DEMOCRAZY.ID - Prabowo Subianto memberikan pidato dalam Kongres PAN ke-6 pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Pada pidato tersebut, Prabowo membahas tentang sumber daya Indonesia, terutama kelapa sawit.
Ia menyampaikan, Indonesia tidak akan melakukan impor solar karena memanfaatkan kelapa sawit yang disebut sebagai biodiesel. Pemanfaatan ini akan dipercepat yang semula b35 menjadi b50.
“Dengan kita mencapai b50, biodiesel 50 persen dari kelapa sawit yang inshallah akhir tahun ini atau awal tahun depan, kita akan menghemat 20 miliar dolar dalam 1 tahun sehingga uang kita enggak perlu dikirim ke luar negeri lagi, tetapi 300 triliun lebih beredar di Indonesia,” kata Prabowo, dalam pidatonya, seperti dikutip dalam kanal YouTube PAN TV.
Prabowo juga menceritakan tentang pertemuannya bersama Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang membahas kelapa sawit.
“Saya mengatakan ‘Oh yang mulia tidak usah, justru Eropa tidak mau membeli kelapa sawit kita, kita bersyukur, blessing in disguise. Beliau agak kaget,” ujarnya.
Satu hari setelah bertemu Macron, Prabowo bertemu dengan pengusaha Prancis yang juga membahas kelapa sawit.
“Besoknya saya ketemu pengusaha Prancis, KADIN mereka. Saya ngomong lagi, ‘Saya paham Uni Eropa embargo kelapa sawit kita. Katanya mereka, kita merusak hutan, mereka yang datang ke kita. Mereka merusak hutan, tetapi kita yang disalahkan. Kalau enggak ada wartawan, saya mau ngomong ndasmu, tapi enggak boleh ya,” ujar Prabowo.
Sebelumnya, Prabowo menyampaikan, “Ini wartawan banyak ya. Jadi, tidak bisa terlalu keras aku bicara. Enggak boleh ya? Gus Miftah, enggak boleh ya? Harus sopan.”
Sebelumnya, Prabowo pernahbilang soal endasmu etik di depan para kader Gerindra peserta Rakornas saat masih menjadi calon presiden.
Ucapan Prabowo Subianto soal ndasmu etik viral di media sosial akhirtahun lalu.
Menanggapi itu, Prabowo mengatakan ungkapan tersebut hanya sebatas candaan di antara keluarga Partai Gerindra, mengingat rapat tersebut merupakan pertemuan tertutup dan terbatas untuk kader partai.
“Itu kan di dalam di antara keluarga ya kan, tetapi biasa orang Indonesia cari-cari, mau dibesar-besarkan. Itu di antara keluarga kita bicara, dan itu kan bicara orang Banyumas biasalah bicara-bicara seperti itu,” kata Prabowo menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela kegiatan kampanyenya di Blitar, Jawa Timur, Ahad, 17 Desember 2023.
Dalam video berdurasi 1 menit 5 detik yang viral itu, Prabowo Subianto berbicara di podium berhadapan dengan para kader Gerindra peserta Rakornas.
Calon presiden nomor urut dua itu terlihat menirukan perkataan kompetitornya, Anies Baswedan, saat debat capres Selasa lalu.
“Bagaimana perasaan Mas Prabowo, soal etik? Etik? Etik?” kata Prabowo menirukan Anies sambil menggoyang-goyangkan kepalanya.
“Ndasmu etik,” ujar Prabowo kemudian. Ucapan itu lantas disambut riuh tepuk tangan para peserta Rakornas. Mereka juga mengelu-elukan nama Prabowo setelah pernyataan tersebut.
Arti Ndasmu dalam Bahasa Jawa
Bahasa Jawa memiliki jenis yang berbeda sesuai dengan suasana hati dan lawan bicara. Bahasa Jawa mempunyai konsep ngoko dan kasar.
Ngoko adalah variasi bahasa yang biasanya digunakan oleh penutur bahasa dalam berbicara secara akrab (intim) dengan lawan bicaranya.
Sementara itu, konsep kasar dalam bahasa Jawa digunakan untuk mengacu bentuk-bentuk kebahasaan, terutama kata atau leksikon untuk mengungkapkan kejengkelan atau perasaan sejenisnya sebagai reaksi terhadap suatu hal, seperti tercatat dari jurnal Humaniora berjudul Kata-Kata Kasar dalam Bahasa Jawa dalam media.neliti.
Kata kasar dalam bahasa Jawa yang digunakan untuk mengungkapkan kejengkelan sangat penting peranannya dalam kehidupan.
Biasanya, orang Jawa mengungkapkan kata-kata kasar tersebut menggunakan nama anggota tubuh.
Namun, tidak semua bagian tubuh manusia digunakan untuk mengekspresikan ungkapan kasar.
Bagian tubuh memiliki ungkapan kasar adalah yang sering digunakan untuk melakukan hal-hal tidak mengenakkan, seperti mata dan mulut. Sementara itu, tangan dan kaki jarang digunakan untuk menunjukkan ungkapan kasar.
Selain mata dan mulut, kepala juga kerap digunakan untuk mengungkapkan perasaan kasar.
Sebab, bagi masyarakat, kepala juga merupakan bagian tubuh yang sangat penting sehingga harus dihormati dan tidak boleh dipermainkan.
Seseorang akan merasa sangat terhina, jika kepalanya dipegang orang lain, terutama oleh usia yang lebih muda.
Ungkapan kejengkelan tersebut dalam bahasa Jawa diucapkan ndasmu yang beberapa kali sempat dikatakan oleh Prabowo Subianto.
Sumber: Tempo