DEMOCRAZY.ID - Pengamat Politik yang juga Ketua Perhimpunan Rakyat Progresif Sulawesi Selatan, Dr Ridwan Fawallang, mengkritisi susunan kabinet yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, kabinet yang baru saja diumumkan Mantan Menteri Pertahanan itu mayoritas diisi oleh menteri-menteri dari era Presiden Joko Widodo.
Hal ini disampaikan Fawallang kepada fajar.co.id, Senin (21/10/2024). Dia menyoroti bahwa 75 persen menteri yang dilantik Prabowo adalah simpatisan dan loyalis Jokowi.
Fawallang menilai, dominasi mantan menteri Jokowi ini menunjukkan bahwa kabinet Prabowo manifestasi sesungguhnya dari hasrat tiga periode Jokowi.
"Dari komposisi kabinet ini tidak diragukan bahwa Jokowi telah sukses memimpin tiga periode. Karena realitas politik memperlihatkan Prabowo seperti Presiden tempel karet, sementera presiden sesungguhnya, adalah Jokowi dan Gibran," kata Fawallang yang juga Dosen Universitas Muhammadiyah Makaasar.
Menurutnya, fenomena ini menjadi bukti bahwa menteri-menteri dan wakil menteri yang terpilih adalah orang dalam Jokowi, sehingga kabinet Prabowo seolah menjadi manifestasi dari pemerintahan tiga periode Jokowi.
Lebih lanjut, Fawallang menegaskan bahwa dengan komposisi menteri seperti ini, Prabowo Subianto tidak sepenuhnya berdaya dalam menjalankan pemerintahannya.
"Prabowo seolah tidak memiliki kebebasan dalam menentukan siapa saja yang akan duduk di kabinetnya. Dia berada di bawah kendali Jokowi," tambahnya.
Menurut Fawallang, ketidakmampuan Prabowo dalam memilih menteri-menteri independen akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintahan baru ini.
Ia menekankan bahwa menteri-menteri tersebut akan lebih banyak menguntit, tapi sedikit bekerja.
“Para menteri patut dicuriga menjadi penguntit kebijakan-kebijakan pemerintahan Prabowo. Ini tentu akan menjadi hambatan bagi Prabowo untuk melaksanakan janji-janji politiknya selama kampanye,” kata doktor ilmu Fiqih Modern yang membidangi hukum dan tata negara ini.
Menurutnya, kondisi ini bisa menjadi tantangan besar bagi Prabowo untuk memenuhi harapan rakyat yang memilihnya.
Bahkan menurutnya, Kabinet Prabowo ini sudah jauh dari istilah zaken kabinet yang di gembar-gemborkan dari awal.
"Ini bukan zaken kabinet, tapi second Kabinet, kabinet yang diisi oleh wajah-wajah yang pernah menjadi anak buah Jokowi," pungkas Ridwan Fawallang.
Kritik keras ini juga membawa kekhawatiran terkait masa depan politik Prabowo.
Jika Prabowo gagal memenuhi komitmennya, terutama karena terhalang oleh pengaruh orang-orang dari pemerintahan sebelumnya, maka kepercayaan publik terhadapnya bisa menurun.
Fawallang menutup dengan mengingatkan bahwa rakyat menginginkan perubahan nyata di bawah kepemimpinan Prabowo.
Namun, dengan postur kabinet yang ada saat ini, ia pesimis perubahan tersebut bisa terjadi.
Sumber: Fajar