CATATAN HUKUM POLITIK

'Membongkar Jejak Digital Jet Pribadi: Antara Bisnis Keluarga dan Pengaruh Kekuasaan di Era Jokowi'

DEMOCRAZY.ID
September 12, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
HUKUM
POLITIK
'Membongkar Jejak Digital Jet Pribadi: Antara Bisnis Keluarga dan Pengaruh Kekuasaan di Era Jokowi'


'Membongkar Jejak Digital Jet Pribadi: Antara Bisnis Keluarga dan Pengaruh Kekuasaan di Era Jokowi'


Oleh: Damai Hari Lubis

Aktivis 212


Pagi ini, saat mata baru terbuka, saya menerima kiriman dari aktivis tulen asal Yogyakarta, Dr. KRMT Roy Suryo, mantan menteri di era SBY yang kini menjadi sahabat dekat Jokowi.


Sayangnya, kiriman itu sempat tak terbaca karena begitu bangun subuh, saya langsung sibuk merevisi coretan narasi yang saya tulis semalam di atas pembaringan, sepulang dari Lampung. 


Topik artikel dari Sang Ahli Telematika ini membahas hal ilmiah terkait jejak digital pesawat jet sewaan, yang katanya “gratisan”, namun perlu diklarifikasi keabsahan data empiris tentang gratifikasinya, berikut kualitas dan kausalitas hukumnya dengan jabatan publik yang diemban oleh Gibran dan bapaknya, serta relevansinya bagi Kaesang.


Artikel dari pakar ini dikutip secara totalitas, dari awal hingga akhir, termasuk judulnya:


*”Trading in Influence antara GY, KP, dan GRR, bahkan sampai ke JW”

(Dilengkapi Data-data Faktual “Bisnis” & Rute Penerbangan Jet Pribadi yang Viral)



Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo


Semalam (Rabu malam, 11/09/2024) Gadget saya tidak habis-habisnya masuk notifikasi pesan, baik melalui WA (WhatsApp) maupun sarana komunikasi lainnya, pasca Siaran LIVE “Rakyat Bersuara” di salahsatu TV nasional (iNewsTV) yang dipandu oleh anchor senior Aiman Witjaksono selesai tayang pukul 21.30. 


Acara yang berlangsung mulai 19.00 tersebut selain mengundang saya juga menampilkan Pakar Hukum Tatanegara Reffly Harun, Pengamat Politik Prof Ikrar Nusa Bakti, Pakar Hukum Prof Andi Asrul, Waketum Jokowi-Mania Sansalvator dan Ketua MAKI (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia) Boyamin Saiman melalui sambungan Zoom dari Sukabumi, Jabar).


Bagi masyarakat yang mungkin semalam tidak sempat menyaksikan secara langsung, bisa melihat sebagian tayangannya melalui YouTube di alamat youtu.be/O-WPo3dKNqE?si=PxrnG_1lV1DMCPJf agar bisa menyimak dan memahami bagaimana kaitan “bisnis” antara Gang Ye (GY) selaku Pemilik Shopee & Garena Ltd sekaligus Pemilik Pesawat Gulfstream G650ER N-588SE yang Viral dengan Kaesang Pangarep (KP), Kakaknya / Gibran Rakabuming Raka (GRR) yang menjabat Walikota Solo, bahkan Ayahnya /Joko Widodo selaku Presiden. 


Saya jelaskan secara detail dan Kronologis sesuai fakta dan peristiwa masing-masing kejadiannya agar jelas dan tidak dimanipulasi dengan rekayasa data yang kerap terjadi.


Keterlibatan perusahaan milik GY dengan bisnis KP & GRR ini imulai dari tahun 2018 dimana KP bikin “FreeFire Festival SPS-Gaming Championship” bertempat di SangPisang Arena yang disponsori oleh FreeFire milik GY. 


Setahun kemudian (2019) GRR yang jelas menjabat Walikota Solo juga bikin FreeFire Piala Mas Gibran tanggal 28-29 Desember 2019 (bahkan berHadiah Mobil) sponsor FreeFire, Uniknya Karakter JW bahkan dibuat selaku Akun di FreeFire (jadi orang bisa “menembakin” JW saat Kampanye 2019). 


Selanjutnya FreeFire mau jadi sponsor PerSis 2024-2024 selain Sania (Filma), Krisalin (Orang Tua), Bank Alladin, Pocari, dimana kita tahu KP adalah pemilik 40% saham PerSis.


Hubungan “bisnis” mereka tidak berhenti disitu, karena GY melebarkan Kantornya di Jakarta untuk membuat kantor Shopee di Solo pada 11 Oktober 2021 (diantara spanduk peresmiannya ada nama Panji Pragiwaksono, Gading Martin dsb. Sebelumnya sempat ada Program UMKM Shopee Go Export pada tanggal 19 Mei 2021. 


Kemudian bak diberi karpet merah, Shopee membuka Creative and Innovation Hub di Technopark lengkap disana ada Garena Gamming pada hari Senin 06 Desember 2021. 


Tak tanggung-tanggung, Presiden JW yang meresmikan SEA Labs Indonesia (Holding dari Garena & FreeFire) di Pacific Century SCBD hari Selasa 01 Maret 2022.


Setelah itu GRR membuat event “Java In Paris” di LeBHV Marais Paris (Cabang La Fayette) tanggal 08 Juni sd 17 Juli 2022 tentu saja dengan sponsor Shopee. 


