POLITIK

Menohok, Rocky Gerung: 'Jokowi Itu Puncak Dari Segala Kejahatan!'

DEMOCRAZY.ID
Oktober 06, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Menohok, Rocky Gerung: 'Jokowi Itu Puncak Dari Segala Kejahatan!'



DEMOCRAZY.ID - Di podcast BOCOR ALUS TEMPO, Rocky Gerung menegaskan: 


"Jokowi itu Puncak dari segala KEJAHATAN"


"Jokowi membebani Prabowo segala macam KEJAHATAN"


Simak selengkapnya video...


[VIDEO]



'Permintaan Maaf Jokowi Tak Akan Hapus Dosa Dinasti Politik'



Permintaan maaf kembali terucap dari seorang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam momen kunjungannya di Nusa Tenggara Timur kemarin, Rabu (2/10/24), Jokowi berpamitan sekaligus meminta maaf pada warga sekitar.


Ungkapan permintaan maafnya di berbagai tempat itu sudah bukan sekali dua kali saja, melainkan sudah 8 kali.


Bukan merasa iba dan semacamnya, seorang Rocky Gerung justru menilai bahwa kumpulan permohonan maaf Jokowi itu hanyalah sebuah manipulasi keadaan.


Pasalnya menurut Rocky, di tengah Jokowi yang tiada hentinya meminta maaf, selalu menyelipkan kata ‘maaf’ disegala momen ini justru tidak diimbangi dengan perilaku buzzernya.


“Pak Jokowi udah minta maaf berulang kali, tetapi buzzernya itu masih menjilat berkali-kali. Kan itu konyolnya,” ujar Rocky, dikutip dari Youtube, Kamis (3/10/24).


Rocky mengungkapkan jika kini buzzer-buzzer Jokowi masih terus menggantungkan harapan pada Jokowi.


“Jadi buzzer-buzzer ini itu masih menggantungkan harapan pada Jokowi, seolah-olah Jokowi masih punya kuasa. Padahal dalam hitungan hari itu selesai semua,” ujarnya.


“Nah itu mungkin yang menjadi refleksi pak Jokowi untuk mulai meminta maaf,” tambahnya.


Rocky menyebut permohonan maaf itu tidak akan bisa secara instan menghilangkan persoalan-persoalan sebelumnya yang telah terjadi.


“Orang akan tetap ingat bahwa soal dinasti anak-anaknya itu jalan terus. Jadi apa yang hendak dimaafkan?” sebut Rocky.


“Kemungkinan-kemungkinan ini yang membuat orang berpikir bahwa Jokowi sedang memanipulasi keadaan seolah-olah dengan minta maaf orang lupa proses Gibran dicalonkan jadi wakil presiden, proses Kaesang diduga kuat memperoleh gratifkasi,” tambahnya.


Rocky bahkan mengatakan bahwa apa yang diungkapkan oleh Jokowi itu sudah tidak setara dengan apa yang sedang dipikirkan.


“Jadi gerak otaknya tidak setara dengan gerak bibirnya,” sebutnya.


“Kondisi politik kita memang ada di dalam kecemasan, atau kegelisahan. Kita harus pikirkan, dimana kita letakkan Pak Jokowi nanti, tentu kita ingin supaya beliau dihormati, tetapi kita tidak punya semacam point of view untuk menerangkan dimana yang bisa kita anggap sudut paling mulia supaya kita hargai pak Jokowi. Kelihatannya susah itu,” urainya.



Rocky Gerung: Jokowi Itu Presiden Bekas, Beda Dengan SBY dan Megawati Yang Mantan Presiden



Tinggal menghitung hari, Presiden Joko Widodo akan segera lengser dan posisinya digantikan oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto.


Detik-detik lengsernya Jokowi ini disambut oleh ratusan kata maaf. Karena hampir di setiap tempat, Jokowi mengucapkan permohonan maafnya untuk rakyat Indonesia.


Kesan lengsernya Presiden Joko Widodo, dengan mantan Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini dianggap begitu kontras oleh seorang Rocky Gerung.


Seperti diketahui, Lembaga Kesehatan Bill Gates mengundang SBY untuk menjadi penasehat di Forum Perang Melawan Malaria.


“Orang yang mau lengser itu biasanya bergembira, merasa bahwa dia sudah membuat sesuatu bagi negeri, kita lihat dari presiden-presiden sebelumnya,” ujar Rocky, dikutip dari Kanal Youtubenya, Selasa (24/9/24).


“Kita lihat bagaimana Kontras, dalam satu segi SBY masih diundang ketika sudah 10 tahun menjadi mantan presiden, sementara pak Jokowi mungkin gelisah mendengarkan berita itu,” tambahnya.


Tak hanya mencontohkan SBY, Rocky Gerung juga menyebut nama Megawati Soekarnoputri yang kebetulan mengawali kunjungan kerjanya di Rusia.


“Jadi pemimpin-pemimpin kita selalu mempunyai kesan di dunia Internasional, seperti ibu Mega yang diundang di Rusia,” ucapnya.


“Sehingga ada alasan bagi kita untuk memuja mereka, tetapi ketika mereka udah lengser,” tambahnya.


Melihat dari 2 orang mantan Presiden tersebut, Rocky sontak menyimpulkan bahwa keduanya begitu kontras dengan seorang Jokowi.


“Ada 2 mantan presiden pergi ke luar negeri untuk memberitakan hal-hal yang baik tentang Indonesia, sementara Presiden yang di kita sekarang ini tidak mungkin lagi mengucapkan pemberitaan yang baik karena dia berupaya untuk menutupi keburukan politiknya,” urainya.


“Jadi kelihatan lagi itu kontras antara seorang Ibu Mega dan Pak SBY adalah mantan atau bekas presiden, Sementara Jokowi masih presiden tapi udah bekas. Jadi beda antara Bekas Presiden dan Presiden Bekas,” tambahnya.



SumberSuara

Penulis blog