CATATAN POLITIK

'Merayakan Kemerdekaan di IKN untuk Siapa?'

DEMOCRAZY.ID
Agustus 11, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
'Merayakan Kemerdekaan di IKN untuk Siapa?'


'Merayakan Kemerdekaan di IKN untuk Siapa?'


Anggarannya bisa dobel dan bertambah besar karena upacara kenegaraan dilakukan di dua tempat yakni di Jakarta dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ini menimbulkan nada sumbang tentang menghambur-hamburkan uang negara di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang kesusahan, tidak etik dan nirempati. 


Maman, 37 warga Cibodas, Kota Tangerang mengaku sedikit kecewa ketika mendengar upacara puncak peringatan Hari Kemerdekaan tahun ini tidak digelar di Jakarta. Padahal ia sudah merencanakan untuk menonton kemeriahan itu bersama keluarga seperti yang ia lakukan dua tahun lalu.


“Tadinya saya mau bawa istri sama anak saya yang tinggal di Pandeglang, Banten untuk nonton ke Istana. Sekalian hiburan bareng keluarga. Saya jarang ketemu anak saya yang sekolah di Pandeglang dan mau saja ajak jalan-jalan ke Istana,” kata pengemudi ojek online itu, Jumat (9/8/2024).


Seperti juga Maman, warga Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok tak bisa lagi menonton secara langsung peringatan hari kemerdekaan yang dilakukan setiap 17 Agustus di depan Istana Merdeka Jakarta. Padahal biasanya setiap kegiatan upacara kenegaraan ini, ribuan warga tumpah ruah ikut menyaksikan acara yang khidmat dengan segala agendanya yang menarik.


Selain dapat menonton upacara kenegaraan, hiburan dari sejumlah artis ternama, warga juga dapat melihat sejumlah tokoh, pejabat dan para pesohor di acara tersebut. Semaraknya peringatan ini dapat dinikmati dari pagi sampai sore hari hingga ke kawasan Monumen Nasional (Monas). Tak heran jika warga sudah sejak jauh-jauh hari merencanakan untuk datang ke Istana Merdeka. Bahkan banyak warga dari kota-kota lain termasuk luar Jawa yang datang untuk menonton acara ini.


Tapi kini, harapan warga ini tak akan bisa terwujud. Presiden Joko Widodo dan para pembantunya sudah mempersiapkan penyelenggaraan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini dengan sangat meriah tapi tidak di Istana Merdeka Jakarta. Acaranya dipindahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan yang jauhnya sekitar 1.200 km dari Jakarta.


Kabar terakhir, pemerintah berencana menggelar upacara kenegaraan juga di Istana Merdeka Jakarta. Artinya akan ada dua acara perayaan hari ulang tahun kemerdekaan pada tahun ini. Rencananya, di Jakarta akan dipimpin Wakil Presiden Maruf Amin dan Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo dengan berbagai hiburan.


Tak Lepas dari Kontroversi


Rencana pemindahan lokasi upacara peringatan mendapat banyak pertanyaan kritis di tengah lambatnya kemajuan konstruksi dan tenggat waktu yang terlewat serta minimnya investor yang berminat membangun kota baru ini. Beberapa alasan mengemuka di publik yang meminta pemerintah sejak awal mempertimbangkan dengan cermat pemindahan acara kenegaraan ini.


Persoalan anggaran yang boros menjadi pertimbangan utama. Pemerintah mau tidak mau harus mengeluarkan dana untuk transportasi yang sangat besar. Untuk menyewa kendaraan para tamu very very important person (VVIP) diperlukan 1.000 unit mobil dengan perkiraan anggaran minimal Rp25 miliar. Belakangan penyewaan mobil mewah ini dibantah dan katanya akan diganti dengan bus. Belum lagi dana untuk pengamanan, akomodasi hingga logistik yang tentu saja akan memerlukan anggaran jumbo.


Anggarannya bisa dobel dan bertambah besar karena upacara peringatan ini dilakukan di dua tempat yakni di Jakarta dan IKN. Ini makin menimbulkan nada sumbang tentang menghambur-hamburkan uang negara di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang kesusahan, tidak etik dan nirempati. 


