EDUKASI POLITIK

Imbas Kurikulum Merdeka Nadiem Makarim, FSGI Sebut Kualitas Berpikir Murid Jeblok: Jadi Plagiat, Nyontek Karya Orang!

DEMOCRAZY.ID
Oktober 16, 2024
0 Komentar
Beranda
EDUKASI
POLITIK
Imbas Kurikulum Merdeka Nadiem Makarim, FSGI Sebut Kualitas Berpikir Murid Jeblok: Jadi Plagiat, Nyontek Karya Orang!



DEMOCRAZY.ID - Kurikulum merdeka belajar jadi salah satu produk pendidikan yang dihasilkan Nadiem Makarim selama menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud). 


Selama pelaksanaannya sejak 2021, kurikulum tersebut dikritik justru menurunkan kualitas para siswa.


Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyoroti karakter para siswa yang selama pembelajaran sangat mengandalkan teknologi. 


Sekjen FSGI Heru Purnomo menyampaikan, digitalisasi dalam pendidikan memang penting dilakukan. 


Namun, dalam penggunaan teknologi itu diperlukan juga penanaman sikap dan cara berpikir kritis agar tidak disalahgunakan.


"Kenyataannya banyak sekali siswa ketika menggunakan digitalisasi dalam pembelajaran berbasis aplikasi, ketika mereka itu diajak untuk membuat sesuatu, bercerita, menuliskan sesuatu, mereka dengan cepat mengerjakan itu. Tapi ternyata cepat mengerjakan karena ada platform digital, enggak tahunya plagiator, karena nyontek banyak karya orang," ungkap Heru saat dihubungi pada Selasa (15/10/2024).


Para siswa dengan mudahnya menyalin jawaban dari internet dengan menncntek hasil karya maupun tulisan ilmiah di berbagai platform media. 


Namun saat diuji, kata Heru, para siswa justru tidak tahu mengenai apa yang tengah dikerjakan tersebut.


Atas dasar tersebut, penerapan kurikulum merdeka berbasis digitalisasi dinilai perlu ada perbaikan.


"Ini merugikan dalam menumbuhkan keterampilan berpikir dan bersikap tentu saja. Harapan kami dari FSGI ini perlu diperbaiki. Jangan sampai dengan adanya digitalisasi pendidikan kemudian menimbulkan banyak kebohongan peserta didik, sehingga tidak menimbulkan integritas sebagai pelajar," ujar Heru.


Di sisi lain, Heru juga memaklumi kekhawatiran masyarakat tentang pergantian kurikulum setiap kali berganti menteri pendidikan.


Menurutnya, publik juga perlu menyadari bahwa pergantian sistem pengajaran itu sebenarnya bertujuan untuk lakukan perbaikan. 


Dia mencontohkan, Kurikulum merdeka belajar pada dasarnya untuk memperbaiki Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013 yang dianggap terlalu padat. Kemudian disempurnakan dengan meringkas dalam kurikulum merdeka.


Hanya saja, dalam pelaksanaannya dengan penggunaan aplikasi dalam sistem pengajaran ternyata belum memberikan hasil positif.


Sumber: Suara

Penulis blog