CATATAN POLITIK

‘Mawar’ Layu di Tangan ‘Si Bungsu’, Kaesang Siapkan Mental Dibuang PSI

DEMOCRAZY.ID
September 08, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
‘Mawar’ Layu di Tangan ‘Si Bungsu’, Kaesang Siapkan Mental Dibuang PSI


‘Mawar’ Layu di Tangan ‘Si Bungsu’, Kaesang Siapkan Mental Dibuang PSI


Jantung Kaesang Pangarep sedang ‘dag dig dug’. Masa depannya di Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bisa saja berakhir ‘habis manis sepah dibuang’ setelah sang ayah Presiden Joko Widodo (Jokowi) pensiun pada Oktober.


Bukan lagi rahasia bahwa PSI menggaet putra bungsu Jokowi ini hanya untuk mendompleng popularitas, berharap dapat efek ekor jas sang Presiden ke-7 RI saat gelaran Pileg 2024. Tapi kenyataan dan harapan berbanding terbalik, partai berlogo mawar merah ini tetap layu, tak kunjung mekar untuk melenggang ke Senayan.


Bicara soal PSI memang tak akan ada habis topik bahasannya. Partai ini selalu menyajikan manuver politik yang menarik, dulu di zaman Grace Natalie menjabat sebagai ketua umum, masyarakat disuguhi kampanye kocak di sekitaran Pemilu 2019. Publik mungkin masih ingat soal iklan makan ketoprak pakai nasi, resepsionis, dan lain sebagainya. Sayangnya cara ini tak mampu meloloskan PSI ke parlemen, pada Pemilu 2019.


Era berganti, karena gagal di 2019, Grace kemudian digantikan oleh vokalis kondang Giring Ganesha alias Giring Nidji. Kemudian, mungkin kurang pede dengan fan base-nya Giring, akhirnya diganti lagi lah posisi ketua umum ini dengan Kaesang.


“PSI ini kekurangannya tidak ada tokoh yang berskala nasional, wajar kalau kemudian dia berusaha mendekati tokoh nasional dan mendapatkan Pak jokowi. Diharapkan dari kedekatan Pak jokowi ini ada efek ekor jas pada PSI,” kata analis politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad kepada Inilah.com.


Saat memikat Kaesang, PSI memberikan pelayanan terbaiknya. Pada 23 September 2023, hari di mana Kaesang resmi jadi kader mawar, seluruh elite PSI datang dari Jakarta ke Solo untuk menyerahkan kartu tanda anggota (KTA) PSI berukuran besar kepada Kaesang. Hal itu menandakan betapa pentingnya ia bergabung.


Di hari itu, tampak ada Wakil Ketua Dewan Pembina Grace Natalie, Sekretaris Dewan Pembina Raja Juli Antoni, Ketum kala itu Giring Ganesha Djumaryo, dan Sekjen Isyana Bagoes Oka. Bahkan pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Jeffry Geovani yang jarang muncul di publik turut hadir. Dua hari berselang, tepatnya 25 September 2023, Kaesang ditetapkan sebagai ketum PSI. 


PSI sungguh total mendompleng Jokowi baik dari sisi ideologis—mengusung konsep Jokowisme—hingga sisi biologis, dengan menarik masuk anak bontot Jokowi ke partai. “Kaesang nampaknya didesain sebagai bintang iklan saja untuk menggenjot suara, PSI memanfaatkan popularitas serta posisinya sebagai anak bungsu Jokowi,” kata peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus saat berbincang dengan Inilah.com.


Suara PSI pada akhirnya memang naik jadi 2,8 persen dibanding hanya 1,8 persen di Pemilu 2019. Tapi belum cukup menembus 4 persen yang jadi syarat lolos ke parlemen pusat. Bukan mustahil, PSI akan putar otak lagi cari tempat bergantung lain untuk persiapan hadapi Pemilu 2029. “Jadi memang begitulah. Walau sudah dipimpin Kaesang, PSI belum bisa masuk parlemen. Nasib PSI selanjutnya juga di ujung tanduk ketika publik mulai menyoroti pribadi Kaesang,” ujar Lucius, merujuk pada kontroversi gaya hidup mewah Kaesang yang tengah jadi sorotan.


Kaesang akan Dibuang?


