DEMOCRAZY.ID - Mendekati akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo, berbagai prediksi mengenai lengsernya Jokowi mulai mencuat.
Banyak yang beranggapan bahwa lengsernya Jokowi akan menjadi momentum bagi lawan-lawan politiknya untuk membongkar berbagai kebijakan pemerintah selama masa kepemimpinannya.
Menurut pengamat politik Samuel F. Silaen, kebijakan pemerintahan Jokowi sering dianggap "ugal-ugalan" dan dituding melahirkan tirani yang menekan lawan-lawan politiknya.
“Berbagai tokoh politik kerap dijadikan pesakitan atau terintimidasi oleh rezim ini. Tak jarang, mereka yang tersandung kasus hukum merupakan korban dari 'bank kasus' yang sejak awal disiapkan untuk menekan lawan politik,” ungkap Silaen kepada redaksi.
Silaen juga menyoroti bagaimana pemerintahan Jokowi dinilai menjalankan taktik yang kasar dan bertentangan dengan hukum.
Para elit politik seolah dibiarkan melakukan pelanggaran hukum demi kepentingan politik.
Namun, mereka yang berani melawan langsung diperiksa oleh aparat hukum yang seakan 'diperintahkan'.
"Hal ini menunjukkan pola intimidasi terselubung dari kekuasaan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Silaen menduga bahwa Jokowi telah memahami kelemahan para pejabat dan elite politik, sehingga membiarkan mereka melakukan pelanggaran hukum selama masih berada di pihaknya.
“Mereka yang dilindungi oleh presiden tampak aman dari penegakan hukum, kecuali jika mereka berseberangan".
"Modus ini telah dirancang jauh-jauh hari untuk menjaga kekuasaan,” jelas mantan fungsionaris DPP KNPI tersebut.
Dengan hanya 32 hari tersisa sebelum Jokowi lengser, lawan-lawan politiknya tampaknya bersiap mengamati bagaimana kondisi pemerintahan dan tindakan Jokowi pasca turun dari kursi presiden.
"Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah Jokowi masih akan bertindak seperti 'bos besar' setelah lengser?,"
"Kita akan menyaksikan apakah aparat hukum masih akan melindungi mantan presiden ini setelah tidak lagi berkuasa. Ini akan menjadi babak menarik yang layak kita nantikan,” pungkas Silaen.
Sumber: PorosJakarta