CATATAN POLITIK

Kontroversi Kabinet Merah Putih: Wapres 'Selonong Boy' dan Empat Menterinya Bikin Pernyataan Heboh

DEMOCRAZY.ID
Oktober 24, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
Kontroversi Kabinet Merah Putih: Wapres 'Selonong Boy' dan Empat Menterinya Bikin Pernyataan Heboh


Kontroversi Kabinet Merah Putih: Wapres 'Selonong Boy' dan Empat Menterinya Bikin Pernyataan Heboh


Gibran Rakabuming Raka disorot para netizen terkait 'Selonong boy' terkait dugaan menyalip Prabowo.


Seperti dikutip akun youtube Wayang Kampung Sebelah yang memberi judul 'Fufufafa Nyalip Prabowo'.


Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan para pejabat negara yang akan mendukung pemerintahannya dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.


Pengumuman ini dilakukan di Istana Negara, Jakarta, pada 20-22 Oktober 2024, di mana Prabowo memperkenalkan total 112 pejabat negara yang meliputi menteri, wakil menteri, hingga kepala badan pemerintahan.


“Daftar Kepala Badan RI dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 telah kami umumkan,” ujar Prabowo saat pengumuman resmi di Istana Negara, Selasa, 22 Oktober 2024.


Meskipun baru beberapa hari menjabat, sejumlah menteri di kabinet Prabowo-Gibran sudah menjadi sorotan publik karena beberapa kebijakan dan pernyataan yang kontroversial.


Berikut empat nama menteri yang mendapat perhatian khusus:


1. Yusril Ihza Mahendra (Menko Hukum dan HAM)


Yusril Ihza Mahendra, Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, menjadi perbincangan usai menyatakan bahwa peristiwa 1998 tidak termasuk pelanggaran HAM berat.


Menurutnya, pelanggaran HAM berat seperti genosida atau pembersihan etnis tidak terjadi dalam peristiwa tersebut.


Pernyataan ini memicu perdebatan publik mengingat sensitivitas isu tersebut.


2. Yandri Susanto (Menteri Desa dan Daerah Tertinggal)


Menteri Desa dan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, mendapat kritik setelah diduga menggunakan surat resmi kementerian untuk kepentingan pribadi.


Mahfud MD, mantan Menko Polhukam, menuduh Yandri menyebarkan undangan haul ibundanya dengan menggunakan kop surat kementerian. Tindakan ini dinilai sebagai pelanggaran etika oleh publik.


3. Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM)


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memicu kontroversi setelah menyebut adanya ‘tukar guling’ posisi menteri di Kabinet Merah Putih antara Partai Golkar dan Gerindra.


Dalam pidatonya di acara HUT Golkar ke-60, Bahlil mengungkapkan bahwa posisi Ketua MPR yang seharusnya diberikan kepada Golkar, akhirnya ditukar dengan keuntungan tambahan untuk Gerindra.


4. Natalius Pigai (Menteri HAM)


Natalius Pigai, Menteri HAM, menyuarakan kritik terkait anggaran kementeriannya yang dianggap terlalu kecil.


Ia menyebut anggaran Kementerian HAM sebesar Rp60 miliar seharusnya dinaikkan menjadi Rp20 triliun, mengingat beban kerja yang besar.


Pernyataan ini mengundang reaksi publik dan memicu diskusi terkait alokasi anggaran negara.


Selain keempat menteri tersebut, rekam jejak beberapa menteri lainnya juga menjadi sorotan netizen.


Warganet membahas tokoh seperti Menpora Dito Ariotedjo dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang kembali dilantik.


Salah satu warganet di media sosial X mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kedua menteri ini.


“Dito (Menpora) dan Trenggono (MenKP) perasaan aku lumayan rawan,” cuit akun @iwitarqdm pada 20 Oktober 2024.


Keputusan Prabowo dalam memilih menteri-menteri ini masih menjadi bahan perbincangan hangat, dan banyak yang menunggu langkah selanjutnya dari Kabinet Merah Putih di tengah sorotan dan kontroversi yang bermunculan.


