DEMOCRAZY.ID - Erina Gudono kembali menjadi perhatian publik setelah membagikan momen perjalanan mewahnya dengan jet pribadi ke Amerika Serikat bersama suaminya, Kaesang Pangarep.
Kehidupan glamor menantu Presiden RI Jokowi ini semakin diperbincangkan, terutama setelah diketahui bahwa ia memiliki tas dari merek ternama.
Erina sering kali terlihat mengenakan outfit elegan, dilengkapi dengan tas mewah yang menambah daya tariknya di berbagai acara.
Namun, perjalanan mewah ini tidak lepas dari kritik, terutama menyusul isu gratifikasi terkait jet pribadi yang digunakannya.
Banyak netizen yang mengecam gaya hidupnya, terutama dalam hal fashion.
Salah satu akun di X, @NyaiNeneng, mengunggah foto Erina yang tampak membawa tas mewah merek Hermes.
Setelah viral dengan sepatu sandal Hermes, kini Erina kembali mencuri perhatian dengan tas Hermes Kelly 25 berwarna putih yang diperkirakan seharga Rp558,9 juta.
Harga fantastis tersebut menarik perhatian publik, dan akun tersebut menyoroti betapa mahalnya tas yang sebanding dengan harga rumah.
"Minggir lu miskin. Tasnya aja seharga rumah, gimana rumahnya," tulis akun tersebut, seperti dikutip pada Selasa, 24 September 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Erina terlihat anggun mengenakan kebaya hitam yang dipadukan dengan tas Hermes putihnya.
Namun, harga tas tersebut memicu beragam komentar dari netizen, banyak di antaranya yang mencibir gaya hidup mewah Erina, terutama setelah momen flexing dengan jet pribadinya.
Minggir lu miskin
— Ibu_Neneng (@NyaiNeneng) September 23, 2024
Tas nya aja seharga rumah. Gimana rumahnya.😅#minggirlumiskin pic.twitter.com/ntaRWJ0YQO
"Emang cocok gitu?," tulis akun @uc***.
Sementara itu, akun @No*** menambahkan, "Mau didandanin barang branded seharga triliunan sekalipun aura norak nih keluarga tetep kagak bisa ditutupin."
Akun @Ma*** juga berkomentar, "You can’t buy class. Aura Kabupaten nya masih ada."
Dengan berbagai komentar yang muncul, Erina Gudono menunjukkan bahwa gaya hidup mewahnya tak luput dari sorotan masyarakat.
Meskipun menerima kritik, ia tetap menjadi pusat perhatian publik, mencerminkan bagaimana kehidupan sosialita sering kali menghadapi pro dan kontra di tengah masyarakat.
Sumber: PorosJakarta