'Ketum PSI Kaesang Pangarep Ditawari Jadi Menteri?'
Ketika Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo, ditawari untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo Subianto, rasanya seperti mendengar lelucon di tengah seriusnya rapat kabinet.
“Semua kami serahkan hak prerogatifnya kepada Pak Prabowo,” katanya, seolah-olah dia baru saja ditanya apakah dia mau ikut piknik di pantai atau tidak.
Apakah ini serius? Mari kita gali lebih dalam, dan lihat betapa konyolnya situasi ini, sekaligus menjadi potret konspirasi yang nyata di dunia politik Indonesia.
Kelemahan dari Segi Kompetensi: Menteri TikTok?
Kalau Kaesang jadi menteri, siapa yang mau percaya dia bisa mengurus negara? Mari kita bayangkan Kaesang, seorang influencer dan pengusaha, menggantikan menteri yang berpengalaman.
Di tengah rapat kabinet, bukannya membahas isu serius, dia justru membagikan tips “Cara Meningkatkan Followers Instagram” atau “Mengelola Bisnis Online di Zaman Digital”. Sungguh luar biasa!
Di saat para menteri lain membahas kebijakan ekonomi, Kaesang mungkin akan berkata, “Gimana kalau kita adakan challenge TikTok untuk meningkatkan pendapatan negara?”
Ini bukan hanya masalah serius, tetapi juga situasi yang bisa membuat rakyat geleng-geleng kepala.
Bisa-bisa alih-alih menurunkan angka kemiskinan, kita malah disuguhkan dengan konten viral yang tidak ada hubungannya dengan realitas.
Masalah Nepotisme: Siapa Bilang Keluarga Itu Buruk?
Mari kita bicarakan soal nepotisme. Sebagai putra presiden, Kaesang diangkat bukan karena kepiawaiannya, tetapi karena dia punya gelar “Anak Presiden”. Ini sama saja seperti memasukkan kucing ke dalam lomba anjing.
Hasilnya? Kucing itu bisa saja jadi yang pertama karena panitianya kasihan, bukan karena kemampuannya.
Rakyat akan bilang, “Oh, jadi gitu ya, di Indonesia kalau mau jadi menteri cukup jadi anak presiden?”
Hal ini hanya akan menciptakan preseden buruk bahwa jabatan politik bisa dibeli dengan koneksi keluarga.
Lalu, apakah kita akan melihat para anggota keluarga pejabat lainnya antre untuk jadi menteri berikutnya? Sungguh, ini seperti mengadakan ajang “Keluarga Menteri Terhebat”!
Implikasi Sosial dan Politik: Kacau Balau
Jika Kaesang benar-benar jadi menteri, bisa dipastikan rakyat akan mengguncang internet dengan meme-meme konyol tentang “Menteri Kaesang”.
Bayangkan, berbagai meme muncul dengan caption: “Kaesang: Menteri Keluarga dan Kucing!” Atau mungkin kita akan melihat video parodi di mana Kaesang mempresentasikan kebijakan baru sambil menari TikTok. Rakyat bisa-bisa berpikir, “Apa ini serius? Atau sekadar acara komedi?”
Di tengah masalah ekonomi dan politik yang semakin rumit, pengangkatan Kaesang sebagai menteri hanya akan memperburuk citra pemerintah.
Alih-alih mengatasi masalah serius, kabinet ini akan lebih terlihat seperti acara reality show, di mana semuanya tampak lebih konyol daripada nyata.
Rakyat mungkin akan bertanya-tanya, “Kalau mau tanya tentang negara, mendingan tanya Kaesang di DM Instagram saja, ya?”
Kesimpulan
Jadi, apakah Kaesang Pangarep layak jadi menteri? Kalau dilihat dari semua aspek, jelas ini lebih mirip lelucon daripada sebuah kebijakan serius.
Sementara rakyat berharap pada solusi konkret, kita malah disuguhi pertunjukan politik yang penuh tawa.
Potret konspirasi ini hanya akan menjadi catatan sejarah tentang bagaimana negeri ini bisa terjebak dalam absurditas politik.
Jika ini terjadi, siap-siap saja untuk menyaksikan drama konyol yang berjudul “Menteri Kaesang: Kebijakan Keluarga dan Kucing”!
Sumber: FusilatNews