Belakangan beredar kabar ada dorongan dari sejumlah pengurus PSI di daerah agar Kaesang mundur atau diberhentikan dari posisi ketum. Mereka beranggapan Kaesang tak bisa merumuskan program kerja yang nyata, kepemimpinan Kaesang ibarat kapal tanpa nakhoda yang berlayar tak ada arah.


Inilah.com mencoba menghubungi sejumlah petinggi PSI untuk konfirmasi soal nasib Kaesang dan program-program partai guna pertahankan eksistensi pasca gagal di Pemilu 2024. Hingga Sabtu (7/9/2024) baik Waketum Andy Budiman maupun Sekjen Raja Juli Antoni tidak memberikan respons. 


Hanya Wakil Ketua Dewan Pembina Grace Natalie yang merespons, sayangnya ia enggan menjawab seputar kabar adanya dorongan pengurus di daerah untuk Kaesang mundur, ataupun pertanyaan lainnya. “Mohon maaf saya sudah tidak di struktur PSI,” jawabnya singkat.


Apapun yang terjadi ke depan Kaesang harus siapkan mental. Kegagalannya membawa PSI lolos ke parlemen tentu akan ada konsekuensinya, yang terburuk adalah didepak dari kursi empuk ketum. Sudah banyak yang memperingatkan Kaesang dari jauh-jauh hari agar tak terbuai atas segala privilege yang didapatkan dari jabatan tinggi sang ayah. Bukannya diindahkan, ia malah nekat terjun ke politik lewat jalan pintas.


"Siapa yang bisa jamin back up politik itu utuh selamanya setelah Kaesang tak lagi jadi anak presiden yang dalam banyak hal pasti berpengaruh terhadap pamor Kaesang. Kaesang ke politik hanya berbekal anak presiden. Itu artinya tak ada alat rekam jejak di bidang politik yang bisa dijadikan alat ukur menilai Kaesang. Ini fakta politik yang tak bisa dibantah memang," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno kepada wartawan pada Januari 2023.


Peringatan senada juga pernah disampaikan oleh Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera melalui cuitannya di media sosial X (Twitter) pada Oktober 2023. Kala itu, ia menasihati Kaesang agar berhati-hati setiap jabatan yang didapatkan saat bapaknya masih menjabat sebagai orang terhormat. Ia juga mengatakan Kaesang tidak boleh cengeng, dengan segala konsekuensi dari keputusannya terjun ke politik. 


“Saat masih menjabat semua orang hormat. Ditawari posisi puncak parpol, preskom perusahaan. Jangan cengeng. Jangan bilang habis manis sepah dibuah pasca lengser dari kekuasaan,” ucap dia tegas.


Penebusan 'Dosa'


Peneliti Charta Politika Ardha Ranadireksa punya pandangan lain. Menurutnya tidak adil bila PSI membuang Kaesang begitu saja karena partai mawar gagal lolos ke parlemen pada Pemilu 2024. 


Ia menilai salah satu faktor yang membuat mereka gagal sangat mungkin karena telat merangkul Kaesang dan telat kampanye dengan membawa-bawa nama Jokowi di dalamnya. Kalau ini dilakukan setahun atau satu setengah tahun lalu, besar kemungkinan hasilnya akan berbeda. Sulit bagi Kaesang menyulap keadaan sesuai harapan PSI hanya dalam waktu 5 bulan sebelum waktu pencoblosan.


“Hasil kinerja Kaesang itu seperti apa ya sejujurnya kalau buat saya agak sulit untuk menilai itu karena apa. Sebenarnya ketika pas udah 20 Oktober atau kita lihat nanti di Pemilu 2029, nah itu mungkin kita bisa lihat itu kinerja Kaesang apakah cukup mumpuni atau tidak. Mungkin lebih fair untuk menilai kinerja Kaesang seperti itu,” kata dia kepada Inilah.com.


Ia menyarankan Kaesang ke depan untuk lebih memperkuat komunikasi politiknya dengan presiden terpilih Prabowo Subianto. Kaesang harus mampu meyakinkan Prabowo agar kader-kader PSI bisa mendapatkan posisi di pos-pos Kementerian atau di BUMN, guna menebus kekecewaan akibat gagal ke Senayan. “Mungkin itu menjadi salah satu modal untuk bisa berkiprah lebih lanjut,” ujarnya. 


Sumber: Inilah

Penulis blog