POLITIK

PEDAS! Rocky Gerung Sebut Bahlil 'Iblis' Yang Sedang Berbuat Baik Bagi Demokrasi

DEMOCRAZY.ID
Agustus 26, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
PEDAS! Rocky Gerung Sebut Bahlil 'Iblis' Yang Sedang Berbuat Baik Bagi Demokrasi



DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik kondang, Rocky Gerung berkomentar pedas soal pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia yang menyinggung Raja Jawa.


Tak tanggung-tanggung Rocky menyebut Bahlil adalah 'iblis' yang sedang berbuat baik bagi demokrasi Indonesia saat ini.


Menurut Rocky, pernyataan Bahlil justru menggambarkan kondisi politik saat ini yang dipimpin oleh Raja Jawa yang lalim dan bengis.


Penggambaran itu secara tidak langsung menghina rakyat Jawa.


Sebab, rakyat Jawa sudah lama menganggap raja mereka itu justru merupakan lambang kemuliaan jika mau mendengar suara rakyat.


Bahlil juga dinilai kurang membaca hasil riset soal kebudayaan Jawa yang ditulis oleh penulis ternama seperti Ben Anderson. Padahal, banyak Raja Jawa yang mulia dan mampu membaca semangat zaman.


Rocky mencontohkan Sultan Hamengkubuwono IX dan X. Apakah Sultan Hamengkubuwono IX bengis? Apakah Sultan Hamengkubuwono X bengis?


Kata Rocky, Bahlil tidak paham bahwa negeri ini dirancang berdasarkan prinsip-prinsip kebudayaan yang bahkan udah kuno tapi ada prinsip di dalamnya yang harusnya diucapkan oleh Bahlil yaitu raja jawa yang bijak itu.


"Sama seperti Sultan Hamengkubuwoni IX dan X itu kan Raja Jawa, masa sultan mau disebut bengis padahal Sultan Hamengkubuwono IX dan X itu juga ketua-ketua Golkar loh," kata Rocky dalam sebuah tayangan video di media sosial, Senin (26/8/2024).


Menurut Rocky, otak Bahlil sedang kosong. Dengan kekosongan otaknya Bahlil itu, maka masyarakat Indonesia perlu memperoleh kebahagiaan.


"Untung ada Bahlil kita terangkan berkali kali ini kebengisan ini jast post ini adalah otoriteran. The spot in optimaforma Jokowi saya hanya merumuskan dalam bahasa latin yaitu terjemahan dari kata bengis yang diucapkan tanpa sadar Bahlil, Bahlil yang bilang Jokowi itu bengis," bebernya.


Jadi dimungkinkan masyarakat untuk terus mengucapkan Indonesia sebetulnya selama 10 tahun ini diperintah oleh Raja yang bengis.


"Raja Jawa mesti marah pada Bahlil atau pada si Raja. Kan sistem kerajaan itu tidak ada lagi di Jawa, kenapa pulihkan sifat bengisnya kerajaan itu," lanjut Rocky.


Jadi sejarah itu ada variabel tiba-tiba muncul dan membuka peluang untuk menghasilkan kembali Indonesia yang berfikir.


"Menghasilkan imperatif demokrasi dalam kehidupan kita momentum itu udah ada sekarang apa perlu yang akan dilakukan, ini pasti udah Istana cari cara bagaimana menahan demo ini dengan menunda keputusan DPR itu," cetus Rocky.


Rocky menganalisa, kemungkinan ada ada evaluasi berapa miliar atau triliun yang musti dipakai untuk menyewa preman-preman dari Tangerang, bajingan-bajingan dari Bekasi. 


Tapi dia tahu bahwa mereka bajingan bajingan yang paling buruk pun preman, paling seram pun tahu bahwa Jokowi itu sudah kelewatan dan mereka nggak mau dibeli.


"Yuk taruhan sama saya, bahkan mereka akan bergabung dengan mahasiswa. Itu sebenarnya sudah bergerak menuju akhir itu," katanya.


Jadi sekali lagi momentum ini tidak mungkin dicegah lagi. 


"Mungkin Bahlil konsipasipan sama Jokowi mau ditabok dia itu 'bikin gara gara aja luh ' kira kira begitu kan," lanjutnya.


Apalagi teman teman di Golkar itu udah caci maki semua itu jadi kelihatannya itu terjadi.


"Tiggal kita lihat basa basi dari Dasco buat nerangin keadaan kenapa nggak ada keputusan tetap tetap sejarah un track sekarang," jelasnya. 


Lebih lanjut, Rocky menerangkan, bahwa kemampuan mengkonsolidasi masyarakat sipil ada kesepahaman terbaik negeri ini untuk mengatakan bahwa inafis naif Raja Jawa dan seluruh punggawa dia itu.


Menurut Rocky, yang terjadi sekarang itu adalah kecemasan dari berbagai lembaga survei yang kontraknya pasti habis itu.


"Kan orang nggak percaya lagi kan siapa namanya, Qodari yang kontraknya sampai selesai proses ternyata digagalkan oleh si Bahlil sendiri".


"Jadi Bahlil itu adalah iblis yang sedang berbuat baik bagi demokrasi ini, jadi ini yang terjadi kan maka saya berterima kasih kepada Bahlil anda mengucapkan sesuatu subcontsirus anda itu, dari bawa sadar dia ucapkan itu," katanya.



Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung "Raja Jawa" di dalam pidato perdananya usai resmi terpilih sebagai Ketum Golkar yang baru pengganti Airlangga Hartarto.


Bahlil meminta para kader tidak bermain-main dengan "Raja Jawa" jika tidak ingin celaka.


Hal tersebut Bahlil sampaikan dalam Munas ke-11 Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).


"Jadi kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," kata Bahlil.


Sumber: MonitorIndonesia

Penulis blog