CATATAN POLITIK

'Mengapa Prabowo Merekrut Orang Bermasalah ke Dalam Kabinetnya?'

DEMOCRAZY.ID
Oktober 27, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
'Mengapa Prabowo Merekrut Orang Bermasalah ke Dalam Kabinetnya?'


'Mengapa Prabowo Merekrut Orang Bermasalah ke Dalam Kabinetnya?'


Berikut sederet Menteri dan Wakil Menteri yang terindikasi bermasalah:


- Penunjukan Edward Omar Sharif Hiariej (Eddy) menjadi Wakil Menteri Hukum memantik kontroversi. 


Pada akhir tahun lalu, KPK menetapkan Eddy sebagai tersangka suap. Ia diduga menerima imbalan Rp 7 miliar dari pengusaha Helmut Hermawan karena membantunya dalam sengketa kepemilikan saham PT Citra Lampia Mandiri. Menurut KPK, duit disalurkan lewat orang kepercayaan Eddy.


Status tersangka Eddy memang sudah dicabut setelah ia memenangi gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 30 Januari 2024. 


Tiga bulan kemudian, Eddy menjadi saksi ahli untuk Prabowo dalam sengketa hasil pemilihan presiden di MK. 


- Prabowo juga mengangkat kembali Ario Bimo Nandito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. 


Ia pernah terbawa-bawa korupsi pembangunan menara pemancar (BTS) 4G di Kominfo. Salah seorang tersangka, Irwan Hermawan, menyebut Dito menerima fulus Rp 27 miliar dalam pecahan dolar Amerika Serikat pada November-Desember 2022 untuk meredam pengusutan perkara BTS. 


Saat itu Dito menjabat staf khusus Kementerian Koordinator Perekonomian. Dito berulang kali membantah dugaan keterlibatannya dalam kasus tersebut.


Dua elite partai pendukung Prabowo Subianto mengatakan Dito masuk kabinet lagi karena diajukan oleh Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia. 


Ia mengisi satu dari delapan slot menteri yang didapat partai beringin di Kabinet Merah Putih.


- Nama lain yang pernah punya masalah adalah Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah. 


- Juga Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Budi Gunawan yang terseret dalam dugaan kepemilikan rekening gendut. Budi malah pernah menjadi tersangka kasus tersebut sebelum memenangi gugatan praperadilan. 


- Menteri Koordinator Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra juga pernah menjadi tersangka korupsi Sistem Administrasi Badan Hukum sebelum kasusnya ditutup Kejaksaan Agung.


- Pembantu Prabowo lain juga memiliki latar belakang yang bermasalah. Misalnya Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, yang sebelumnya Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pernah dipersoalkan saat naik ke posisi direktur jenderal. Penunjukan Hanif saat itu dianggap janggal karena surat hasil akhir seleksi eselon I dibubuhi tanda tangan yang diduga palsu.


Hanif juga memiliki kedekatan dengan pengusaha tambang dan hutan, Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam. 


Sejumlah politikus yang mengetahui penyusunan Kabinet Merah Putih mengatakan Hanif masuk kabinet berkat sokongan Haji Isam, yang turut mengantarkan Prabowo sebagai presiden. 


Kedekatan Hanif dengan Haji Isam bermula di Kalimantan Selatan saat Hanif menjabat Kepala Dinas Kehutanan Tanah Bumbu. Di sana Isam memiliki konsesi tambang batu bara dan kebun kelapa sawit.


Selama menjadi Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Hanif dinilai berkompromi untuk memuluskan eksploitasi kawasan hutan bagi perusahaan tambang tanpa izin. 


Data dari Forest Watch Indonesia menunjukkan Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi dengan izin tambang di dalam hutan tanpa persetujuan penggunaan kawasan hutan sebanyak 116 izin usaha pertambangan. 


- Wakilnya di Kementerian Kehutanan, Sulaiman Umar Siddiq, malah lebih dekat dengan Isam. Sulaiman, yang sebelumnya menjabat direktur sebuah rumah sakit di Batulicin, Kalimantan Selatan, adalah adik ipar Isam. 


- Ada juga menteri yang pernah bekerja di perusahaan milik Isam. Mereka adalah Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan Menteri Pekerjaan Umum Raden Dody Hanggodo. 


(Selengkapanya baca: Majalah TEMPO, Minggu, 27 Oktober 2024)

Penulis blog