DEMOCRAZY.ID - Momen Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang meninggalkan Akademi Militer (Akmil) Magelang terlebih dahulu dan meninggalkan Presiden Prabowo Subianto masih menjadi sorotan.
Tanpa ada momen urgent dan semacamnya, Gibran rupanya meninggalkan Akmil terlebih dahulu lantaran blusukan ke Pasar.
Gibran diketahui membagikan sembako kepada masyarakat sekitar Magelang, dan blusukan ke Pasar Gotong Royong wilayah Tidar Selatan, Kecamatan Magelang.
Bak plek ketiplek dengan sang ayah, Joko Widodo, cara mengambil hati para rakyat kecil ini kini diteruskan oleh Gibran.
“Bukannya wakil presiden harus terlibat secara total di dalam pembekalan Menteri-menteri, karena beliau juga punya potensi untuk menggantikan presiden bila presiden berhalangan,” Ujar Rocky, dikutip dari kanal youtube Rocky Gerung Official, Selasa (29/10/24).
“Jadi kurikulum pembekalan itu juga harus dipahami secara detil, bahkan oleh wakil presiden,” tambahnya.
Menurut Rocky, kemungkinan besar aktivitas yang dilakukan di Akmil belum dikuasai oleh Gibran secara keseluruhan, sehingga ia merasa bosan berada di Lokasi.
Belum lagi dengan isu-isu setumpuk mulai dari Fufufafa, hingga dinasti politik yang terus mengerubungi pikirannya, membuat dirinya ingin melampiaskannya dengan kegiatan yang lain.
“Beliau mungkin merasa bosan atau kurang paham dengan apa yang dibicarakan, lalu memilih untuk pergi dari Lembah Tidar dan mencari Lembah yang lain,” ucapnya.
“Mungkin wakil presiden juga tau bahwa dia masih tetap dalam sorotan isu-isu fufufafa, privat jet, dinasti, segala macam. Mungkin itu mengganggu beliau sehingga memilih untuk pergi dari Magelang lalu mencari sesuatu yang lebih sensasional dengan rakyat yaitu bagi-bagi hadiah lagi,” lanjutnya.
Rocky sontak mengatakan bahwa hal ini membuktikan jika memang ada keinginan besar yang melekat dalam diri Gibran agar dirinya bisa tetap diingat oleh banyak orang.
“Jadi memang ada kamera yang melekat pada Wakil Presiden untuk memungkinkan setiap saat wakil presiden bisa mengeksploitasi suasana supaya dia diingat terus,” tandasnya.
“Nah ini kita anggap kok bisa ya pencitraan itu diwariskan, DNA nya kok sama ya, antara Wakil Presiden dengan mantan Presiden Jokowi,” tambahnya.
Sumber: Suara