DEMOCRAZY.ID - Platform e-commerce asal China, Temu, yang dianggap sebagai ancaman serius bagi kelangsungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, kini telah resmi masuk ke pasar Indonesia.
Aplikasi ini mengundang perhatian besar karena menawarkan berbagai produk dengan harga yang sangat murah, termasuk tablet Android lokal yang hanya dibanderol sekitar Rp200 ribuan.
Harga yang sangat rendah ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pelaku UMKM akan kesulitan bersaing dan dapat tergeser dari pasar.
Temu, yang dimiliki oleh konglomerasi China PDD Holdings, menawarkan berbagai macam produk, mulai dari pakaian, elektronik, hingga perlengkapan rumah tangga.
Salah satu faktor utama yang memungkinkan harga produk di Temu sangat rendah adalah karena produsen dapat menjual langsung ke konsumen tanpa melalui perantara distributor atau pihak ketiga lainnya.
Artinya, produk dapat dikirim langsung dari pabrik ke konsumen, yang secara signifikan menurunkan biaya.
Penelusuran inilah.com, Selasa (8/10/2024), saat menggunakan aplikasi Temu ada tablet Android 10,1 inch RAM 6GB ROM 64GB merek lokal china dibanderol sekitar Rp200 ribuan saja.
Seperti disebutkan harga yang sangat murah ini karena produsen bisa menjual produk langsung ke konsumen.
Artinya, barang bisa dikirim dari pabrik ke konsumen tanpa melewati distributor, afiliator, atau pihak ketiga lain.
Keberadaan Temu yang menawarkan harga jauh lebih murah dibandingkan e-commerce lainnya seperti Shopee, Lazada, atau Tokopedia, menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia.
Menkominfo Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa platform ini berpotensi merusak bisnis UMKM lokal.
"Kami di Kominfo sangat berkepentingan untuk menjaga nasib UMKM kita, UMKM Indonesia, karena di situ ada banyak tenaga kerja yang terlibat. Jangan sampai platform dari luar negeri ini menghancurkan UMKM kita," ujar Budi saat ditemui di Kementerian Kominfo, Kamis (3/10/2024).
Meskipun pemerintah telah melarang operasional Temu di Indonesia, aplikasi ini masih bisa diunduh melalui Play Store dan App Store.
Menkominfo berjanji akan segera mengambil langkah tegas untuk memblokir aplikasi tersebut.
“Sudah pasti diblokir. Kita tidak akan izinkan platform seperti ini menghancurkan UMKM kita,” tegas Budi.
Tak hanya di Indonesia, kehadiran Temu juga menuai kontroversi di negara lain.
Di Amerika Serikat, Temu sempat menjadi sorotan setelah pemerintah negara bagian Arkansas menggugat aplikasi ini dengan tuduhan mengandung malware yang dapat memata-matai ponsel pengguna.
Keluhan serupa juga muncul dari para pengguna yang mengaku menerima produk dengan kualitas rendah dan waktu pengiriman yang sangat lama.
Kehadiran Temu di Indonesia menambah tantangan bagi UMKM yang kini harus bersaing dengan produk-produk murah dari luar negeri.
Pemerintah berharap dengan pemblokiran aplikasi ini, UMKM lokal dapat terlindungi dan tetap menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia.
Sumber: Inilah