AGAMA

Sejarah Terbentuknya Rabithah Alawiyah, Pencatat Keturunan Nabi Muhammad Yang Gelar 'Debat Panas' Guru Gembul

DEMOCRAZY.ID
September 16, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Sejarah Terbentuknya Rabithah Alawiyah, Pencatat Keturunan Nabi Muhammad Yang Gelar 'Debat Panas' Guru Gembul



DEMOCRAZY.ID - Sejarah terbentuknya Rabithah Alawiyah menarik untuk dikulik pasca organisasi ini menggelar debat panas dengan Guru Gembul. 


Dalam diskusi dan seminar tentang isu nasab dan keislaman yang diadakan oleh Rabithah Alawiyah pada Minggu (8/9/2024), Guru Gembul menyampaikan kritikannya tentang sosok Habib Bahar.


Guru Gembul menyoroti soal video para santri yang mencium kaki Habib Bahar. Guru Gembul merasa bahwa tindakan seperti mencium kaki Habib Bahar tidak perlu dilakukan oleh santri dan pengikutnya, dan hal tersebut sudah menyalahi ajaran Islam.


Menurut Guru Gembul, mencium kaki seorang habib adalah contoh dari pengkultusan individu yang dilakukan secara berlebihan.


Habib Bahar bin Smith tercatat sebagai keturunan ke-37 Nabi Muhammad SAW dalam organisasi Rabithah Alawiyah. Lantas, bagaimana sejarah terbentuknya Rabithah Alawiyah?


Sejarah Rabithah Alawiyah


Rabithah Alawiyah adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia yang menaungi keturunan langsung Nabi Muhammad SAW serta warga negara Indonesia keturunan Arab. 


Didirikan pada tahun 1928, organisasi ini menyediakan layanan untuk pencatatan silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW.


Mengutip dari laman resminya, pada awal pembentukannya, organisasi Rabithah Alawiyah bernama Perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah. 


Organisasi ini resmi diakui sebagai perkumpulan sah (rechtspersoon) pada 27 Desember 1928, dengan akta yang diterbitkan di Bogor.


Tujuan utama didirikannya organisasi ini adalah untuk memajukan bangsa Arab Hadrami baik secara fisik maupun spiritual, mempererat hubungan antar golongan sayyid dan Arab Hadrami lainnya, mendidik anak yatim, membantu janda-janda serta mereka yang tidak mampu.


Selain itu, organisasi ini juga berniat melestarikan keturunan Sayyid, serta menyebarluaskan ajaran agama Islam dan bahasa Arab serta ilmu pengetahuan lainnya. 


Mereka juga bertujuan untuk membangun hubungan dengan tanah asal Hadramaut untuk keamanan dan kemakmurannya.



Bergerak di Bidang Sosial dan Keagamaan


Meski memiliki branding eksklusif sebagai organisasi untuk keturunan Nabi Muhammad SAW, Rabithah Alawiyah merangkul semua kalangan dalam kegiatan sosial dan keagamaan.


Baca Juga: Adu Sanad Ilmu Agama Islam UAS vs Kiai Imad, 2 Ulama yang Bertikai karena Nasab Habib


Dulunya, untuk mencapai tujuan yang telah dirancang, organisasi ini berencana mendirikan sekolah-sekolah. 


Walaupun pada saat itu golongan Sayyid sudah memiliki sekolah bernama Jamiat Kheir, mereka tetap berniat untuk mendirikan sekolah baru dengan nama yang sama atau berbeda.


Kegiatan masyarakat Alawiyin dan keturunan Arab umumnya mengalami pasang surut mengikuti pergerakan politik di Indonesia. 


Banyak dari mereka yang terjun ke politik dan bergabung dengan Partai Arab Indonesia (PAI), karena partai-partai nasionalis saat itu belum terbuka untuk keturunan asing.


Setelah Proklamasi Kemerdekaan dan pembubaran PAI, mereka terlibat dalam berbagai partai politik sesuai pilihan masing-masing. Sementara itu, Rabithah Alawiyah terus fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan.


Saat ini, Rabithah Alawiyah memiliki jaringan dengan majelis-majelis taklim di seluruh Indonesia dan juga mendukung pendirian lembaga-lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.


Rabithah Alawiyah mengelola Panti Asuhan Daarul Aitam yang terletak di Jakarta dan Pekalongan. Selain itu, organisasi ini sering memberikan beasiswa kepada anak-anak kurang mampu untuk mendukung kelanjutan pendidikan mereka.


Saat ini, Rabithah Alawiyah dipimpin oleh Habib Taufiq Bin Abdul Qodir Assegaf dan berpusat di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.


Demikianlah ulasan mengenai sejarah terbentuknya Rabithah Alawiyah. Semoga bermanfaa



Sumber: Suara

Penulis blog