EDUKASI POLITIK TRENDING

Kontroversial! Penjelasan UI Soal Polemik Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Rekor Tercepat Ternyata Dicetak Oleh Sosok Ini

DEMOCRAZY.ID
Oktober 20, 2024
0 Komentar
Beranda
EDUKASI
POLITIK
TRENDING
Kontroversial! Penjelasan UI Soal Polemik Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Rekor Tercepat Ternyata Dicetak Oleh Sosok Ini



DEMOCRAZY.ID - Pihak Universitas Indonesia (UI) menegaskan gelar doktoral Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dilalui dengan wajar sesuai ketentuan dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG). 


Bahlil disebut bukanlah penyandang tercepat gelar doktor karena menyelesaikan kuliah dalam empat semester.


Adapun Bahlil diberikan gelar Doktor pada Rabu (16/10/2024) dengan predikat cumlaude. 


Bahlil lulus dalam waktu yang terbilang cepat yakni 1 tahun 8 bulan.


Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Publik (Humas dan KIP) UI Amelita Lusia mengatakan rekor tercepat program doktoral dicetak Sugeng Purwanto.


Sugeng Purwanto meraih gelar doktor bidang ekonomi makro di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UI dalam jangka waktu 13 bulan 26 hari.


“Sugeng Purwanto mendapat predikat cum laude dan bahkan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk peraih doktor tercepat,” kata Amel kepada wartawan, Sabtu (19/10/2024).



Sementara Bahlil meraih gelar doktor dalam kurun waktu 20 bulan atau dalam masa studi empat semester. 


Masa studi Bahlil sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI. 


Sedangkan Pasal 14 Peraturan Rektor ini mengatur secara tegas bahwa Program Doktor dapat ditempuh dalam jangka waktu 4 semester dan selama-lamanya 10 semester. 


"Jadi program doktoral Pak Bahlil sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya.


Sementara itu, Alumnus program Doktor by research SKSG UI, Raden Edi Soewandono menyebutkan, bahwa aturan tersebut merupakan dasar hukum seorang mahasiswa bisa lulus dalam jangka waktu 4 semester. 


Edi juga menjelaskan bahwa SKSG UI merupakan program pascasarjana dengan pendekatan lintasdisipliner. 


Pendekatan lintasdisipliner yang diterapkan SKSG UI menawarkan solusi yang tepat untuk menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks dan dinamis. 


Pendekatan lintasdisipliner telah lama diterapkan di negara-negara maju dan masih jarang ditemukan di Indonesia. 


Sistem pendidikan di Indonesia masih cenderung mempertahankan linearitas keahlian, di mana mahasiswa fokus pada satu disiplin ilmu yang spesifik. 


Namun, masalah global yang dihadapi saat ini, seperti perang proxy, pandemi, keamanan siber, hingga perdamaian kawasan, tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan keilmuan yang sempit. 


Solusi yang efektif haruslah menyeluruh, mempertimbangkan berbagai dimensi, dan menggabungkan perspektif dari berbagai disiplin ilmu. 


"Inilah yang menjadi keunggulan Program Doktor Kajian Stratejik dan Global di UI,” kata Edi.


Tim Investigasi


Sementara itu, Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) membentuk tim investigasi untuk memeriksa kejanggalan dalam pemberian gelar Doktor pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia.


"Kami bersama Senat Akademik UI sudah bentuk tim investigasi untuk memeriksa kasus ini," kata Ketua Dewan Guru Besar UI Prof. Harkristuti Harkrisnowo dikutip dari Kompas.com, Sabtu (19/10/2024). 


Prof. Harkristuti mengatakan, satu di antara alasan dibentuk tim investigasi ini karena pihaknya merasa banyak kejanggalan dalam pemberian gelar Doktor pada Bahlil Lahadalia.


Diungkapkannya, proses investigasi ini, kata Harkristuti, akan berlangsung hingga 30 Oktober 2024.


"Sampai 30 Oktober 2024," ujarnya.


Sumber: Tribun

Penulis blog