DEMOCRAZY.ID - Menteri dan anggota Kabinet Merah Putih bertolak menuju Akademi Militer (Akmil), Lembah Tidar, di Magelang, Jawa Tengah untuk mengikuti pembekalan khusus.
Bersama-sama, mereka menaiki pesawat Hercules TNI Angkatan Udara dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, pada Kamis (24/10/2024).
Meski suasana akrab tampak terasa selama perjalanan, penggunaan satu pesawat untuk memboyong menteri menuai sorotan.
Warganet X misalnya, menganggap orang-orang penting tidak boleh berada dalam satu transportasi yang sama.
"Protokol macem apa ini? c level perusahaan aja gaboleh 1 moda," tulis akun @_dev***, Kamis petang.
Lantas, bagaimana aturannya?
Tidak ada larangan orang penting di satu pesawat
Pengamat penerbangan, Alvin Lie mengatakan, sebenarnya tidak ada aturan penerbangan yang melarang orang-orang penting berada dalam satu pesawat.
Menurutnya, masing-masing negara, perusahaan, organisasi, atau keluarga memiliki kebijakan sendiri.
"Tapi memang ada risikonya kalau seluruh anggota kabinet itu diangkut dalam satu pesawat terbang," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/10/2024).
Salah satunya, jika terjadi hal tidak diinginkan seperti pesawat mengalami kecelakaan, semua anggota kabinet dapat menjadi korban.
Tidak hanya itu, memisahkan penerbangan orang-orang penting juga membantu mengantisipasi saat terjadi keterlambatan.
Dengan demikian, tidak semua pejabat akan terlambat menghadiri acara yang telah dijadwalkan. Belum lagi, seumpama ada masalah genting tetapi terhalang komunikasi karena ada di dalam pesawat.
Hal tersebut dapat diantisipasi dengan menghubungi pejabat lain yang tidak sedang dalam perjalanan.
"Maka dari itu, di banyak negara, misalnya, presiden dan wakil presiden tidak boleh satu pesawat," kata Alvin.
Ketentuan serupa juga sering diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang melarang direktur utama, wakil direktur, atau direksi lain dalam penerbangan yang sama.
"Jadi kemarin itu ketika seluruh anggota kabinet diangkut dalam satu penerbangan ke Yogyakarta untuk lanjut ke Magelang, ada kekhawatiran jika pesawat mengalami insiden atau kecelakaan, risikonya terlalu besar," papar Alvin.
Dia menilai, alangkah baiknya jika anggota Kabinet Merah dibagi menjadi beberapa kloter perjalanan.
Cara ini mengurangi risiko yang tidak diinginkan lantaran tidak semua menteri dan jajaran pembantu presiden berada dalam satu moda transportasi.
"Dalam investasi pun kan demikian, jangan taruh seluruh telurmu dalam satu keranjang. (Maknanya) jangan investasikan seluruh uangmu di dalam satu instrumen saja," ucapnya.
Agenda penggemblengan jajaran Kabinet Merah Putih
Diberitakan sebelumnya, semua menteri dan anggota Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto digembleng dalam agenda retret tiga hari di Akmil, pada 24-27 Oktober 2024.
Dikutip dari Kompas TV, Jumat, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyebutkan, pembekalan Kabinet Merah Putih bukanlah ospek atau terkait militerisme.
Menurutnya, pembekalan bertujuan untuk menggembleng para menteri dan menumbuhkan rasa kebersamaan, sehingga memudahkan koordinasi menjalankan program pemerintah.
Selama tiga hari menjalani pembekalan dan team building, para menteri dan wakil menteri menginap di tenda glamping.
Setiap tenda dilengkapi dengan teras, ruang tamu, kamar tidur dan kamar mandi pribadi, hingga fasilitas setara penginapan istimewa.
Setidaknya 120 tenda didirikan untuk tempat bermalam 109 anggota Kabinet Merah Putih, termasuk tenda untuk pembekalan materi.
Selama pembekalan, anggota Kabinet Merah Putih akan mendapatkan arahan presiden dan pembekalan materi dengan beragam tema.
Beberapa tema di antaranya pencegahan korupsi, perencanaan anggaran, hilirisasi, food estate, dan program makan bergizi.
Sumber: Kompas