POLITIK

Terkait Pasukan Berani Mati Bela Jokowi, Gatot Nurmantyo: Kalau Benar Ada, Artinya Presiden Jokowi Tidak Percaya TNI/POLRI

DEMOCRAZY.ID
September 23, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Terkait Pasukan Berani Mati Bela Jokowi, Gatot Nurmantyo: Kalau Benar Ada, Artinya Presiden Jokowi Tidak Percaya TNI/POLRI



DEMOCRAZY.ID - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Let Jend Purn Gatot Nurmantyo menilai muncul isue “Pasukan Berani Mati Bela Jokowi”  itu hoax pasalnya kepolisian, Menkopolhukam, Presiden RI tidak memberikan penjelasan terkait hal tersebut.


“Kalau kepolisian, menkopolhukam tahu tentunya Presiden Jokowi  tahu soal “Pasukan Berani Mati Bela Jokowi” Karena kan pasukan  itu yang akan membela Presiden Joko Widodo,” kata Gatot Nurmantyo di akun YouTube Hersubeno Point, 22/9/2024 yang viral menembus 1juta viewers dalam 1 hari.


“Dan kalau Presiden Jokowi tahu tentunya beliau melarang. Mengapa melarang? Karena cukup disampaikan saya ini punya Paspampres, punya TNI-Polri. Secara definitif, saya sebagai Presiden saya yakin selama ini TNI Polri mampu melindungi saya,” imbuhnya.


Gatot Nurmantyo menilai kalau tidak disampaikan jika besok ada ‘Pasukan Berani Bela Jokowi” patut diduga, pertama, beliau sudah tidak percaya lagi dengan TNI- Polri khususnya Paspampres.


Walaupun beliau sudah tidak jadi presiden, Paspampres tetap melekat memberikan pengamanan presiden .


Kedua, berarti dalam pikiran seorang Presiden, kalau itu benar-benar tahu, dan terjadi. Dan tidak menyampaikan dan melarang maka seharusnya seorang pemimpin adalah selalu bertindak ya.


Gatot Nurmantyo singgung pemimpin yang selalu memikirkan rakyatnya.


“Memimpin dengan segenap hatinya dengan anak buah. Berarti seorang presiden dengan senang hati pikirannya selalu memikirkan rakyatnya. Kalau ini dibiarkan terjadi, terjadi bentrokan kan yang korban rakyatnya juga ya kan,” terangnya.


Lanjutnya, boleh dong kalau salah berprasangka buruk ya ada nih pembiaran dan dibentuk lagi tempat-tempat lain. 


Kantong-kantong 98 seolah Jakarta dikepung dengan pembakaran-pembakaran Jakarta sehingga terjadi kekacauan. Ini bisa terjadi darurat sipil.


“Boleh dong berprasaka seperti itu kalau tidak ada penjelasan. Makanya  berkesimpulan saya ini adalah hoax karena baik itu dari kepolisian, dari menkopolhukam, dari Presiden, dari semuanya yang berkewenangan tidak pernah memberi penjelasan tentang hal ini besok benar atau tidak,” tutur Gatot.


Gatot menyebutkan seharusnya yang berkewenangan memberikan penjelasan ini adalah Kepolisian Republik Indonesia. Kalau TNI tugasnya melindungi presiden.


“Harusnya diberi penjelasan kepada masyarakat bahwa “Pasukan Berani Mati Bela Jokowi” tidak ada, tidak usah resah dan gelisah. Hal ini diperlukan penjelasan kepada masyarakat,” kata dia.


Menurut Gatot Nurmantyo pemerintah harusnya peka terhadap perkembangan situasi dan mengambil tindakan-tindakan yang menenangkan publik, bukan melakukan pembiaran dengan sehingga berita ini melebar kemana-mana.


“Kalaupun ada pasukan berani mati itu mau apel, mau kumpul-kumpul ya biarkan saja. Sebenarnya mudah tinggal izin ke kepolisian. Sampai saat ini belum ada terjadi,” tambah Gatot.


[VIDEO]



Diketahui, untuk kegiatan unjuk rasa, kumpul-kumpul apel izin ke kepolisian dan pihak kepolisian memberikan pengumuman rekayasa pengalihan lalu lintas jalan bagi pengendara transportasi.


Sumber: JakartaSatu

Penulis blog