Skenario Matahari Kembar? Gibran 'Selonong Boy' Disinyalir Nyalip Prabowo!



Sebuah video dari kanal YouTube Wayang Kampung Sebelah mengundang perhatian publik dengan judul provokatif, "Fufufa Nyalip Prabowo, Skenario Matahari Kembar?".


Tayangan tersebut membahas kinerja Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dan potensinya dalam politik nasional.


Video ini diawali dengan tulisan, "Bercanda Mari kita bercengkerama menguak fakta hidup kita."


Dalam dialog yang disampaikan tiga wayang, salah satu karakter langsung mengangkat topik seputar kinerja Gibran setelah dilantik sebagai Wakil Presiden. 


"Bagaimana Li, orang-orang yang merendahkan Gibran pasti kecele, kan? Setelah dilantik, Gibran langsung sigap bekerja, bahkan presidennya langsung kesalip jauh!" ucap salah satu wayang. 


Pembicaraan kemudian berkembang ke arah perdebatan mengenai peran Gibran di pemerintahan. Salah satu tokoh wayang menegaskan bahwa Gibran adalah bagian dari "paket kepemimpinan" bersama Prabowo Subianto.


Namun, ada kritik tajam terkait tindakan Gibran yang dinilai bekerja di luar sistem, bahkan dianggap melangkahi peran Prabowo sebagai presiden.


"Fufufa (Gibran) bertindak seolah-olah tidak paham dengan mekanisme organisasi dan tugas Wakil Presiden," kritik salah satu karakter. "Kalau salah, pasti sudah ditegur oleh Prabowo."


Kekhawatiran pun muncul apabila Prabowo tidak mengambil tindakan.


"Kalau Prabowo tidak menegur, kita malah pantas khawatir. Apakah Prabowo juga tidak paham ketatanegaraan?" ucapnya.


Dialog wayang terus menggali peran Gibran yang menerima tamu negara seperti perwakilan dari Korea Selatan dan Tiongkok.


Para wayang mempertanyakan apakah seorang Wakil Presiden bisa melakukan negosiasi strategis antar negara tanpa melibatkan Presiden.


"Kok yang ditemui Gibran hanya dua negara, Tiongkok dan Korea? Apakah dia punya hak bicara kerja sama strategis tanpa sepengetahuan Presiden?" pertanyaan tajam tersebut menjadi sorotan utama dalam video tersebut.


Kecurigaan semakin menguat bahwa Gibran bergerak mendahului Prabowo, menimbulkan spekulasi adanya "persaingan citra" antara Wakil Presiden dan Presiden. 


Publik disuguhkan kesan bahwa Gibran dan Prabowo bersaing dalam hal pencitraan, situasi yang jarang terjadi di pemerintahan.


"Ini kesan yang buruk. Presiden dan Wakil Presiden harusnya kompak, bukan bersaing dalam pencitraan," ucap salah satu wayang.


Bahkan, ada dugaan bahwa tim media Gibran berasal dari tim media sang ayah, Jokowi, yang sebelumnya sukses membangun citra Jokowi.


Wayang lain menambahkan, "Fufufa mungkin meniru jejak Mulyono, tapi dengan gaya lebih elegan. Kalau Mulyono dulu masuk gorong-gorong, Gibran masuk terowongan MRT."


Kecurigaan ini memunculkan spekulasi tentang "skenario matahari kembar" yang pernah diingatkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Jika fenomena ini terus berkembang, bisa menjadi ancaman serius bagi kepemimpinan Prabowo.


"Jika dibiarkan, ini bisa berbahaya. Apakah Prabowo akan tetap tegak sebagai pemimpin berintegritas atau malah tergoyah oleh tekanan?" ujar salah satu karakter dalam tayangan tersebut.


Spekulasi semakin panas, terutama setelah muncul dua menteri yang dianggap blunder, menandakan awal yang tidak mulus bagi pemerintahan Prabowo.


Sumber: PorosJakarta

Penulis blog