DEMOCRAZY.ID - Sidang kabinet perdana di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan digelar pada 12 Agustus mendatang telah menimbulkan banyak tanda tanya.
Dengan masa jabatan kabinet yang hanya tersisa dua bulan lagi, pertanyaannya adalah: apa yang sebenarnya diharapkan dari sidang kabinet ini, dan untuk apa semua persiapan yang megah ini dilakukan?
Presiden Jokowi dan para menterinya akan menginap di Hotel Nusantara, sebuah fasilitas baru yang dibangun khusus untuk mendukung aktivitas di IKN.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bahkan menyatakan bahwa persiapan sudah sangat matang, dengan semua fasilitas—dari istana hingga hotel—telah siap digunakan.
Namun, mengingat usia kabinet yang hampir habis, upaya ini tampak lebih seperti simbolisme daripada suatu langkah strategis yang signifikan.
Sidang kabinet di IKN, dalam banyak hal, terlihat seperti sebuah pertunjukan politik yang lebih bertujuan untuk mengukuhkan citra pembangunan IKN daripada menyelesaikan isu-isu substansial yang masih menunggu solusi.
Pada titik ini, dengan sisa waktu yang begitu singkat, sulit membayangkan bahwa sidang tersebut akan menghasilkan keputusan-keputusan penting yang akan berdampak panjang bagi negara.
Sebaliknya, ini lebih terlihat seperti upaya terakhir dari pemerintahan Jokowi untuk menekankan bahwa proyek besar mereka, pembangunan IKN, masih berjalan sesuai rencana, meski berada di akhir masa jabatan.
Apakah benar perlu bagi seluruh menteri untuk hadir dan menginap di hotel mewah baru hanya untuk menghadiri sidang kabinet yang, dalam konteks waktu dan substansi, mungkin tidak akan memberikan dampak besar?
Penggunaan anggaran untuk persiapan ini tentu menimbulkan pertanyaan mengenai prioritas.
Ketika sebagian besar rakyat masih bergelut dengan isu-isu mendesak seperti pemulihan ekonomi pasca-pandemi, infrastruktur yang tak merata, dan masalah sosial lainnya, apakah benar menggelar sidang kabinet di lokasi baru dengan segala kemewahannya adalah langkah yang tepat?
Jika sidang kabinet ini dimaksudkan untuk menyiapkan transisi ke pemerintahan berikutnya, maka efektivitas dan efisiensinya harus dipertanyakan.
Dalam dua bulan ke depan, keputusan-keputusan penting apa yang bisa diambil yang akan benar-benar mengubah arah negara? Ataukah, sidang ini hanya menjadi cara bagi pemerintahan Jokowi untuk meninggalkan jejak simbolis di IKN, menunjukkan bahwa mereka telah “memulai” sesuatu yang besar, walau hasil akhirnya masih jauh dari pasti?
Singkatnya, sidang kabinet di IKN ini tampaknya lebih merupakan sebuah simbolisme daripada langkah substantif.
Dengan semua persiapan istimewa dan anggaran yang dikeluarkan, kita harus bertanya: apakah ini benar-benar untuk kepentingan bangsa, atau hanya sekadar menunjukkan bahwa IKN bukanlah proyek yang terbengkalai, bahkan ketika pemerintahan sudah hampir selesai? Sidang ini mungkin akan berjalan megah dan penuh retorika, tetapi dampaknya bagi masa depan negara masih sangat dipertanyakan.
Sumber: Fusilat