CATATAN POLITIK

'Nasib di Ujung Tanduk, Anies Baswedan Terancam Jadi Gelandangan Politik?'

DEMOCRAZY.ID
Agustus 31, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
'Nasib di Ujung Tanduk, Anies Baswedan Terancam Jadi Gelandangan Politik?'


'Nasib di Ujung Tanduk, Anies Baswedan Terancam Jadi Gelandangan Politik?'


Setelah kegagalannya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Calon Gubernur (Cagub), Anies Rasyid Baswedan kini menghadapi tantangan baru dalam karier politiknya.


Mantan Gubernur DKI Jakarta ini gagal mendaftarkan diri untuk Pilkada 2024, termasuk di Jakarta dan Jawa Barat, yang menimbulkan spekulasi apakah dia akan menjadi "political vagabond" atau "gelandangan politik."


Pada hari terakhir pendaftaran Pilkada, Kamis, 29 Agustus 2024, sempat beredar kabar bahwa Anies akan maju di Pilkada Jawa Barat berpasangan dengan Ono Surono melalui PDIP.


Namun, Juru Bicara Anies, Sahrin Hamid, membantah kabar tersebut, memastikan bahwa Anies tidak akan berpartisipasi dalam Pilkada Jawa Barat maupun daerah lain.


Hal ini menutup peluang Anies untuk terlibat dalam pemilihan kepala daerah pada tahun ini.


Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, yang dipimpin oleh Wahyu Dinata, mengungkapkan bahwa hanya dua pasangan calon yang mendaftar untuk Pilkada Jakarta: Ridwan Kamil-Suswono, yang diusung oleh koalisi 13 partai politik, dan Pramono-Rano Karno, yang didukung oleh PDIP.


Selain itu, ada juga pasangan calon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana.


Kegagalan Anies untuk maju di Pilkada Jakarta maupun Jawa Barat ini mengundang berbagai spekulasi tentang masa depannya di dunia politik.


Anies sebelumnya juga kalah dalam Pilpres 2024 dari Prabowo Subianto, yang kini menjadi Presiden terpilih Republik Indonesia.


Kekalahan beruntun ini menimbulkan pertanyaan di kalangan publik: Apakah Anies akan menjadi "political vagabond," atau justru bangkit dan memperkuat posisinya di kancah politik nasional?


Ada beberapa alasan mengapa Anies bisa dianggap berada di persimpangan jalan dalam karier politiknya:


1. Kehilangan Dukungan Politik: Setelah kekalahannya di Pilpres, dukungan dari partai-partai besar seperti PKS, Nasdem, dan PKB tampaknya melemah.


Ketidakmampuan koalisi ini untuk mengusung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024 bisa jadi mencerminkan penurunan kepercayaan terhadap kapasitas politiknya.


2. Terisolasi dari Partai Besar: Kekalahan beruntun ini bisa menempatkan Anies dalam posisi terisolasi secara politik, tanpa dukungan penuh dari partai-partai besar yang sebelumnya menjadi kendaraan politiknya.


Hal ini membuatnya rentan menjadi sosok tanpa arah yang jelas di panggung politik nasional.


3. Kesulitan Membangun Basis Massa: Anies memang memiliki pendukung setia, namun kekalahan beruntun bisa melemahkan loyalitas mereka.


Tanpa basis massa yang kuat, Anies mungkin kesulitan untuk kembali mendapatkan dukungan luas di masa depan.


4. Stigma Kekalahan: Kekalahan dalam Pilpres dan Pilkada bisa memberikan stigma negatif sebagai "pecundang," yang sulit dihilangkan dalam dunia politik yang kompetitif.


Stigma ini dapat menghambat peluangnya untuk maju kembali dalam kontestasi politik.


5. Kehilangan Daya Tarik: Sebagai kandidat yang kalah berulang kali, daya tarik Anies di mata partai politik dan pemilih bisa memudar.


Kandidat yang gagal berulang kali sering kali kehilangan magnet politik, yang dibutuhkan untuk menarik dukungan partai dan pemilih.


Namun, meski berada di titik terendah dalam karier politiknya, bukan berarti Anies Baswedan akan "nangis bombay" atau terpuruk.


Sebaliknya, ia mungkin akan merenung, introspeksi, dan memperkuat strategi politiknya.


Anies masih memiliki kesempatan untuk bangkit dan bahkan mungkin mendirikan partai politik baru untuk kembali bersaing di panggung politik nasional.


Sebagai mantan pendukung Anies dalam Pilkada Jakarta 2017, saya, Sugiyanto (SGY), tetap memberikan dukungan kepada Anies Baswedan.Saya percaya bahwa dia tidak akan menjadi "gelandangan politik" tetapi justru akan belajar dari kekalahan dan bangkit lebih kuat.


Hanya waktu yang akan membuktikan apakah Anies bisa kembali bangkit atau tenggelam dalam bayang-bayang kegagalannya.


Wassalam,


Sugiyanto


Penulis blog