Bahkan sempat ada rencana mau dibuat acara serupa di Jepang dengan sponsor GoTo namun gagal. Kegagalan ini rupanya mulai “manular” juga pada bisnis-bisnis GRR dan KP lainnya yang sebelumnya pernah disuntik Ratusan Milyar oleh para pengusaha mitranya. 


Contohnya adalah di tahun 2020 “Chilli Pari” milik GRR sudah merosot omzetnya kemudian Mangkok-ku milik KPmeski di tahun 2020 sempat mendapat dana 2jt USD + 7jt USD, terakhir hanya buka 23 Gerai,


Sementara Sang Pisang tinggal 20 Gerai dari 70-an yang sempat ada. Ternak Kopi Bangkrut. Bahkan nama Warung Markobar yang dulu pernah sangat Viral karena ada Gambar Illuminati / Cyclops alias Dajjal didalamnya, kini sudah tidak jelas lagi nasibnya, padahal semua bisnis anak-anak JW tersebut sempat menfapat (Donasi ?) Ratusan Milyar dari Alpha JWC (Jeffri Co, Will Ongkowijaya, Candra Tjan yang terafiliasi Sinar Mas). 


Selain soal relasi yang sangat jelas dalam “bisnis” diatas, semalam juga dibongkar detail dari pesawat Jet Pribadi berjenis Gulfstream G650ER N588SE yang Viral awalnya akibat postingan (baca: flexing) Erina Gudono (EG) istri dari KP dalam perjalanannya ke Amerika kemarin.


Postingan jendela pesawat inilah yang menguak semua “bisnis” anak-anak JW “dikuliti” oleh Netizen. Secara detail pesawat tersebut terdaftar mulai 15 Juli 2021. 


Kemudian pada tanggal 29 Agustus 2022 tercatat masih sebagai milik Garena Limited, namun tanggal 29 Desember 2022 dialihkan nama pemiliknya menjadi “Bank of Trusty” Garena Online Prive Ltd ini dibawah Holding SEA Group yang merupakan pemiik Shopee dan Gaming FreeFire dengan GY sebagai COO dan idirikan bersama Forrest Li & David Chen pada tahun 2009. 


Pesawat Pribadi ini sehari-harinya berlokasi parkir di Singapore, tepatnya di Bandara Seletar peninggalan Royal Air Force tahun 1928.


Jika dilihat detail route Pesawat Gulstream tersebut di Indonesia, setidaknya minimal sudah 4 (empat) kali tercyduk melakukan penerbangan dari Singapura ke berbagai kota di Indonesia sbb :


– Jumat, 25/08/23 : XSP ke HLP, HLP ke DPS 11.35-14.00, DPS ke SOC 14.40-14.45, SOC ke HLP 15.15-16.25.


– Minggu 17/09/23 : (Ini yang Viral dalam Video KP dan EG dijemput GY bercelana pendek di Bandara Adisumarmo Solo, bahkan Mobil Alphard bisa masuk Apron). NGO ke HLP 01.05-06.05. HLP ke SOC 07.00-07.50 . SOC ke HLP 11.40-12.30. HLP ke XSP 13.30 -14.35


– Minggu 07 Juli 2024 : XSP ke HLP 10-35-10.50, HLP ke SOC 11.40-12.50 . Senin 08 Juli 2024 SOC ke HLP 09.25-10.30. HLP ke XSP 11.30-13.45


– Minggu 18 Agustus 2024 : HLP-PHL 16.276 km Charter Cost USD 556,896 / 8,6 M


Keterangan : XSP = Seletar, Singapore, NGO = Nagoya, Jepang, HLP = Halim Perdanakusuma, Jakarta, SOC = Solo City, JaTeng, DPS = Denpasar Bali, PHL = Philadelphia USA.


Dengan fakta data-data diatas masyarakat kemudian wajar jika melihat bahwa hubungan “bisnis” antara para pengusaha dengan KP tidak bisa dilepaskan dengan hubungan keluarga antara KP dengan GRR (kakaknya selaku Walikota Solo) dan JW (bapaknya selaku Presiden), dimana ini yang disebut sebagai Trading in influence (perdagangan pengaruh). 


Untuk lebih memahami soal perdagangan pengaruh ini memang sayangnya belum diatur detailnya dalam UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU No. 20/2001 (UU Tipikor). 


Meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa kali membuktikan perkara korupsi yang berawal dari trading in influence, tapi tetap saja perlu upaya membuktikan perbuatan memperdagangkan pengaruh dalam tindak pidana korupsi. 


Karena inilah GY, KP, GRR juga bisa menjadikan hal yang belum detail tentang jual pengaruh ini sebagai celah untuk meloloskan diri.


Kesimpulannya, sebagaimana kalimat “cetho welo-welo” (= sangat terang benderang) yang ada dalam Putusan MK No. 60 dan No. 70 yang bisa mendorong “Manunggaling Kalih Jagat” (bersatunya 2 Dunia: Maya dan Nyata) alias People Power kemarin, data-data diatas jelas menggambarkan bagaimana “bisnis” yang sulit dilepaskan dari adanya trading in influence sekaligus tindakan Gratifikasi penggunaan pesawat Gulfstream yang digunakan KP dan EG (juga pesawat Embraer yang digubakan BN dan KA, hanya saja dalam kasus Private Jet di Medan itu pengusahanya bernama As alias RA). 


Ayo KPK jangan menjadi Macan Ompong, buktikan kata-kata Presiden kemarin bahwa “Semua warganegara sama di mata Hukum (?)”AMBYAR. ***

Penulis blog