CATATAN POLITIK

Ketakutan Jokowi: 'Dendam Politik Usai Pelantikan Prabowo'

DEMOCRAZY.ID
September 18, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
Ketakutan Jokowi: 'Dendam Politik Usai Pelantikan Prabowo'



DEMOCRAZY.ID - Menjelang berakhir masa kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) digempur banyak sekali aksi protes dari masyarakat Indonesia. 


Di sisi lain, Jokowi terlihat sibuk mempersiapkan pemerintahan baru agar tetap di genggamannya.


Hal itu terlihat dari manuver yang ia lakukan seperti mereshuffle menteri-menterinya yang kini diisi oleh beberapa pendukung Prabowo Subianto kala Pilpres 2024 lalu.


Pengamat Politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting memandang, fenomena tersebut merupakan wujud kecenderungan Jokowi untuk memberikan infrastruktur kepada Prabowo.


“Jokowi ini sepertinya memberikan infrastruktur kepada Prabowo. Menteri-menterinya misalnya, kemungkinan Menteri Sosial adalah Rahayu, keponakannya  Prabowo gitu kan. Ini kan juga seperti memberikan semacam hadiah begitu ya hadiah,” ujar Ginting dalam Podcast Dialektika Madilog Forum Keadilan, Selasa, 3/9/2024.


Ia memandang, pembagian menteri tersebut sebagai wujud bagi-bagi kue kekuasaan. Sebab dalam dunia politik tidak ada yang namanya makan siang gratis.


Di sisi lain, Ginting menilai ada rasa takut dalam diri Jokowi menjelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia.


Ketakutan ini, menurut Ginting, disebabkan oleh banyak musuh politik Jokowi yang membuatnya menjadi ketakutan.


“Jokowi bukan siapa-siapa lagi setelah Prabowo dilantik menjadi presiden. Begitu banyak musuh-musuh politik Jokowi dan ini kemudian menjadi ketakutan. Saya kita dalam beberapa hari ini Jokowi tidurnya juga tidak nyenyak bung,” ungkapnya Ginting.


Ketakutan Jokowi, kata Ginting, menjadi lebih besar lagi setelah warganet membongkar unggahan-unggahan sebuah akun Kaskus yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka.


Seperti diketahui, akun tersebut mengunggah postingan-postingan yang sangat tidak etis.


Ginting memandang, Prabowo sebenarnya sudah mengetahui persoalan media sosial yang menyerang harkat dan martabatnya sebagai lawan politik di 2019.


Ia pun mempertanyakan, apakah Prabowo nyaman dengan kembali munculnya postingan itu di media sosial.


“Apakah presiden terpilih Prabowo Subianto nyaman dengan Gibran? Dengan serangan-serangan di medsos ini?” tutur dia.


Menurut Ginting, pertarungan keras antara Jokowi dengan Prabowo dalam dua periode pemilu sangatlah keras. 


Dampaknya, akhirnya dibuka kembali apa yang dilakukan keluarga Jokowi pada tahun 2014 hingga 2015 lalu.


“Nah ini pertarungan keras Jokowi dengan Prabowo selama dua periode kepemimpinannya, dua pilpres sangat keras. Dampaknya kan akhirnya dibuka lagi kan 2015, 2014 keluarga Jokowi ngapain aja. Itu kan data-data itu gak bisa dihapus Bung. Oh 2014 menyerang. Termasuk Fafafufu ini,” kata Ginting.


“Fafafufu menyerang pribadi Prabowo. Dari… bisa dicari lah ya. Menurut saya sebagai seorang beradab tidak sanggup saya mengucapkan itu. Itu serangannya luar biasa termasuk menyerang anaknya, menyerang karir Prabowo, menyerang istri dan lain-lain menurut saya gak pas,” lanjut Ginting.


Ginting menambahkan, Jokowi juga terkejut ketika sejumlah media massa membeberkan unggahan-unggahan akun Kaskus yang diduga milik Gibran tersebut.


Menjelang pelantikan Prabowo, Jokowi menjadi semakin tidak nyaman dengan adanya pemberitaan buruk terhadap sang anak yang juga wakil presiden terpilih.


Bahkan partai-partai politik yang saat ini masih setia dengan Jokowi dinilai sudah mulai bersiap mencari perahu baru untuk bisa berlayar, karena Jokowi sebentar lagi sudah bukan siapa-siapa.


“Termasuk kalau kemudian ada tokoh-tokoh yang relatif loyalitasnya kepada Jokowi tanpa reserve menurut saya, sekarang loyalitasnya sudah seperti biasa. Sudah mulai siap-siap mencari sekoci baru, lompat ke sekoci. Jadi perahu kira-kira perahu sudah karam dan siap-siap untuk lompat ke sekoci,” tambahnya.


Ginting menjelaskan bahwa hal itu wajar karena sebenarnya memang banyak partai politik yang disakiti oleh Jokowi.


“Saya kira wajar saja dan begitu banyak kan partai politik yang disakiti menurut saya. Kan sampai kata kata ‘Lo mau dibegal seperti Demokrat? Mau di-Airlangga-kan?’ Atau sekarang posisi Muhaimin yang walaupun sudah terpilih kemudian mendukung KIM Plus itu sekarang juga tidak nyaman,” kata dia.


“Jadi kata-kata akan di-Airlangga-kan, akan di ini sekarang akan dipecah belah dan segala macam. Apakah kemudian orang-orang di partai politik itu tidak akan dendam terhadap Jokowi? Saya kira akan dendam,” tutupnya.


Sumber: ForumKeadilan

Penulis blog