AGAMA EDUKASI POLITIK

PKB Minta Kemendikbud Tarik Buku Ajar Muat Narasi Gus Dur Dilengserkan, Ini Alasannya

DEMOCRAZY.ID
September 30, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
EDUKASI
POLITIK
PKB Minta Kemendikbud Tarik Buku Ajar Muat Narasi Gus Dur Dilengserkan, Ini Alasannya



DEMOCRAZY.ID - Fraksi PKB di MPR meminta Kemendikbudristek meluruskan sejarah pelengseran Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai Presiden keempat RI lewat TAP MPR II/MPR/2001.


Wakil Ketua MPR dari PKB, Jazilul Fawaid ingin buku-buku pelajaran atau referensi yang memuat TAP tersebut kini ditarik. 


Menurut dia, hal itu penting untuk memulihkan nama baik Gus Dur usai TAP tersebut dicabut.


"Kami minta Kemendikbud menarik buku-buku pelajaran sejarah atau referensi yang terkait dengan TAP II/MPR/2001 soal penggulingan Gus Dur," ucap Jazilul usai penyerahan surat pencabutan TAP II/MPR/2001 di Komplek Parlemen, Minggu (29/9).


Jazilul mengatakan PKB akan melakukan langkah-langkah berkala sesuai aturan untuk memulihkan nama baik Gus Dur. Termasuk agar Gus Dur mendapat gelar pahlawan.


Dia pun meminta pemerintah segera menindaklanjuti penghapusan TAP II/MPR/2001 agar Gus Dur bisa segera diberikan gelar pahlawan, baik oleh pemerintah saat ini maupun pemerintah selanjutnya.


"Kami mohon agar eksekutif, pemerintah untuk menindaklanjuti penghapusan Tap II/MPR/2001 karena ini penting sebagai tindak lanjut dari upaya rekonsiliasi nasional dengan memberikan gelar Pahlawan Nasional untuk Gus Dur, apakah oleh pemerintah hari ini atau pemerintahan yang akan datang," urainya.


Menurut dia, bangsa Indonesia tak boleh meninggalkan jejak sejarah yang tidak terklarifikasi kebenarannya. 


Dia menilai keputusan MPR yang telah membersihkan nama Gus Dur dengan mencabut TAP MPR II/2001 sebagai langkah yang tepat.


"Silakan verifikasi apa yang menjadi peristiwa sejarah waktu itu. Dan semua saksi masih ada yang menyaksikan, ada Pak Alwi Shihab, ada Pak AS Hikam, dan lainnya. Semua tahu apa yang menjadi ide dan gagasan Gus Dur, serta perisitiwa sejarah pada waktu itu," urainya.


"Rekonsiliasi harus bertumpu pada kebenaran yang faktual dan hakiki, serta dibangun atas dasar kebersamaan, bukan bukan basa basi, tapi keseriusan dan kesungguhan," imbuhnya.


Sumber: CNN

Penulis blog