama dua periode harus diakui sebagai tanggung jawab besar.
Periode menjelang akhir jabatan adalah waktu untuk melakukan muhasabah (introspeksi).
Evaluasi kebijakan dan langkah yang diambil, terutama yang mungkin tidak berjalan sesuai harapan, adalah bagian dari tanggung jawab moral. Islam menekankan pentingnya mengakui kekurangan dan berusaha memperbaiki diri.
Dalam surat An-Nisa ayat 58, Allah memerintahkan untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak dan berbuat adil ketika memutuskan perkara.
Sebagai pemimpin outgoing, penting bagi Anda untuk meninggalkan warisan kepemimpinan yang berlandaskan prinsip keadilan.
Untuk Prabowo: Mengambil alih tanggung jawab sebagai pemimpin bangsa besar seperti Indonesia merupakan tantangan berat.
Islam mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat fathanah (kecerdasan), amanah (kepercayaan), tabligh (komunikasi yang baik), dan sidq (kejujuran).
Anda akan memimpin di era penuh tantangan global dan domestik, sehingga diperlukan kebijaksanaan dalam setiap langkah. Jadilah pemimpin yang adil dan melayani rakyat dengan penuh ketulusan.
2. Keadilan sebagai Pilar Utama
Keadilan adalah nilai yang sangat ditekankan dalam Islam. Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 90: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan…” Seorang pemimpin tidak boleh bertindak berdasarkan kepentingan kelompok atau individu tertentu, tetapi harus berlaku adil kepada semua rakyatnya, tanpa memandang latar belakang, agama, atau golongan.
Untuk Jokowi: Selama masa jabatan, keputusan-keputusan yang Anda buat mungkin tidak selalu memuaskan semua pihak.
Namun, penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang dibuat selalu mendekati prinsip keadilan.
Sebagai pemimpin, Anda telah diberikan kekuasaan, namun kini saatnya untuk menyerahkannya kepada penerus dengan lapang dada.
Dalam Islam, kekuasaan bukanlah sesuatu yang harus dipertahankan mati-matian, tetapi harus diserahkan dengan penuh keikhlasan demi kepentingan umat.
Untuk Prabowo: Sebagai presiden baru, Anda akan dihadapkan pada tuntutan untuk berlaku adil dalam memimpin negara ini, yang sangat beragam dari segi suku, agama, dan budaya. Jangan pernah biarkan kekuasaan membuat Anda lalai dalam menegakkan keadilan.
Pastikan kebijakan yang Anda terapkan tidak hanya berpihak pada segelintir elit, tetapi benar-benar membawa manfaat bagi seluruh rakyat. Dalam surat Al-Maidah ayat 8, Allah menyuruh kita untuk menjadi saksi atas keadilan dan tidak membiarkan kebencian terhadap suatu kaum membuat kita berlaku tidak adil.
3. Kebijaksanaan dalam Mengambil Keputusan
Islam mengajarkan bahwa pemimpin harus memiliki kebijaksanaan dan senantiasa meminta petunjuk Allah dalam setiap langkah.
Rasulullah SAW selalu bermusyawarah sebelum mengambil keputusan besar, dan ini menjadi salah satu ciri utama kepemimpinannya.
Allah berfirman dalam surat Asy-Syura ayat 38: “Dan urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara mereka…”
Untuk Jokowi: Dalam masa transisi ini, penting untuk memberikan nasihat yang baik dan bijaksana kepada penerus Anda. Hindari mengorbankan kepentingan bangsa hanya untuk mempertahankan loyalitas politik tertentu.
Kebijaksanaan dalam bersikap akan membawa nama baik dan legasi yang positif bagi Anda di masa mendatang.
Untuk Prabowo: Tugas besar menanti Anda, dan keputusan-keputusan yang diambil akan berdampak luas.
Ambillah teladan dari Rasulullah SAW yang selalu melakukan musyawarah dalam setiap urusan. Libatkan berbagai pihak dalam proses pengambilan keputusan, khususnya yang menyangkut nasib banyak orang.
Jangan bertindak terburu-buru, karena kebijakan yang diambil tanpa kebijaksanaan sering kali membawa penyesalan di kemudian hari.
4. Mengutamakan Kepentingan Rakyat
Seorang pemimpin dalam Islam dituntut untuk mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Nabi Muhammad SAW selalu mendahulukan kesejahteraan umatnya daripada dirinya sendiri.
Beliau bersabda: “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan mereka, dan mereka mendoakan kalian” (HR. Muslim).
Untuk Jokowi: Sebagai presiden yang akan mengakhiri masa jabatan, tetaplah prioritaskan kepentingan rakyat hingga hari terakhir Anda di kantor.
Jangan sampai ada keputusan yang diambil demi keuntungan segelintir pihak. Serahkan kepemimpinan dengan hati yang bersih dan niat yang tulus untuk kemaslahatan bangsa.
Untuk Prabowo: Rakyat Indonesia telah memberikan mandat besar kepada Anda. Utamakan kepentingan mereka, dengarkan keluh kesah mereka, dan berjuang untuk kesejahteraan mereka.
Hindari menjadi pemimpin yang hanya dikelilingi oleh elit politik atau kroni, tetapi turunlah langsung ke rakyat. Sebagaimana Khalifah Umar bin Khattab yang selalu memastikan rakyatnya sejahtera, Anda juga dituntut untuk mengikuti jejak tersebut.
5. Akhir yang Baik dan Awal yang Baik
Dalam Islam, kita diajarkan untuk senantiasa mengakhiri segala sesuatu dengan baik (husnul khatimah) dan memulai dengan niat yang baik.
Rasulullah SAW bersabda: “Segala amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Untuk Jokowi: Masa jabatan Anda akan segera berakhir, dan ini adalah waktu untuk menutupnya dengan husnul khatimah.
Tinggalkan legasi yang baik bagi bangsa ini, dan jadikan masa transisi sebagai waktu yang damai dan penuh keikhlasan.
Berikan dukungan kepada presiden baru dan jangan biarkan konflik atau kepentingan pribadi mengaburkan niat baik Anda untuk negara.
Untuk Prabowo: Anda akan memulai masa kepemimpinan yang baru. Mulailah dengan niat yang tulus untuk melayani rakyat dan memajukan bangsa.
Letakkan tujuan politik di atas landasan moral yang kuat, dan ingatlah bahwa Allah akan selalu memantau niat dan tindakan Anda.
Sebagai pemimpin baru, jadikan awal masa jabatan Anda sebagai momentum untuk membawa perubahan positif bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penutup
Nasihat ini, yang diambil dari ajaran Islam, bukanlah sekadar kata-kata, tetapi panggilan untuk bertindak dengan tanggung jawab yang besar.
Kepemimpinan dalam Islam adalah tugas yang berat dan mulia, yang harus dijalankan dengan penuh keadilan, kebijaksanaan, dan keikhlasan.
Baik Jokowi yang akan mengakhiri masa jabatan, maupun Prabowo yang akan memulai perjalanan barunya sebagai presiden, diharapkan dapat memimpin dengan nilai-nilai Islam yang luhur demi kebaikan bangsa dan negara.
Sumber: FusilatNews