DEMOCRAZY.ID - Mohammad Salim, 36, seorang ayah dari tiga anak perempuan, mengingat dengan ngeri saat kampanye kebencian meledak pada Mei 2023 di Purola, sebuah kota kecil yang tenang di negara bagian Uttarakhand, India. Saat itu, toko pakaian milik Salim dijarah, memaksa keluarganya melarikan diri dan tinggal di akomodasi sederhana di Haridwar, sekitar 100 kilometer dari Purola. "Jika saya tidak melarikan diri hari itu, mereka akan membunuh saya bersama keluarga saya," ungkapnya. Sementara Salim berjuang untuk bertahan hidup, Rakesh Tomar, seorang aktivis nasionalis Hindu, justru merayakan pengusiran Muslim dari Purola. "Uttarakhand adalah tanah suci bagi umat Hindu," katanya. Dia meyakini bahwa Muslim adalah ancaman bagi keyakinan dan tanahnya. Kebencian terhadap Muslim di Uttarakhand meningkat tajam, terutama dipicu oleh teori konspirasi tentang "jihad cinta", tuduhan bahwa pria Muslim berusaha memikat wanita Hindu untuk mengislamkan mereka. Konspiras...
DEMOCRAZY.ID - Mohammad Salim, 36, seorang ayah dari tiga anak perempuan, mengingat dengan ngeri saat kampanye kebencian meledak pada Mei 2023 di Purola, sebuah kota kecil yang tenang di negara bagian Uttarakhand, India. Saat itu, toko pakaian milik Salim dijarah, memaksa keluarganya melarikan diri dan tinggal di akomodasi sederhana di Haridwar, sekitar 100 kilometer dari Purola. "Jika saya tidak melarikan diri hari itu, mereka akan membunuh saya bersama keluarga saya," ungkapnya. Sementara Salim berjuang untuk bertahan hidup, Rakesh Tomar, seorang aktivis nasionalis Hindu, justru merayakan pengusiran Muslim dari Purola. "Uttarakhand adalah tanah suci bagi umat Hindu," katanya. Dia meyakini bahwa Muslim adalah ancaman bagi keyakinan dan tanahnya. Kebencian terhadap Muslim di Uttarakhand meningkat tajam, terutama dipicu oleh teori konspirasi tentang "jihad cinta", tuduhan bahwa pria Muslim berusaha memikat wanita Hindu untuk mengislamkan mereka. Konspiras...