DEMOCRAZY.ID - Presiden terpilih Prabowo Subianto diduga terkena sihir ghaib Joko Widodo (Jokowi) dengan memilih anggota kabinet sebelumnya menjadi menteri di pemerintahan yang akan datang.
Beberapa Menteri Jokowi yang dipilih Prabowo justru mempunyai masalah hukum.
“Yang muncul pada Prabowo Subianto seperti bukan asli kepribadian dan karakternya tetapi diduga terkena sihir politik Jokowi (oligarki ) dan sihir ghaib sebagai pelengkapnya,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi dalam pernyataan kepada redaksi SuaraNasional, Kamis (17/10/2024).
Seorang prajurit yang telah sampai sebagai perwira tinggi statusnya Jenderal, kata Sutoyo, Prabowo mestinya tidak lupa dan tak akan bisa lepas dengan Sapta Marga dan Sumpahnya Sebagai Prajurit, apalagi akan menjadi Presiden RI, pandangan dan garis pondasinya adalah Pancasila dan UUD 45.
“Bukan membabi buta pada semua kebijakan Jokowi selama ini bahkan dijadikan sebagai pandangan, prinsip landasan perjuangannya sebagai Presiden, ini berbahaya,” papar Sutoyo.
Apakah Prabowo lupa sejarah Jokowi menapaki karirnya sebagai Presiden adalah atas bantuan laba-laba AS dan China.
Sebagai boneka asing harus melaksanakan UUD 2002 yang sudah dipersiapkan.
Dampaknya selama 10 tahun Jokowi sebagai Presiden memberi karpet merah bebas Taipan Oligarki terlibat langsung mengatur bahkan mampu menguasai semua pejabat /penyelenggara negara semua dalam kendalinya. Dampaknya negara berantakan.
“Saat ini Jokowi terus diburu rakyatnya harus diadili atas semua kesalahannya mengendalikan dan mengelola negara menjadi porak poranda.
Bahkan kalau Prabowo mengabaikan hal ini dipastikan rakyat akan membentuk Mahkamah Rakyat untuk mengadili Jokowi, keluarga dan kroni kroninya,” pungkasnya.
Dilain sisi, Presiden Republik Indonesia (RI) terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto dengan gamblang memberi sinyal jika dirinya tidak bisa disetir oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal ini disampaikan Pengamat Politik, Dr Bakhrul Khair Amal dalam menganalisis pidato Prabowo Subianto pada Kongres PAN, Sabtu (24/8) lalu.
“Dalam pidatonya itu ia dengan tegas menyatakan dirinya tidak muncul dari keinginan dinasti,” kata Bakhrul, Minggu (25/8).
Menurut Bakhrul, terdapat beberapa pernyataan Prabowo yang menegaskan dirinya bukan bagian dari dinasti Jokowi sebagaimana yang diframing oleh masyarakat selama ini.
“Dia selalu menyatakan berada di barisan rakyat lewat ucapan rakyat butuh pemimpin, rakyat butuh kerjasama menunjukkan jika ia ingin ‘mencuci diri’ dari pengaruh kekuasaan Jokowi,” ujarnya.
Namun begitu, Bakhrul mengatakan sulit untuk mengukur kebenaran dari ucapan Prabowo ini.
Sebab, ucapannya ini baru bisa dibuktikan setelah pelantikannya sebagai Presiden RI dalam beberapa hari mendatang.
“Tolak ukur kebenaran itu adalah pasca pelantikan. Bisa nggak dia implementasikan itu, saya kira bisa kita awasi bersama,” pungkasnya.
Sumber: SuaraNasional