GLOBAL POLITIK

Media Asing Sorot Manuver Jokowi - Perjalanan Gibran Menuju Kursi Wapres

DEMOCRAZY.ID
Oktober 16, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
POLITIK
Media Asing Sorot Manuver Jokowi - Perjalanan Gibran Menuju Kursi Wapres



DEMOCRAZY.ID - Pada 20 Oktober mendatang, Joko Widodo (Jokowi) akan lengser dari posisi presiden RI dan digantikan oleh Prabowo Subianto serta Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden (wapres).


Situasi ini pun menjadi sorotan media asing. Reuters pada Selasa (15/10/2024) merilis laporan dengan judul How Indonesia's outgoing Jokowi steered son Gibran to vice presidency.


Dalam laporan tersebut, Reuters mengutip narasumber 15 orang, termasuk setengah lusin pejabat senior pemerintah dan penasihat politik yang bekerja erat dengan Gibran, Prabowo, dan Jokowi. Banyak dari narasumber tersebut berbicara dengan syarat anonim.


"Enam dari mereka menggambarkan bagaimana Jokowi mengarahkan putranya yang berusia 37 tahun yang introvert ke dunia politik sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan pengaruhnya setelah meninggalkan jabatan tinggi," demikian laporan Reuters.


"Empat orang juga memerinci bagaimana Prabowo mulai mendekati putra mantan pesaingnya sembilan bulan sebelum Mahkamah Konstitusi (MK) secara kontroversial menyesuaikan usia kelayakan untuk menduduki jabatan, yang memungkinkan Gibran untuk mencalonkan diri," tambah laporan tersebut.


Media tersebut menyoroti posisi wapres yang memiliki sedikit kewenangan hukum, sehingga pengaruh Gibran akan bergantung pada hubungannya dengan Prabowo. 


Lima orang yang dekat dengan presiden terpilih mengatakan posisi Gibran nantinya akan fokuskan pada digitalisasi ekonomi, mengawasi ibu kota baru, atau program pangan andalan Prabowo.


Awal Mula Gibran Terjun ke Politik

Jokowi berbeda dengan beberapa presiden pendahulunya, yang tetap bisa aktif menggunakan pengaruhnya setelah meninggalkan kursi orang nomor satu di RI dengan memimpin partai politik.


Karena tidak memiliki 'mesin' serupa, Jokowi mulai mendorong putranya untuk mencalonkan diri sebagai wali kota Solo, kota berpenduduk 500.000 jiwa.


Menurut enam orang yang mengetahui masalah tersebut, Gibran awalnya tidak tertarik, mengingat mantan pengusaha katering itu digambarkan "tidak ambisius" dan "sedikit penyendiri."


"Tetapi Gibran mulai bersemangat, sebagian terinspirasi oleh saudara iparnya Bobby Nasution, yang sedang mengembangkan profil regional terkemuka sebagai wali kota kota lain," kata salah satu orang tersebut. 


Ia mencalonkan diri dan menang sebagai kandidat dari Partai Demokrasi Perjuangan (PDI-P).


Namun hubungan antara Jokowi dan PDI-P putus tahun lalu karena Ketua Umum Partai Megawati menolak upaya Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya, kata Sekretaris PDI-P Hasto Kristiyanto, sebagaimana dilaporkan Reuters.


Ia juga menyebut dukungan Jokowi untuk Gibran "secara tidak langsung... sebagai cara baginya untuk memperpanjang masa jabatannya."


Perpecahan itu membawa Jokowi dan putranya ke kubu Prabowo. Titik balik terjadi pada April 2023, ketika Jokowi diberi tahu oleh Megawati tentang calon presiden partai itu hanya sehari sebelum pengumuman.


Menurut lima anggota dan penasihat partai, Jokowi menganggapnya sebagai indikasi bahwa ia tidak akan dapat memengaruhi calon itu nanti.


Cara Komunikasi Gibran

"Orang-orang mengatakan bahwa kemungkinan besar dia akan menjadi lame duck (bebek lumpuh)," kata Firman Noor, seorang peneliti politik di lembaga pemikir pemerintah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).


Firman mengatakan Gibran tidak memiliki keterampilan ayahnya dalam politik ritel. "Jokowi memiliki hubungan dengan rakyat, tetapi Gibran canggung," kata Firman.


Menurut informasi, penasihat Jokowi sempat memperingatkannya pada tahun 2020 saat Gibran mencalonkan diri sebagai wali kota tentang gaya komunikasinya yang buruk.


"Jokowi mengakui kekhawatiran tersebut tetapi percaya bahwa posisi yang pernah dipegangnya adalah tempat pelatihan yang baik untuk politik nasional," menurut salah satu narasumber.


Jokowi bahkan juga memanggil jaringan relawannya yang berpengaruh, Projo, untuk membantu kampanye Gibran. 


Namun Panel Barus, seorang pejabat senior kelompok tersebut, mengatakan bahwa Projo bertindak atas kemauannya sendiri.


Para pembela Gibran mengatakan bahwa ia telah meningkat sebagai komunikator politik. 


Sebagian besar pengamat setuju bahwa ia tampil baik melawan dua pesaing yang lebih berpengalaman selama debat televisi wakil presiden tahun ini.


"Ia tidak banyak bicara, tetapi ia pendengar yang baik," kata mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, bagian dari tim yang menasihati Gibran. 


"Ia mendengarkan dan mencerna, lalu ia membuat keputusan."


Sumber: CNBC

Penulis blog