POLITIK

Mendag Zulhas Sebut Jokowi Super Hero, Kok Bisa?

DEMOCRAZY.ID
Oktober 09, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Mendag Zulhas Sebut Jokowi Super Hero, Kok Bisa?



DEMOCRAZY.ID - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebentar lagi masa jabatannya akan berakhir pada 20 Oktober 2024.


Hal itu disampaikan dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 pada 9-12 Oktober 2024, di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (9/10/2024).


“Sebelum saya mengakhiri laporan ini, izin Pak karena ini mungkin sambutan terakhir Bapak, kami semua terima kasih Bapak Presiden telah menyelamatkan kita dari COVID-19, 2 tahun yang begitu berat. Tidak mudah,” kata Mendag.


Selain itu, Mendag juga memuji kepemimpinan Jokowi yang membangun infrastruktur secara masif, sehingga masyarakat Indonesia bisa menikmati transportasi umum dengan nyaman.


“Banyak yang sudah Bapak lakukan, transportasi mulai jaman Bung Karno, Jakarta tidak selesai, sekarang tembus Pak. Jakarta, Surabaya, Lampung sampai Aceh. Bapak bangun pusat-pusat wisata, Komodo, Danau Toba, Mandalika,” ujarnya.


Disisi lain, Mendag mengapresiasi pertumbuhan ekonomi di era Jokowi tumbuh stabil dengan rata-rata dikisaran 5 persen, serta inflasi yang terkendali.


Pertumbuhan Ekonomi


“Pertumbuhan ekonomi yang stabil, rata-rata 5 persen lebih, inflasi terkendali. Perdagangan Pak Alhamdulillah 52 bulan terus-terusan surplus. 52 bulan Bapak,” katanya.


Zulkifli Hasan pun menyebut bahwa peralihan Pemerintahan Jokowi kepada Presiden Terpilih Prabowo merupakan transisi yang berjalan baik.


“Insyaallah peralihan pemerintahan menurut saya ini yang terbaik, insyaallah yang terbaik. Banyak sekali yang sudah Bapak lakukan untuk Indonesia. Oleh karena itu kami semua mengucapkan terima kasih pada Bapak Presiden,” pungkas Zulkifli Hasan.


Harga Pangan Kelewat Murah, Mendag Mulai Was-Was


Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan bahwa pemerintah akan segera mengkaji penyebab penurunan harga sejumlah komoditas pangan yang dianggap terlalu murah. 


Penurunan harga pangan yang berlebihan ini dapat memberikan dampak negatif, terutama bagi petani.


"Kami akan mengevaluasi lebih lanjut, apakah penurunan harga ini disebabkan oleh suplai yang berlebihan atau daya beli masyarakat yang menurun," ujar Mendag Zulkifli Hasan saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta dikutip dari ANTARA, Jumat (4/10/2024).


Zulkifli juga menyampaikan bahwa dirinya sering mendapat kritik ketika menyebut harga suatu komoditas terlalu murah. Padahal, harga yang terlalu rendah berpotensi merugikan para petani.


"Saya sering di-bully ketika menyebut harga suatu komoditas terlalu murah. Tetapi faktanya, jika harga pangan terlampau rendah, petani bisa mengalami kerugian besar," ungkapnya.


Sebagai contoh, Zulkifli menjelaskan bahwa jika harga cabai di pasar jatuh jauh di bawah patokan Rp40 ribu per kilogram, seperti hanya Rp15 ribu, maka para petani akan langsung mengalami kerugian. 


Begitu pula dengan telur, jika harga standar Rp28 ribu turun menjadi Rp24 ribu, maka usaha peternakan bisa terancam bangkrut.


Penyebab Harga Murah


Menurut Zulkifli, penurunan harga komoditas ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan musim, kelebihan suplai, atau penurunan daya beli masyarakat.


"Oleh karena itu, kami akan melakukan kajian menyeluruh untuk mengetahui penyebab dan dampak dari harga pangan yang terlalu murah," tegas Zulkifli Hasan.


Pentingnya Harga Komoditas yang Stabil


Zulkifli juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga komoditas pangan. Jika harga terlalu rendah, bukan hanya petani yang dirugikan, tetapi juga stabilitas ekonomi di sektor pertanian.


"Kami akan memastikan harga komoditas tetap stabil agar petani tidak mengalami kerugian dan pasokan pangan tetap terjaga," lanjutnya.


Kesimpulan


Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk melakukan kajian menyeluruh terkait penurunan harga komoditas pangan. 


Langkah ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi harga serta mencegah kerugian yang lebih besar di sektor pertanian.


Sumber: Liputan6

Penulis blog