DEMOCRAZY.ID - Aksi flexing menantu Presiden Jokowi, Erina Gudono memamerkan kepergiannya ke Amerika Serikat naik private jet mewah Gulfstream G650ER bersama sang suami, Kaesang Pangarep, menjadi sorotan media Singapura.
Aqil Hamzah di artikel berjudul Putra bungsu Jokowi yang didiskualifikasi dari pemilu bulan November, mendapat kecaman saat berkunjung ke AS di tengah protes dan dimuat situs berita the Straits Times pada Selasa, 26 Agustus 2024, menyoroti kontroversi tersebut.
Dia menulis, di platform media sosial X, netizen menunjukkan bahwa pesawat Gulfstream G650ER yang dinaiki Erina dan Kaesang, dimiliki oleh Garena, perusahaan game milik SEA yang berbasis di Singapura.
Namun, dari hasil penelusuran di situs Administrasi Penerbangan Federal AS menunjukkan bahwa pesawat tersebut saat ini dimiliki oleh wali Bank of Utah.
Catatan di situs penerbangan RZJets didapati informasi tentang status pengiriman pesawat.
RZJets menyebutkan, private jet Gulfstream G650ER tersebut awalnya dikirim ke Garena pada 15 Juli 2021. Kemudian, pesawat jet tersebut dibeli oleh perwalian Bank of Utah pada 29 Desember 2022.
Namun sebegitu jauh. SEA belum menanggapi permintaan informasi lebih lanjut yang diajukan oleh The Straits Times terkait hal ini.
Upaya Presiden Joko Widodo membangun dinasti politik di Indonesia mendapat pukulan telak setelah putra bungsunya didiskualifikasi pada Pilkada Jakarta November lalu karena faktor usia.
Flexing Erina Gudono
Aksi flexing menantu Presiden Jokowi, Erina Gudono memamerkan stroller mahal (foto kiri) dan saat Erina bersama sang suami, Kaesang Pangarep, di California, Amerika Serikat.
Pada usia 29 tahun, Kaesang Pangarep masih belum mencapai usia minimum 30 tahun yang disyaratkan pada saat pendaftaran kandidat, yang berlangsung antara tanggal 27 dan 29 Agustus 2024.
Kemarahan publik kepada Kaesang dan istrinya Erina Gudono meningkat ketika pasangan tersebut melakukan perjalanan ke AS dengan jet pribadi untuk mengunjungi Universitas Pennsylvania, di mana ia akan mengejar gelar master di Sekolah Kebijakan dan Praktik Sosial di bidang beasiswa, sementara protes jalanan yang penuh kekerasan meletus di dalam negeri.
Platform media sosial, khususnya Instagram, dibanjiri dengan hinaan yang ditujukan kepada pasangan tersebut, yang telah membagikan video pendek dan foto perjalanan mereka, karena pengguna mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap perjalanan tersebut.
Jet pribadi Gulfstream juga dengan cepat menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di negara tersebut.
Selain jet pribadi, masyarakat Indonesia juga mempermasalahkan gaya hidup mewah pasangan tersebut – yang cuplikannya dibagikan di akun Instagram Ibu Erina.
Dalam salah satu postingannya, ia membagikan foto lobster roll seharga 400.000 rupiah (S$33,80) yang dibeli di Grand Central Market di Los Angeles, California.
Hal ini memicu kemarahan di kalangan pengguna media sosial di Indonesia, karena biaya yang harus dibayar hampir sepersepuluh dari upah minimum di Jakarta.
Sebuah postingan terpisah di akun Instagram Erina menunjukkan pasangan calon ibu tersebut membeli kereta dorong bayi yang harganya sekitar 21 juta rupiah, menurut situs web pabrikan Eropa.
Dalam beberapa hari terakhir, akun media sosial pasangan ini dibanjiri komentar, jumlahnya mencapai puluhan ribu.
Sebagian besar dari mereka bernada negatif, termasuk salah satu yang mengatakan: “Jokowi (sebutan populer untuk Pak Widodo) selalu menyuruh masyarakat untuk membeli barang lokal, tapi keluarga ini suka membeli barang dari luar negeri. Sungguh munafik.”
Yang lain membandingkannya dengan Marie Antoinette – ratu terakhir Perancis yang dipenggal selama Revolusi Perancis – dengan beberapa netizen mengatakan “Biarkan mereka makan kue”, mengacu pada kutipan terkenal yang sering dikaitkan dengannya.
Para analis mengatakan ketidakhadiran Kaesang dalam pemilu November merupakan kemunduran besar bagi Widodo, yang, meski populer, tidak bisa menentang keinginan rakyat.
Analis politik Djayadi Hanan dikutip The Straits Times mengatakan, ambisi Jokowi untuk menciptakan dinasti politik mungkin akan berakhir bahkan sebelum dimulai.
Saat ini, Presiden Jokowi telah memiliki dua anggota keluarga yang memegang kekuasaan, dengan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Wakil Presiden, dan menantu laki-laki Bobby Nasution yang bersaing untuk menjadi gubernur Sumatera Utara dengan dukungan dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Memiliki orang lain yang terkait dengan dirinya untuk berkuasa akan memperkuat cengkeramannya, tetapi saat ini, dia harus memikirkan kembali hal tersebut,” kata Dr Djayadi, yang menambahkan bahwa diskualifikasi Kaesang merupakan kemunduran yang signifikan terhadap aspirasinya lebih lanjut.
Upaya Jokowi untuk mencalonkan putra bungsunya dalam Pemilu hanya akan mengundang kemarahan masyarakat, katanya, dan hal ini dapat menggoyahkan kepercayaan diri Presiden dalam membangun dinasti politik.
Para pengunjuk rasa yang dipimpin oleh mahasiswa berkumpul di luar gedung DPR Jakarta minggu lalu, menekan anggota parlemen untuk membatalkan RUU kontroversial yang menghalangi kandidat yang tidak didukung oleh Widodo dan Prabowo untuk berpartisipasi dalam pemilu daerah bulan November.
Protes juga terjadi di tempat lain di ibu kota dan kota-kota besar lainnya, termasuk Bandung, Surabaya dan Semarang, ketika ribuan orang melakukan demonstrasi jalanan.
“Meskipun dia (Jokowi Widodo) adalah Presiden saat ini, masyarakat telah menunjukkan perlawanan terbuka dengan melakukan protes dalam seminggu terakhir, untuk mengatakan cukup sudah,” kata Dr Djayadi.
“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kita adalah pihak yang berkuasa, kekuatan sebenarnya ada di tangan rakyat,” ujarnya.
Sumber: Tribun