Bagaimana respons Presiden Jokowi? Jokowi terlihat santai dengan menyebut bengkaknya anggaran peringatan HUT ke-79 RI yang digelar di dua tempat, merupakan hal yang wajar. Beda halnya jika HUT RI digelar di satu lokasi saja. "Ya namanya dulu hanya di satu tempat," kata Jokowi usai menghadiri Festival LIKE 2 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (9/8/2024).


Sementara itu, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyebut, tak masalah dengan anggaran perayaan HUT ke-79 RI di IKN. Alasannya, memperingati Kemerdekaan RI di IKN sangatlah istimewa.


“Kalau untuk National Day atau hari Kemerdekaan menurut saya tidak ada yang mahal, karena itu adalah hari kita, namun bukan berarti terus penggunaan anggaran negara itu apa, suka suka kami, semuanya bisa dikontrol,” ucap Moeldoko.


Banyak Kebutuhan Lebih Mendesak


Banyak kalangan menilai dana tersebut lebih baik dialokasikan untuk kebutuhan mendesak lainnya, seperti infrastruktur, pendidikan, atau kesehatan dan sektor produktif. Misalnya pemulihan industri yang saat ini dilanda PHK besar-besaran dengan memberikan berbagai insentif khususnya industri padat karya. 


“Atau solusi pengangguran usia muda yang semakin tinggi. Jelas diperlukan anggaran perlindungan sosial (perlinsos) besar untuk memitigasi dampak PHK-nya," kata Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios). Atau untuk menanggulangi fenomena banyaknya kelas menengah yang turun menjadi orang miskin baru.


Dengan perkiraan tarif sewa transportasi minimal Rp25 miliar saja untuk sewa mobil dalam acara tersebut, akan lebih bermanfaat dialokasikan untuk opsi kebijakan publik. Seperti tambahan untuk beasiswa S1. “Atau penyiapan anggaran makan bergizi gratis ataupun menyediakan gaji layak untuk guru honorer yang jumlahnya bisa lebih banyak dibandingkan dengan tamu VVIP HUT Kemerdekaan di IKN,” kata Nailul Huda Huda, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) kepada media.


Kritik lainnya selain pemborosan adalah kesiapan infrastruktur. IKN belum sepenuhnya siap dari segi infrastruktur untuk menggelar acara besar seperti upacara kemerdekaan. Fasilitas dan akses transportasi mungkin belum memadai untuk menampung total sekitar 8.000 orang saat perayaan itu. Sementara pembangunan bandara di IKN Penajam Paser Utara (PPU) meleset dari target beroperasi sebelum 17 Agustus. Akibatnya, arus penumpang termasuk untuk para tamu masih melalui Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Kota Balikpapan.


Belum lagi daya dukung air, listrik, infrakstruktur jalan, penginapan dan lain sebagainya. Persiapan yang singkat bakal menimbulkan banyak risiko termasuk soal keamanan dan logistik yang rumit. Banyak yang khawatir tentang kemampuan IKN mengelola kerumunan besar dan memastikan keamanan acara.


Selama ini Jakarta telah menjadi pusat peringatan kemerdekaan selama bertahun-tahun. Banyak orang merasa bahwa merayakannya di tempat yang sama memiliki nilai historis dan simbolis yang kuat.


Bagi penduduk Jakarta dan Bodetabek seperti Maman, yang telah terbiasa dengan perayaan di kota mereka mungkin merasa kehilangan jika acara dipindahkan. Ada kekhawatiran bahwa perpindahan lokasi bisa mengurangi partisipasi dan keterlibatan publik terhadap pemerintah.


Jadi, kalau memang belum siap sebaiknya jangan dipaksakan dan malah berujung buang-buang anggaran untuk acara seremonial dan hiburan dalam waktu satu hingga dua hari saja. Tak elok juga berpesta kemerdekaan sementara di sudut-sudut negeri termasuk di lokasi yang dijadikan IKN ini warganya masih kesulitan, bertahan dari gempuran tingginya harga bahan pokok, kesulitan mendapatkan pekerjaan, minimnya honor guru, tingginya angka kemiskinan hingga mahalnya biayai pendidikan serta masalah lainnya.


Mereka hanya bisa menonton kemewahan di depan mata dan hura-hura perayaan kemerdekaan bukan untuk mereka. Kepentingan masyarakat bakal kembali menjadi korban dari pemenuhan ego dan gengsi penguasa semata. 


Sumber: Inilah

Penulis blog