CATATAN POLITIK

'Kutukan-Kutukan Kabinet Prabowo-Gibran'

DEMOCRAZY.ID
Oktober 22, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
'Kutukan-Kutukan Kabinet Prabowo-Gibran'


'Kutukan-Kutukan Kabinet Prabowo-Gibran'


Oleh: Karyudi Sutajah Putra

Analis Politik Pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)


Kutukan, menurut KBBI, berarti doa atau kata-kata yang dapat mengakibatkan kesusahan atau bencana kepada seseorang.


Sedikitnya ada dua sosok yang terkena kutukan kabinet Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Keduanya adalah Muhaimin Iskandar dan Taufik Hidayat. 


Jika nanti Haikal Hassan jadi masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran, berarti ada tiga sosok yang terkena kutukan.


Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dilantik Prabowo sebagai Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat di Kabinet Merah Putih, Senin (21/10/2024) pagi. 


Sore harinya, giliran legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat yang dilantik Prabowo sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga.


Padahal, semasa kampanye sebagai calon wakil presiden dari calon presiden Anies Baswedan di Pemilihan Presiden 2024, Muhaimin banyak menyerang materi kampanye Prabowo-Gibran yang merupakan rivalnya. 


Antara lain soal Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang dirinya tidak setuju. Bahkan jika terpilih di Pilpres 2024, dirinya dan Anies Baswedan akan membatalkan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.


Kini, setelah Prabowo-Gibran dilantik menjadi Presiden-Wakil Presiden RI periode 2024-2029, Ahad (20/10/2024), Muhaimin justru menjadi salah seorang menterinya. Ia semacam terkena kutukan oleh ucapannya sendiri.


Begitu pun Taufik Hidayat. Menantu mantan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan mantan Menteri Perhubungan Agum Gumelar ini pernah menyatakan banyak “tikus” di Kemenpora. 


Namun kini ia justru berkantor di Kemenpora sebagai wakil dari Menpora Dito Ariotedjo.


Dikutip dari sejumlah media, Taufik ketika menjabat Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017 sempat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus korupsi mantan Menpora Imam Nahrawi. 


Taufik dimintai keterangan sebagai saksi atas dugaan penerimaan suap Imam sebesar Rp11,5 miliar dan gratifikasi Rp8,648 miliar dari sejumlah pejabat Kemenpora dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).


Namanya terseret dalam kasus korupsi Imam, membuat Taufik kapok. Dia tak menyangka hal ini bisa menimpa dirinya meski sebelumnya sudah sadar betul bahwa banyak oknum-oknum jahat di Kemenpora.


“Asli gue kapok. Tadinya cuma mau belajar karena mertua gue yang di pemerintahan. Terus ada kepikiran siapa lagi sih selain bokap yang nerusin di situ? Akhirnya gue mencoba yang tadinya di organisasi olahraga, yang di bulutangkisnya, kemudian masuk ke pemerintahan,” kata Taufik dalam bincang-bincangnya dengan Deddy Corbuzier empat tahun lalu.


“Ternyata, waduh, tidak sejalan nih, kiamatlah. Kalau bisa dibilang kasarnya, siapa pun menterinya akan sama saja. Itu harus setengah gedung dibongkar. Tikusnya banyak banget,” lanjut Taufik.


Kini, Taufik justru harus berkantor di gedung yang ia sebut banyak “tikus” (koruptor) itu. Ia pun terkena semacam kutukan oleh ucapannya sendiri.


Berikutnya, jika nanti Haikal Hassan jadi dilantik menjadi pejabat di pemerintahan Prabowo-Gibran, maka tokoh Gerakan 212 ini juga tertimpa semacam kutukan.


Babe Haikal adalah salah satu sosok yang diaudisi oleh Prabowo di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (19/10/2024). 


Namun, Haikal tidak termasuk dalam Kabinet Merah Putih yang dilantik Prabowo, Senin (21/10/2024).


Selain Haikal Hasan, sosok-sosok lain yang diaudisi Prabowo tetapi belum dilantik menjadi menteri, wakil menteri atau kepala badan/lembaga antara lain Raffi Ahmad, Yovie Widianto, Gus Miftah dan Plt Ketua Umum PPP Mardiono. 


Kemungkinan mereka akan mendapatkan penugasan lain di pemerintahan Prabowo-Gibran.


Diketahui, Haikal Hassan pernah mengkritik keras ulama yang dekat dengan pemerintah. 


Menurut dia, lalat-lalat yang mengerubungi bangkai lebih mulia daripada ulama-ulama yang mendekat ke pemerintah. 


Sebab itu, siapa pun pemerintahnya, Haikal mengaku akan tetap menjadi oposisi.


Kritik tajam itu ia sampaikan saat Indonesia dipimpin Presiden Joko Widodo. Kini, Jokowi telah digantikan oleh Prabowo. 


Tapi ingat, wakil presiden dari Prabowo adalah Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi.


Alhasil, jika Haikal Hasan nanti jadi bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran, maka ia tidak saja menjilat ludah sendiri, tetapi juga terkena kutukan oleh ucapannya sendiri, sebagaimana Muhaimin Iskandar dan Taufik Hidayat.


Tetapi, mereka yang terkena kutukan masuk kabinet Prabowo-Gibran alih-alih sengsara atau mengalami kesusahan, justru senang dan penuh kebahagiaan. 


Kecuali jika nanti mereka korupsi dan tertangkap lalu masuk penjara, itu benar-benar kutukan yang nyata, bukan fatamorgana. ***

Penulis blog