DEMOCRAZY.ID - Calon gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK) mengatakan, trotoar bukan hanya tempat untuk berjalan kaki.
Berdasarkan ilmu tata kota, RK meyakini trotoar adalah ruang publik terbesar.
“Saya punya teori, trotoar itu bukan hanya tempat jalan kaki. Jangan keliru ya. Dalam ilmu tata kota itu, trotoar itu adalah ruang publik terbesar,” ujar Ridwan Kamil dalam acara diskusi di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Kamis (4/10/2024).
RK mengatakan, jika dibandingkan dengan jumlah meter persegi di alun-alun atau ruang terbuka di Jakarta, luas trotoar bisa jadi lebih besar dari Monumen Nasional (Monas).
“Karena jumlah trotoar dikali banyak melebihi jumlah alun-alun per meter persegi mereka. Jadi, ruang publik terbesar Jakarta itu bukan Monas, tapi trotoarnya,” imbuh RK.
Kendati demikian, RK mengakui, jika trotoar tidak diatur dengan baik, tidak akan ada aktivitas yang positif di atas ruang publik ini.
“Tidak ada trotoar, tidak ada aktivitas. Ada trotoar, ada aktivitas. Trotoar jelek, aktivitasnya terbatas. Trotoarnya keren, aktivitasnya juga keren,” kata RK.
Suami Atalia Praratya ini mengatakan, teorinya sudah teruji di Bandung.
Saat dia menjabat sebagai wali kota dulu, ada banyak trotoar yang diperbaiki bahkan dipercantik agar bisa memberikan efek yang lebih positif.
Misalnya, trotoar di Jalan Asia Afrika Bandung yang kini banyak diisi oleh cosplayer.
Menurut RK, setelah diperbaiki, trotoar ini menjadi lahan aktivitas yang positif. Selain membuat trotoar lebih nyaman bagi pejalan kaki, sebagian warga juga bisa hidup dengan menjual jasa mereka.
“Ini si cosplayer pendapatannya UMR, Rp 5 juta. Karena satu kali foto sama dia Rp 10.000,” lanjut dia.
RK mengatakan, semua cosplayer itu datang tanpa digerakkan oleh pemerintah daerah. Artinya, usaha ini merupakan kreativitas dari warga.
Saat ditemui wartawan, RK sempat ditanya soal karakteristik trotoar Bandung dan Jakarta yang berbeda. Trotoar di Jakarta disebutkan lebih banyak digunakan untuk lahan parkir atau berjualan.
RK mengatakan, dirinya akan menata ulang trotoar di Jakarta. Pejalan kaki harus berbagi dengan pihak lain.
Jika dibandingkan, Bandung dan Jakarta punya karakteristik dan kondisi trotoar yang berbeda.
“Ruang itu harus berbagi yang penting tidak melanggar aturan. Yang menjadi masalah itu kalau melanggar aturan karena masyarakat juga butuh,” kata RK.
Penataan trotoar di Jakarta akan meniru tata kota yang sudah banyak diterapkan di luar negeri.
“Kan di luar negeri juga sama, ruang-ruang kaki lima (ada), tapi kaki lima itu didesain jadi cantik, tapi ekonomi tetap berjalan enggak ada masalah,” kata RK lagi.
Tahapan pilkada memasuki masa kampanye pada 25 September-23 November 2024. Kemudian, sebelum memasuki hari pemungutan suara, pada 24-26 November 2024 ditetapkan sebagai masa tenang.
Hari pemungutan suara Pilkada 2024 akan digelar secara serentak di seluruh Indonesia pada 27 November 2024.
Sumber: Kompas